Minggu, 08 Februari 2009

KRITERIA DIAGNOSTIK PPDGJI III

I. GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Adalah gangguan mental yg mempunyai dasar organik yg patologis yg dapat diidentifikasi mis tumor otak, peny serebrovaskular, intoksikasi obat2an.
Ada 3 kelompok ggan ini yg gejala utamanya adalah ggan kognitif berupa ggan daya ingat, ggan berbahasa dan ggan perhatian yi:
Delirium
Demensia
Ggan Amnestik
A. DELIRIUM
G/utama: Ggan kesadaran,ggan kognitif.
G/mental: ggan mood,ggan persepsi, ggan perilaku.
G/neurologis: tremor, nistagmus, inkoordi-nasi, inkontinentia urine.
Onset mendadak:bbrp jam – hari.

Perjalanan peny singkat dan berfluktuasi.
Perbaikan cepat, bila penyebab teridentifi-kasi dan dihilangkan.
Faktor predisposisi: usila, anak2, cedera otak yg telah ada sebelumnya, ketergantungan alkohol, kanker, ggan sensoris dan malnutrisi.


Gambaran klinis: penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan dgn penu-runan kemampuan unt memusatkan, mem-pertahankan atau mengalihkan perhatian yg berfluktuasi.
G/awal: kecemasan, mengantuk, insomnia, halusinasi, mimpi yg menakutkan pada malam hari dan gelisah.

G/penyerta: ggan tidur-bangun, sering me-ngantuk pd siang hari, tidur terputus-putus dan singkat disertai mimpi yg menakutkan.
T/simptomatik, antipsikotik.
Prognosis: reversibel.

B. DEMENSIA
Suatu sindroma yg ditandai dgn berbagai ggan fungsi kognitif tanpa ggan kesadaran.
Fungsi kognitif yg terganggu: inteligensia umum, belajar, ingatan, bahasa, memecah-kan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial.

Ggan dpt progresif, statis, permanen dan reversibel bila diberi pengobatan tepat waktu.
Merup. Peny. Lansia, 50-60% menderita demensia tipe Alzheimer.


Penyebab : 75% demensia Alzheimer dan demensia vaskular, sisanya ok peny.Pick, peny.Huntington, peny.Parkinson, HIV, trauma kepala.

Gambaran klinis: Ggan daya ingat G/awal yg menonjol mulanya hanya pd peristiwa yg baru, seterusnya ingatan lama juga akan terganggu. Juga didapati ggan bahasa dan ggan orientasi.
G/neurologis: apraksia, agnosia, kejang2, nyeri kepala, pusing sampai pingsan.


Yg paling mengganggu pd keluarga adalah perubahan kepribadian Dapat menjadi introvert, waham paranoid yi memusuhi keluarga, mudah marah dan meledak-ledak, juga dapat dijumpai halusinasi.
Ggan mental lain : depresi, cemas, ggan afek tertawa atau menangis patologis.
T/ simptomatis.
C. GANGGUAN AMNESTIK
Ditandai dgn G/tunggal: Ggan daya ingat yg menyebabkan ggan bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
Paling sering ditemukan pd Ggan penggu-naan alkohol dan Cedera kepala.

Ggan daya ingat ditandai dgn ggan pada kemampuan unt mempelajari informasi baru (Amnesia anterograd) dan ketidakmampuan unt mengingat pengetahuan sebelumnya (Amnesia retrograd).


Daya ingat jangka pendek (short term memory), daya ingat segera (recent memory) biasanya terganggu juga.
Onset dapat tiba2 atau bertahap.
G/ dapat sementara atau menetap.

Pemulihan yg lengkap bisa terjadi pada Epilepsi lobus temporalis, ECT, penggunaan obat tertentu seperti benzodiazepin dan barbiturat.
T/ simptomatis.

II. GGAN. MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF.
INTOKSIKASI AKUT

Suatu kondisi peralihan yg timbul akibat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi ggan kesadaran, ggan fungsi kognitif, ggan persepsi, ggan afek, ggan perilaku atau ggan fungsi respons psikofisiologis lainnya.

