Minggu, 08 Februari 2009

IMUNISASI

IMUNISASI
PENGERTIAN
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh.
TUJUAN DAN KEGUNAAN IMUNISASI
Untuk melindungi dan mencegah terhadap penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.
Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit.
SASARAN IMUNISASI
Semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir memerlukan Imunisasi untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya.
Semua orang yang kontak (berhubungan) dengan penderita penyakit menular
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI / VAKSINASI
Memberikan suntikan imunisasi pada bayi anda tepat pada waktunya adalah faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi anda. Yakinlah bahwa dengan membawa bayi anda untuk melakukan imunisasi adalah salah satu yang terpenting dari bagian tanggung jawab anda sebagai orang tua.  Imunisasi (atau “vaksinasi”) diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak.  Imunisasi biasanya diberikan selama waktu pemeriksaan rutin ke dokter atau klinik.  
Imunisasi yang diwajibkan:
Imunisasi yang dianjurkan:
IMUNISASI BCG
Pemberian vaksin ini memimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakait tuberkulosis (TBC).BCG diberikan 1 kali sebelum umur 2 bulan.BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.
Vaksin disuntikkan didaerah insersio muskulus deltoideus dengan dosis untuk bayi < 1 tahun sebanyak 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml.pada bayi perempuan dapat diderikan suntikan di paha kanan atas.
Kontraindikasinya
pasien dengan :Immunokompromis (leukemia,pengobatan steroid jangka panjang,dan infeksi HIV).
Reaksi yang mungkin terjadi:
Reaksi lokal yang terjadi 1-2 Minggu setelah penyuntikan berupa indurasi dan eritema di tempat suntikan yang beru bah menjadi pustula kemudian pecah menjadi ulkus,dan akhirnya menyembuh spontan dalam waktu 8-12 Minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
Reaksi regional berupa pembesaran kelenjar aksila atau servikal,konsistensi padat,tidak nyeri tekan,tidak disertai demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 Bulan.
IMUNISASI DPT
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.
Manfaat Imunisasi DPT Dasar
Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami.
Difteri
Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bacteria yang disebut Corynebacterium diphtheriae. Sifatnya sangat ganas dan mudah menular. Seorang anak akan terjangkit difteria bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier) : yaitu dengan terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman. Bila anak nyata menderita difteri dapat dengan mudah dipisahkan. Tetapi seorang karier akan tetap berkeliaran dan bermain dengan temannya karena memang ia sendiri tidak sakit. Jadi, ditinjau dari segi penularannya, anak karier ini merupakan sumber penularan penyakit yang sulit diberantas
Pertusis
Pertusis atau batuk rejan, atau yang lebih dikenal dengan batuk seratus hari, disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis. Penyakit ini cukup parah bila diderita anak balita, bahkan dapat berakibat kematian pada anak usia kurang dari 1 tahun. Gejalanya sangat khas, yaitu anak tiba-tiba batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah. Karena batuk yang sangat keras, mungkin akan disertai dengan keluarnya sedikit darah. Batuk akan berhenti setelah ada suara melengking pada waktu menarik nafas, kemudian akan tampak letih dengan wajah yang lesu. Batuk semacam ini terutama terjadi pada malam hari. Bila penyakit ini diderita oleh seorang bayi, terutama yang  baru berumur beberapa bulan, akan merupakan keadaan yang sangat berat dan dapat berakhir dengan kematian akibat suatu komplikasi.
Tetanus
Penyakit Tetanus masih terdapat diseluruh dunia, karena kemungkinan anak untuk mendapat luka tetap ada. Misalnya terjatuh, luka tusuk, luka bakar, koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka tersebut merupakan pintu masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium tetani. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk racun yang berbahaya. Racun inilah yang merusak sel susunan saraf pusat tulang belakang yang menjadi dasar timbulnya gejala penyakit. Gejala tetanus yang khas adalah kejang, dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka.
IMUNISASI HEPATITIS B
Pemberian vaksin ini meninbulkan kekebalan aktif trhadap penyakit hepatitis B.Imunisasi ini diberikan sendiri mungkin segera setelah bayi lahir.Imunisasi dasar diberikan 3 kali dengan jarak waktu satu bulan antara suntiikan 1 dan 2,dan lima bulan antara suntikan 2 dan 3.Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar

