Senin, 27 April 2009

gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Tuberculosis (TBC) sudah dikenal sejak dulu kala.Penyakit ini disebabkan oleh kuman “Mycobacterium tuberculosis”.kuman ini pada umumnya menyerang paru-paru dan sebagian lagi menyerang luar paru-paru,seperti kelenjar getah bening (kelenjar),kulit,usu/saluran pencernaan,selaput otak,dan sebagainya.Penyakit TBC merupakan masalah yang besar bagi negara berkembang termasuk indonesia,karena diperkirakan 95% penderita TBC berada dinegara berkembang.dan 75% dari penderita TBC tersebut adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun).
Tahun 1999,WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 orang penderita TBC dengan jumlah kematian sebanyak 140.000 orang.Secara kasar diperkirakan dari setiap 100.000 penduduk indonesia terdapat 130 orang penderita TBC paru yang sangat menular.Penyakit TBC menjadi masalah sosial karena sebagian besar penderitanya adalah kelompok usia kerja produktif,kelompok ekonomi lemah,dan tingkat pendidikan yang rendah.(Yoannes,2008)
Secara umum dapat disampaikan bahwa situasi TB diawal abad 21 ini adalah : setiap hari 20.000 orang jatuh sakit TB,setiap jam 833 orang sakit TB,setiap menit 13 orang jatuh sakit TB,setiap 5 detik satu orang jatuh sakit TB,setiap hari 5.000 orang meninggal akibat TB,setiap jam 208 orang meninggal akibat TB,setiap menit 3 orang meningal akibat TB,setiap 20 detik 1 orang meninggal akibat TB,dan setiap detik orang terinfeksi TB.(Tjandra,2006)
Perbaikan sosial ekonomi,peningkatan taraf hidup dan lingkungan serta kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan.Di negara-negara maju,jauh sebelum ditemukan obat anti TB (tuberkulostatika dan tuberkulosid),jumlah penderita menurun 10-15 % per tahun, berkat perbaikan sosial dan ekonomi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyakit TB sebenarnya dapat hilang dengan sendirinya dari masyarakat berkat perbaikan sosial ekonomi tanpa “obat”.(Ahmad,2008)
Untuk penyakit TBC diIndononesia menduduki peringkat atas,tepatnya peringkat ketiga sedunia.Diindonesia diperkirakan setiap tahunnya 150 ribuan orang meninggal akibat TBC.artinya,setiap hari ada sekitar 300 orang yang meninggal akibat TBC dinegara kita.(Tjandra,2006)
Dari data yang diperoleh dari Desa pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang,terdapat 10 orang yang menderita penyakit Tuberkulosis.
Berdasarkan paparan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Pasien TB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.

1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas adalah bagaimana gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang
1.3.2 Tujuan Khusus
 Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasien TB.Paru berdasarkan usia penderita
 Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasian TB.Paru berdasarkan pendidikan penderita

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa pihak :
1.4.1 Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Deli Husada Delitua Medan
1.4.2 Instansi Kesehatan
Agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien,memberikan informasi yang akurat dan adekuat tentang gambaran tingkat pengetahuan tentang Keteraturan minum obat dengan kesembuhan pasien TB.Paru

1.4.3 Untuk Peneliti Selanjutnya
Merupakan bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian kasus tersebut dimasa yang akan dating.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah Informasi atau maklumat yang disadari oleh seseorang. Pengertian yang lain bahwa pengetahuan merupakan Pengamatan dan pengamalan inderawi dikenal sebagai pangetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.(Meliono dkk,2007)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku dan surat kabar. (Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajarinya.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau informan. (Notoatmodjo, 2003)

2.2 Definisi Tuberkulosis (TBC)
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit akibat infeksi kuman Micobacterium
tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh,dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer .(Arif dkk,2000)
Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.(sugino,2007)
Tuberculosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat merusak paru-paru tetapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis,sistem lympatic,sistem neurologi(miliary TB),sistem genitourinary tulang dan sendi.(Yoannes,2008)