Selalu dikaitkan dgn peningkatan dosis, kec. pada kondisi organik tertentu seperti insuf-fisiensi ginjal atau hati yg dalam dosis kecil dapat menimbulkan intoksikasi yg berat.
Intensitas intoksikasi akut berkurang dgn berlalunya waktu dan akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi penggunaan zat lagi, kecuali ada jaringan yg rusak atau terjadi komplikasi yg lain.

G/ tdk selalu mencerminkan primer dari zat misalnya :
- zat depresan  agitasi, hiperaktivitas
- zat stimulan  penarikan diri, introvert.
- alkohol  dosis efek stimulan, dosis tinggi menjadi agitasi, agresi, pd dosis lb tinggi lagi malah menjadi sedasi.

SINDROMA KETERGANTUNGAN
Suatu kelompok fenomena fisiologis, perilaku dan kognitif akibat penggunaan suatu zat atau golongan zat tertentu yg menimbulkan keinginan yg kuat unt menggunakan zat psiko aktif baik yg diresepkan atau pun tidak, termsk menggunakan alkohol atau tembakau.

Khas: individu akan menunjukkan gejala tertekan, agitasi, tanda fisik lain bila zat dimaksud dihentikan.
Ada reaksi kompulsi unt menggunakan zat ketika individu berusaha unt menghentikan.

KEADAAN PUTUS ZAT
Sekelompok gejala dgn aneka bentuk dan keparahan yg terjadi pada penghentian pemberian zat secara absolut atau relatif sesudah penggunaan zat yg terus menerus dan dalam jangka panjang atau dosis tinggi.

Onset dan perjalanan putus zat biasanya waktunya terbatas, berkaitan dgn jenis dan dosis zat yg digunakan sebelumnya.
Keadaan putus zat dapat disertai dgn kejang.
Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator dari sindroma ketergantungan.

GGAN BERHUBUNGAN DGN ALKOHOL
Ketergantungan alkohol paling sering.
Insiden usia 20 – 35 thn, pria > wanita.
Komorbiditas psikiatri: ggan kepribadian anti sosial, ggan mood, ggan kecemasan, percobaan bunuh diri.

Alkohol dpt mengurangi agora fobia, fobia sosial, tetapi dapat mengakibatkan ggan panik dan ggan cemas menyeluruh.
Efek fisiologis kerusakan Hati, sistem GI, peningkatan TD, disregulasi lipoprotein dan trigliserida, meningkatnya resiko MCI dan peny. Serebrovaskular lainnya.


Intoksikasi alkohol yang parah dapat menyebabkan koma, depresi pernafasan dan kematian.
Putus alkohol 
- tremor  6-8 jam putus alkohol.
- waham dan halusinasi 8-12 jam putus alk
- kejang 12-24 jam putus alk.
- delirium  72 jam putus alk.
GGAN BERHUB DGN AMFETAMIN ATAU MIRIP AMFETAMIN
Amfetamin tersedia dlm bentuk dextro am-phetamine (Dexedrine), methamphetamine dan methylphenidate (Ritalin).
Nama jalanan : Crack, Crystal, Speed, Ekstasi, Shabu dll.

Merupakan suatu stimulan dan psikostimulan yg digunakan unt meningkatkan daya kerja dan menginduksi perasaan euforia.
Merupakan zat yg adiktif, walaupun tidak sekuat Kokain.
Penggunaan dpt dgn per oral, i.v dan inha-lasi dgn onset kerja yg cepat.


Ketergantungan dapat menyebabkan penu-runan cepat kemampuan seseorang unt mengatasi kewajiban dan ketegangan yg berhubungan dgn pekerjaan dan keluarga.
Resistensi berlangsung dgn cepat.

Tanda fisik penyalahgunaan: penurunan BB dan ide-ide paranoid.
Intoksikasi amfetamin identik dgn intoksikasi kokain berupa ggan psikotik, yg menghilang setelah 24-48 jam.

Putus amfetamin  cemas, tremor, mood disforik, letargi, fatique, mimpi yg menakut-kan, nyeri kepala, keringat banyak, kram otot, kram lambung, rasa lapar yg tidak pernah kenyang. G/ memuncak dlm waktu
2-4 hari, menghilang dalam 1 minggu.

G/ putus amfetamin yg paling sering adalah depresi yg menjadi berat setelah penggunaan amfetamin dosis tinggi yg terus menerus yg dapat disertai dgn ide atau usaha unt bunuh diri.


