Senin, 19 Januari 2009

KESEHATKAN LINGKUNGAN

LATAR BELAKANG
Hakekatnya s/ keadaan linhkungan yg optimum ---- berpengaruh pd status keseht.
Lingk salah satu faktor status kesht (H.L. Blum, 1974)
Masalah yg utama di negara berkembang
Masalah yang akan terus berkembang disetiap negara
Usaha u/ memperbaiki & me↑ bervariasi

Aspek Kesehatan Lingkungan
Perumahan
Pembuangan kotoran
Penyediaan air bersih
Pembuangan sampah
Pembuangan air limbah

Perumahan/ pemukiman
Syarat pokok --- pusat kehidupan klg, bentuk & macam ---- mempengaruhi status kesh.

Memenuhi syarat kesehatan
Letak rumah didirikan
Cara memelihara & memakai
Bahan bangunan
Ventilasi – keseimbangan O2 & membebaskan bakteri penyakit
Cahaya – penerangan yg cukup; 15% - 20% luas rumah
Luas rumah --- tiap orang 2,5 – 3 m2

Fasilitas penting yg lain
Penyediaan air bersih
Pembuangan tinja
Pembuangan air limbah
Pembuanagan sampah
Fasilitas dapur
Ruang berkumpul keluarga
Perhatian penting

Faktor lingkungan; fisik, biologis, sosial
Tingkat kemampuan ekonomi
Tehnologi yg dimiliki
Kebijakan tata kota

Penyedian Air Bersih
Air merupakan kebutuhan komplek yg harus dipenuhi
Biologis --- dewasa 55 – 60%, anak 65%, bayi 80%
Kebutuhan sehari hari: masak, mandi, cuci dan minum
Kebutuhan air negara maju 60 – 120 liter perhari, berkembang 30 – 60 liter perhari

Syarat Kesehatan
Fisik; tidak berwarna, tidak berasa, suhu rendah dari suhu luar
Bakteriologis: 100 cc air – 4 Bakteri E. Coli
Kimiawi: Flour (F), Cl (Chlor), As(arsen), Besi (FE), CU(tembaga), co2, Ph, zat organik

Sumber Air
Hujan
Sungai
Danau
Mata air
Air sumur dangkal: 5 – 15 meter
Air sumur dalam: ≥ 15 meter

Pengolahan Sederhana
Alamiah – ditampung (storage)
Menyaring --- air sungai --- PDAM
Memberikan zat kimia; tawas – koagulasi chlor – membunuh penyakit di air
Mengalirkan udara --- menghilangkan Co2, meningkatkan derajat keasaman
Air minum --- kebuth rumah tangga
Kunsumsi umum
Pengolahan air hujan
Pengolahan air sungai
Pengolahan mata air
Konsumsi RT
Air sumur
Air hujan

gagal ginjal kronik

DEFINISI
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min. (Suyono, et al, 2001)
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. (Smeltzer & Bare, 2001)

ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain : 1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis) 2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis) 3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis) 4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik) 5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal) 6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme) 7. Nefropati toksik 8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih) (Price & Wilson, 1994)

PATOFISIOLOGI
a. Penurunan cadangan ginjal;
b. Insufisiensi ginjal;
c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir;

MANIFESTASI KLINIK
. Neurologi Tidak mampu konsentrasi Kelemahan dan keletihan  Konfusi/ perubahan tingkat kesadaran Disorientasi Kejang Rasa panas pada telapak kaki Perubahan perilaku

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium darah
Pemeriksaan Urin
2. Pemeriksaan EKG
3. Pemeriksaan USG
4. Pemeriksaan Radiologi

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi : 1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat. 2. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti epoetin alfa bila terjadi anemia. 3. Dialisis 4. Transplantasi ginjal (Reeves, Roux, Lockhart, 2001)

KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain : 1. Hiperkalemia 2. Perikarditis 3. Hipertensi 4. Anemia 5. Penyakit tulang (Smeltzer & Bare, 2001)

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM MUSKULUSCLETAL

PENDAHULUAN:
Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi sistem muskuluskletal yang optimal. Aktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifnya interaksi antara sendi yang normal dengan unit-unit neuromuscular yang menggerakkannya .
Cedera pada satu bagian system muskuloskeletal biasanya menyebakan cedera atau disfungsi struktur di sekitarnya dan struktur yang dilindungi atau disangganya. Penanganan cedera system muskuloskletal, meliputi pemberian dukungan pada bagian yang cedera sampai penyembuhan selesai. Dukungan dapat diperoleh, baik secara eksternal maupun internal. Setelah efek cedera dan nyeri hilang, usaha penanganan difokuskan pada pencegahan fibrosis, kekakuan pada organ yang cedera dengan cara latihan yang baik, proses penyembuhan dan pengembalian fungsi dapat dipercepat dengan terapi fisik.
FRAKTUR
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang / retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.

