Minggu, 08 Februari 2009

MASALAH SOSIAL DALAM KB

MASALAH SOSIAL DALAM KB
D I S U S U N OLEH: KLOMPOK 9 VINI ASLINAR YASIR ARIFIN YUSNIDAR Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Deli Husada-Deli Tua T/A 2008
MASALAH SOSIAL DALAM KELUARGA BERENCANA
A. masalah kependudukan di indonesia program keluarga berencana (family Plening) muncul sebagai salah satu jawaban terhadap berbagai masalah kependudukan keppres No 38 tahun 1978: menekankan tugas BKKBN adalah mempersiapkan kebijaksanaan umum dan mengkordinir pelaksana KB nasional dan kependudukan yang mendukungnya, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, serta mengkordinir program di lapanan.
Pokok-pokok Kegiatan BKKBN - Penerangan dan motivasi - Pelayanan kontrasepsi - Pendidikan dan latihan - Perencanaan - Supervisi - Pencatatan dan laporan - Jaringan informasi dan dokumentasi KB - Pnelitian dan penilaian - Logistik - Sekretaris dan Keuangan
2. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi Kegiatan ini merupakan spesialisasi khusus para tenaga medis, ini umumnya dilakuakan melalui beberapa bentuk pendekatan. Seperti misalnya: a. pendekatan klinik, seperti: - Klinik KB statis - Team medis keliling - Program KB rumah sakit b. Pendekatan Non Klinik, seperti: - saluran komersial - pengikutsertaan dokter dan praktek suasta - petugas penyuluhan KB c. Pendekatan-pendekatan lain Misalnya pengembangan pelayanan metode-metode KB baru, seta metode lain yang dianggap epektip.
1. Program KB Sebagai Inovasi Sosial - Mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti program KB bukanlah pekerjaan mudah. Tidak semudah kegiatan “sales Promosion” yang menawarkan barang-barang seperti sabun, atau perlengkapan rumah tangga lainnyan. Pemasyarakatan ide KB adalah suatu proses. Karna pada dasarnya, program KB adalah suatu badan sosial dalam bidang kependudukan. Everett M.roger dalam bukunya: Comunication of innovation, mengartikan abhwa inovasi setiap gagasan atau bidang yang dianggap baru oleh seseorang, maka sesuatu tersebut adalah inovasi bagi seseorang itu.
Mengajak seseorang untuk mengikuti program KB, berarti mengajak mereka untuk meninggalkan nilai dan norma lama, Nilai-nilai lama tersebut antara lain: 1. Adanya anggapan bahwa anak adalah jaminan hari tua. 2. Khususnya dalam masyarakat agraris, semangkin banyak anak semangkin menguntungkan bagi keluarga dalam penyediaan tenaga kerja dalam bidang pertanian. 3. Kedudukan anak laki-laki sebagi factor penerus keturunan masih amat dominant. Karna tidak memiliki keturunan laki-laki dikalangan kelompok masyarakat tertentu, berarti putusnya hubungan dengan silsila klompok, 4. banyak anak banyak rezeki.

1 komentar:

kalau udah di baca beri komentar ya....