Psikosis akibat amfetamin sangat mirip dgn G/ pd Skizofrenia paranoid terutama pada yg akut.
Pd dosis tinggi dan pemakaian jangka panjang, mengakibatkan disfungsi seksual.

Dosis tunggal dan kecil, 5 mg meningkatkan kesehatan, elasi, euforia, ramah, meningkatkan kinerja, penurunan kelelahan, anoreksia dan peningkatan ambang rasa nyeri.
ESO: MCI,hipertensi berat, peny.GI.
T/ simptomatis.

GGAN BERHUB.DGN KAFEIN
Kafein paling sering dalam bentuk kopi atau teh dan merup. zat psikoaktif yg paling banyak digunakan.
Satu cangkir kopi mengandung 100-150 mg kafein, teh 1/3 nya.

Dosis 100 mg dapat menginduksi euforia ringan, dan dosis 300 mg dapat meningkatkan kecemasan.
Dosis diatas 250 mg dapat mengakibatkan intoksikasi kafein dgn G/ : kecemasan, agitasi psikomotor, kegelisahan, iritabel, kedutan pd otot, kemerahan, mual, diuresis, ggan GI, insomnia, rasa geli pd ujung2 jari.


Konsumsi lebih dari 1 gram kafein pem-bicaraan melantur, bingung, aritmia jantung, kelelahan, agitasi yg jelas, tinitus, halusinasi penglihatan ringan berupa kilatan cahaya.
Komsumsi lebih dari 10 gram kafein ke-jang tonik klonik umum, gagal pernafasan dan kematian.
T/ simptomatis dan segera menghentikan mengkomsumsi kafein unt selamanya.
GGAN BERHUB DGN KANABIS
Kanabis berasal dari tanaman Canabis sativa
Cara pakai: dikeringkan, dirajah, digulung dan dihisap seperti rokok.
Nama lain = marijuana = ganja = grass = pot
Efek euforia, efek medis yg potensial sebagai analgesik, anti konvulsan dan hipnotik.

Efek fisik dilatasi pembuluh darah konjung-tiva (mata merah), takikardia ringan. Dosis tinggi  hipotensi ortostatik.
Pemakai berat  URI kronis, kanker paru.
Pemakaian jangka panjang ketergantu-ngan secara psikologis.





Intoksikasi Ggan persepsi, warna2 tampak lb terang, perlambatan waktu yg subjektif, depersonalisasi dan derealisasi.
8 – 12 jam setelah pemakaian  Ggan keterampilan motorik Ggan pengoperasian kenderaan bermotor dan mesin berat.

Efek tambah berat bila + alkohol.
Ggan lain: psikotik, cemas, depresi, hipo mania.
T/: simptomatis dan abstinentia selamanya.

GGAN BERHUB DGN KOKAIN
Kokain adalah zat yg paling adiktif yg sering disalah gunakan dan zat yg plng berbahaya.
Nama lain = snow = coke = girl = lady dll.
Berasal dari tanaman Erythroxylon coca dari Amerika Selatan, oleh penduduk setempat daunnya dikunyah unt mendapatkan efek stimulan.

Digunakan sebagai anastesi lokal unt bedah mata, hidung, gigi dll.
Pemakaian: inhalasi bubuk mel hidung, s.c, i.v dan menghisap seperti rokok.
 iritabilitas, Ggan berkonsentrasi, perilaku kompulsif, insomnia berat, penurunan BB.


Ggan psikiatri : depresi berat, ggan bipolar, ggan siklotimik, ggan kepribadian antisosial.
G/intoksikasi: agitasi, iritabel, ggan pertimbangan, perilaku seksual yg impulsif dan berbahaya, peningkatan aktivitas psikomotor menyeluruh, gejala mania. G/fisik: takikardia, hipertensi dan midriasis.

G/putus kokain depresi, anhedonia, disforia, cemas, iritabel, lelah, hipersomnolensia, kadang2 agitasi.
T/simptomatis dan abstinentia selamanya.

GGAN BERHUB DGN INHALASI
Adalah sindroma psikiatrik akibat pengguna-an pelarut, lem, perekat, pengencer cat dan bahan bakar.
Bahan2 ini tersedia secara legal, mudah didapat dan tidak mahal  pemakaian inhalasi tinggi dikalangan orang miskin dan anak2 muda.