Jenis patah tulang
Patah tulang tertutup (patah tulang simplek).
Tulang yang patah tidak tampak dari luar.
Patah tulang terbuka (patah tulang majemuk).
Tulang yang patah tampak dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan. Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.
Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan).
Merupakan akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang
Patah tulang karena tergilas.
Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang.
Patah tulang avulsi.
disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat.
Patah tulang patologis.
Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh
Penyebab
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh.Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.
Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:
Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
Usia penderita
Kelenturan tulang
Jenis tulang.
Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteoporosis atau tumor bisa mengalami patah tulang.
Gejala:
Nyeri biasanya merupakan gejala yang sangat nyata. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin memburuk, apalagi jika tulang yang terkena digerakkan. Menyentuh daerah di sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga penderita tidak dapat menggerakkan lengannya, berdiri diatas satu tungkai atau menggenggam dengan tangannya.Darah bisa merembes dari tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak) dan masuk kedalam jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.
Diagnosa:
Foto rontgen biasanya bisa menunjukkan adanya patah tulang.Kadang perlu dilakukan CT scan atau MRI untuk bisa melihat dengan lebih jelas daerah yang mengalami kerusakan.Jika tulang mulai membaik, foto rontgen juga digunakan untuk memantau penyembuhan.
Pengobatan:
Tujuan dari pengobatan adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya. Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah sembuh, tulang biasanya kuat dan kembali berfungsi.Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi pergerakan. Dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka (terutama pada anak-anak), tulang bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan, akan sembuh sempurna.Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (imobilisasi).
Imobilisasi bisa dilakukan melalui:
Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah
Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.
Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani Fisioterapi.
ASUHAN KEPERAWATAN:
Diagnosis keperawatan 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Tujuan keperawatan
Rasa nyaman meningkat atau nyeri berkurang/hilang
Kriteria hasil
Klien tidak mengeluh nyeri karena nyeri berkurang
Intervensi keperawatan
Kaji intensitas nyeri TKTP, porsi kecil tetapi sering
Atur posisi yang nyaman untuk mengurangu tekanan dan mencegah otot-otot menjadi tegang sehingga menurunkan rasa nyeri
Anjurkan relaksasi / distraksi untuk menurunkan nyeri
Anjurkan melakukan imajinasi untuk mengalihkan perhatian dari rasa nyeri
Kolaborasi dengan dokter dalam terapi analgetik untuk mmngurangi atau menghilangkan nyeri.
Rasionalisasi:
Dengan mengkaji intensitas nyeri klien agar mengetahui tingkat nyeri dan rasa nyeri berkurang
Dengan mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien untuk mengurangi tekanan dan mencegah otot-otot menjadi tegang sehingga menurunkan rasa nyeri
Dengan menganjurkan kepada pasien agar memasang relaksasi / distraksi diharapkan dapat menurunkan nyeri
Dengan menganjurkan kepada pasien untuk melakukan imajinasi untuk mengalihkan perhatian dari rasa nyeri
Dengan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapy analgetik, diharapkan dapat mengurangi atau menghilamgkan rasa nyeri.
Diagnosa keperawatan 2
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan jaringan
Tujuan keperawatan
Meningkatkan mobilitas pada tingkat yang paling mungkin
Kriteria hasil
Klien mampu bergerak dan kekuatan otot meningkat
Intervensi keperawatan
Kaji derajat imobilitas
Dorong partisipasi pada aktivitas teraupetik
Bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, kruk, dan tongkat
Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM

PENGERTIAN
Keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan kondisi obyektif, dipertahankan terus menerus.
Tidak dapat digoyahkan dengan argumentasi rasional
Keyakinan palsu yang tetap dipertahankan sekalipun dihadapkan cukup bukti kekeliruannya
Tidak serasi dengan latar belakang pendidikan dan sosial budaya
RENTANG RESPON WAHAM
JENIS WAHAM
Waham kebesaran
Waham kejaran
Waham depresif dan nihilistik
Waham agama
Waham somatik
Siar pikir
Sisip pikir
Kontrol pikir