Pada bayi lahir dari ibu dengan HbsAg negatif diberikan 5 mcg vaksin rekombinan atau 10 mcg vaksin plasma derived.Dosis kedua diberikan saat berumur1-2 bulan dan ketiga umur 6 bulan.
Pada bayi lahir dari ibu dengan HbsAg positif diberikan 0,5ml Hepatitis B Immune Globulin (HBIG) dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 5 mcg vaksin rekombinan atau 10mcg vaksin plasma derived yang disuntikkan pada sisi yang berlainan.
Pada bayi lahir dari ibu dengan HbsAg yang tidak diketahui diberikan 0,5 ml mcg vaksin rekombinan atau 10 mcg vaksin plasma derived.
Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun kemudian.Sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar HbsAg.
IMUNISASI POLIO
Polio atau lengkapnya poliomielitis ialah penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh kedua kaki. Walaupun dapat sembuh tetapi akan pincang seumur hidup.Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Ada 2 jenis vaksin polio yaitu:
Vaksin salk (berisi virus polio yang telah dimatikan dan diberikan secara suntik.
Vaksin sabin (berisi vaksin hidup yang telah dilemahkandan diberikan dalam bentuk pil atau cairan).
IMUNISASI CAMPAK
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Imunisasi campak dianjurkan diberikan satu dosis pada umur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulang 6 bulan kemudian
Kontraindikasinya
infeksi akut disertai demam lebih dari 38°C,defesiensi imunologis,pengobatan dengan imunosupresif,alergi protein telur,hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin.Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam,ruam kulit,diare,konjungtivitis,dan gejala katarak serta ensefalitis (jarang).
PROGRAM PERBAIKAN GIZI
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangungan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang optimal
Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh
keadaan fisiologis
keadaan ekonomi
sosial
politik dan
budaya
Keadaan gizi meliputi
proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktifitas. Kurang gizi dapat terjadi dari beberapa akibat, yaitu ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorsi dan penyakit infeksi.
Masalah dalam perbaikan gizi
Masalah gizi makro adalah: masalah gizi yang utamanya disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
sasaran program perbaikan gizi makro ini berdasarkan siklus kehidupan yaitu :

wanita usia subur
dewasa
ibu hamil
bayi baru lahir
balita dan
anak sekolah
Manifestasi dari masalah gizi makro:
1.Berat Bayi lahir Rendah (BBLR)
2.Gizi Kurang pada Balita
3.Gangguan Pertumbuhan.
4.Kurang Energi Kronis (KEK)
4.1.Pada Wanita Usia Subur (WUS)
4.2.Pada Ibu Hamil (Bumil)
PENYEBAB MASALAH
Penyebab langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.
Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
BINA KESEHATAN KELUARGA (ANAK,REMAJA,LANSIA )
1.Pembinaan keluarga Balita/Anak
Setelah bayi lahir keluarga balita dimotivasi untuk mengikuti kegiatan Posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB) yaitu wahana pembelajaran orangtua dalam penga-suhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. Kegiatan ini sangat penting mengingat masa di bawah lima tahun adalah “masa emas” (golden age)
2.Pembinaan Keluarga Remaja
orang tua atau keluarga kurang memiliki pengetahuan yang memadai tentang aspek-aspek perkembangan remaja termasuk perkembangan biologis dan psikologis serta permasalahan remaja lainnya. Oleh sebab itu pemberdayaan keluarga remaja melalui kegiatan pembinaan dan pengasuhan remaja lebih menekankan kepada “membangun hubungan yang harmonis antara orang tua dengan remaja” agar remaja lebih terbuka kepada orang tuanya.
3.Pembinaan Keluarga Lansia
Bagi keluarga lansia kegiatan peningkatan kualitas lansia diarahklan kepada upaya keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan, rasa ketidakberdayaan lansia dan perasaan ditelantarkan anak serta menyalurkan potensi lansia dalam meningkatkan kesejahteraannya. Lansia yang masih produktif dimungkinkan untuk diberdayanak agar mempunyai kegiatan yang dapat meringankan beban keluarga.
Dengan Wahana Bina Keluarga Lansia (BKL) keluarga diharapkan dapat berbagi pengalaman dalam merawat lansia dan memberdayakan lansia itu sendiri agar tetap sehat dan bugar serta merasa dihargai sebagai sesepuh yang dapat menjadikan “keluarga harmonis bagi 3 generasi yang hidup dalam satu atap”.

1 komentar:

kalau udah di baca beri komentar ya....