Inhalan sangat cepat diserap melalui paru2 dan cepat dikirim ke otak. Efeknya tanpak dalam waktu 5 menit dan berlangsung selama 30 menit.


Intoksikasi apati, penurunan fingsi sosial dan pekerjaan, ggan pertimbangan, peri laku impulsif dan agresif. G/ fisik: mual, anoreksia, nistagmus, penu-runan refleks, diplopia. Dosis tinggi stupor, coma s/d kematian.
T/ simptomatis dan abstinentia selamanya.
GGAN BERHUB DGN NIKOTIN
Nikotin adalah zat yg bersifat adiktif, sama seperti kokain dan heroin.
Sifat ketergantungan dapat berlangsung dgn sangat cepat, tetapi tidak sampai kepada penyalahgunaan.

Putus nikotin pencarian nikotin yg sangat kuat, ketegangan, iritabilitas, sulit konsen-trasi, mengantuk, penurunan denyut jantung dan tek darah, peningkatan nafsu makan dan BB, peningkatan ketegangan otot.


Dosis 60 mg kematian ok paralisis pernafasan. Rokok dosisnya 0,5 mg.
Toksisitas dosis rendah mual, muntah, salivasi, pucat, lemah, nyeri abdominal, diare, pusing, nyeri kepala, takikardia, keringat dingin, dan sukar berkonsentrasi.
T/simptomatis dan abstinentia selamanya.
GGAN BERHUB DGN OPIOID
Opioid = opiat berasal dari kata opium, yg didapat dari getah bunga Papaver somnife-rum yg mengandung 20 alkaloid opium dan morfin.
Hasil sintesisnya :
Heroin = diacethylmorphine.
Kodein = 3 methoxymorphine.
Dilaudid = hydromorphine.

Efek pada reseptor µ (miu)  analgesia, depresi pernafasan, konstipasi dan ketergantungan.
Efek pd reseptok κ (kappa)  analgesia, diuretika, sedasi.
Efek pd reseptor γ(gamma)  analgesia.



Pemakaian jangka panjang menyebabkan perubahan jumlah dan kepekaan reseptor opiat, yg merupakan mediator unt efek toleransi dan putus zat.
Komorbiditas dgn G/psikiatri yg paling sering adalah Depresi berat, Ggan berhub dgn alkohol, Ggan kepribadian antisosial dan Ggan kecemasan.

15% pengguna melak tentamen suicide.
G/ putus opioid : kram otot yg parah, nyeri tulang, diare berat, kram abdomen, rhinorea, lakrimasi, piloereksi, menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi,takikardia, disregulasi temperatur bisa hipo atau hipertermia.


Intoksikasi opioid perilaku maladaptif seperti euforia awalnya, apatia, disforia, agitasi, retardasi psikomotor, ggan pertimba-ngan dan ggan fungsi sosial. Juga konstriksi pupil, dan pada over dosis berat dilatasi pupil ok anoksia mengan-tuk s/d koma, bicara cadel, ggan atensi atau daya ingat.

Putus opioid (morfin dan heroin):
dimulai 6 – 8 jam setelah dosis terakhir, biasanya setelah 1-2 minggu pemakaian kontinu atau setelah pemberian antagonis narkotik. Puncak sindroma pd hari 2-3, dan menghilang setelah 7-10 hari.


Penderita putus zat jarang yg meninggal.
G/penyerta putus opioid : gelisah, iritabel, depresi, tremor, lemah, mual dan muntah.
G/lain : delirium, ggan psikotik, ggan mood.
Cara penggunaan : per oral, intra nasal dihirup, iv atau sc.

Khusus pemakai iv  efek euforia yang tinggi yg segera dapat dirasakan, diikuti dgn G/ penyerta berupa rasa hangat, berat pada anggota gerak, mulut kering, gatal pada wajah terutama hidung, kemerahan pada wajah.

Bagi yg awam terhadap opioid iv  dysporia, mual, muntah. Dapat  depresi pernafasan, konstriksi pupil, kontraksi otot polos, konstipasi, perubahan tekanan darah, takikardia dan perobahan temperatur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kalau udah di baca beri komentar ya....