2.3 Etiologi Penyakit TBC
Penyakit TBC adalah sutu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai batang Tahan Asam (BTA) . Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 maret 1882,sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama Basil Koch.Bahkan,Penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).(Ahmad,2008)
Selanjutnya menurut (Dr.Halim,2000) akan dikemukakan beberapa hal yang prinsip :
 M.tuberculosis termasuk familie mycobactericiae yang mempunyai beberapa genus,satu diantaranya adalah mycobacterium,yang salah satu spesiesnya adalah m.tuberculosis.
 M.tuberculosis yang paling berbahaya bagi manusia adalah tipe humanis (kemungkinan infeksi type bovinus saat ini dapat diabaikan,sehingga higiene peternakan makin ditingkatkan).
 Basil TB mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam,sifat ini dimanfaatkan oleh Robert Koch untuk mewarnainya secara khusus.oleh karena itu,kuman ini disebut pula Basil Tahan Asam (BTA).
 Karena sebenarnya Mycobacterium pada umumnya tahan asam,secara teoritis BTAbelum tentu identik ddengan basil TB.tetapi karena dalam keadaan normal penyakit paru yang disebabkan oleh mycobacterium lain(yaitu m.atipik)jarang sekali ditemukan,dalam praktek BTA dianggap identik dengan basil TB.
 Untuk bakteri-bakteri yang lain hanya diperlukan beberap menit sampai 20 menit sampai mitosis,basil TB memerlukan waktu 12 sampai 24 jam.hal ini memungkinkan pemberian obat secara intermiten(2-3 hari sekali)
 Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari,sehingga dalam beberape menit saja akan mati.ternyata kerentanan ini terutama terhadap golombang cahaya Ultraviolet.Basil TB juga rentan.Basil TB juga rentan terhadap panas-basah ,sehingga dalam 2 menit saja basil TB yang dalam lingkungan basah sudah akan mati bila terkena air bersuhu 100 derajat.Basil TB juga akan terbunuh dalam beberap menit bila terkena alkohol 70%,atau lisol 5%.

2.4 Klasifikasi Penyakit TBC
Untuk menentukan klasifikasi penyakit TBC,ada 3 hal yang perlu diperhatikan,yaitu sebagai berikut :
• Organ tubuh yang sakit : paru dan ekstra paru.
• Hasil pemeriksaan dahak Basil Tahan Asam (BTA): positif dan negatif
BTA merupakan bakteri yang tidak rusak dengan pemberian asam
• Tingkat keparahan penyakit
Klasifikasi TBC :
1. TBC paru adalah TBC yang menyerang jaringan paru-paru.TBC paru dibedakan menjadi 2 macam,yaitu sebagai berikut :
a. TBC paru BTA positif (sangat menular)
1. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 pemeriksaan dahak,memberikan hasil yang positif.
2. Satu pemeriksaan dahak memberikan hasil yang positif dan fhoto rontgen dada menunjukkan TBC aktif


b. TBC paru BTA negatif
Pemeriksaan dahak positif negatif/foto rontgen dada menunjukkan TBC aktif,positif negatif yang dimaksudkan disini adalah “hasilnya meragukan”,jumlah kuman yang ditemukan pada waktu pemeriksaan belum memenuhi syarat positif.
2 TBC ekstra paru adalah TBC yang menyerang organ tubuh lain selai paru-paru,misal selaput paru,selaput otak,selaput jantung,kelenjar getah bening (kelenjar),tulang,persendiankulit,usus,ginjal,saluran kencing.(yoannes,2008)

2.5 Patofisiologi Penyakit TBC
Penyakit TBC biasamya menyerang melalui udara yang tercemar dengan bakteri mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk,dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul didalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang yang dengan daya tahan tubuh rendah),dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.oleh sebab itulah TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti aru-paru,otak,ginjal,saluran pencernan,tulang,kelenjar getah bening,dan lain-lain.meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat ini mycobacterium tuberculosa berhasil menginfeksi paru-paru,maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).biasanya melali serangkaian reaksi immunologis bakteri ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding itu membuat jaringan disekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC ini akan menjadi dormant (istirahat).bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik,bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya.sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang ,bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang didalam paru-paru.ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum(dahak).seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.(Halim,2000)

2.5.1 Patogenesis TB/TB Paru
A. TB.Primer
Pada sesorang yang belum pernah kemasukkan basil TB,tes tuberkulin akan negatif karena sistem imunitas seluler belum mengenai basil TB,bila seorang ini mengalami infeksi oleh basil TB,walau segra diprognosis oleh makrofagbasil TB akan mati,bahkan makrofagnya akan mati.dengan demikian,basil TB inilalu dapat berkembang biak secara leluasa dalam 2 minggu pertama dialveolus paru,dengan kecepatan 1 basil menjadi 2 basilsetiap 20 jam,sehingga pada infeksi oleh 1 basil saja,setelah 2 minggu akan bertambah menjadi 100.000 basil(HLOM,1970)

B. TB.Sekunder
Yang dimaksud TB sekunder adalah penyakit TB yang baru timbul setelah 5 tahun terjadinya infeksi primer,mulai sekarang apa yang disebut TB post-primer,secara internasional diberi nama baru,TB sekunder (STYBLO,1978)patogenesisnya mencakup 2 jalur.
Bila terjadi Sistem pertahanan tubuh (dalam hal ini sistem imunitas seluler) melemah,Basil-basil TB sedang “tidur” dapat aktif kembali.proses ini disebut reinfeksi endogen.Dapat pula terjadi super-infeksi basil-basil TB baru dari luar,terutam dinegara-negara dengan prevalensi TB yang masih tinggi , kemungkinan ini tidak boleh diabaikan.cara infeksi denan basil-basil baru disebut reinfeksi eksogen.(Dr.Halim,2000)

2.5.2 Faktor-faktor yang mempermudah timbulnya TB
Berhubung daya tahan tubuh terhadap penyakit TB terutama ditentukan oleh ampuhnya sistem imunitas seluler,setiap faktor yang mempengaruhinya secara negatif akann meningkatkan kerentanan terhadap TB,seperti AIDS,pemakaian kortikosteroid sistemik jangka lama,diabetes melitus,kurang gizi,dsb. Diketahui juga bahwa orang yang mempunyai bekas penyakit TB,walaupun termasuk klasifikasi tenang,bila belum pernah menerima pengobatan spesifik lengkap,kemungkinan menderita TB jauh lebih besar dibandingkan ddengan orang normal.
Akhir-akhir ini juga diketahui bahwa mereka yang tinggi dan kurus lebih besar kemungkinannya mendapat TB bila dibanding dengan mereka yang tidak kurus. (Halim,2000)

2.5.3 memastikan Penyakit TBC
Untuk memastikan bahwa seseorang menderita penyakit TBC atau tidak,dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
• Untuk mengetahui secara pasti seseorang menderita penyakit TBC,di;lakukan pemeriksaan pada dahak/riaknya,bukan ludahnya,
• Pemeriksaan dahak dilakukan sebanyak 3 kali selama 2 hari yang dikenal dengan istilah SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu)
- Sewaktu (hari pertama)
Dahak penderita diperiksa dilaboratorium sewaktu penderita datang pertama kali.
- Pagi (hari kedua)
Sehabis bangun tidur keesokan harinya,dahak penderita ditampung dalam pot kecil yang diberi petugas laboratoriun,ditutup rapat,dan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa.
- Sewaktu (hari kedua)
Dahak penderita dikeluarkan lagi dilaboratorium (penderita datang kelaboratorium)untuk diperiksa.
• Jiika hasil positif,orang tersebut dapat dipastikan menderita penyakit TBC.(Dr.Yoannes,2008)

2.5.4 Resiko Penularan
 Penderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) sangat menular
 Penderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) setelah diobati beberapa minggu,resiko penularannya kecil
 Penderira TBC dengan bakteri dalam darah negatif (-) umumnya tidak menular
 Penularan bakteri TBC melalui udara
 Orang dengan infeksi HIV,imunitasnya rendah mudah terserang TBC atau penyakit lainnyadan positif terinfeksi TBC.

2.6. Tanda dan Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC ini dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru,sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

2.6.1 Gejala sistemik/khusus
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,biasanya dirasakan malam hari disetai keringat malam.kadang-kadang serangan seperti influensa dan bersifat hilang timbul
• Penurunan nafsu makan dan berat badan
• Batuk sekama lebih dari 30 hari(dapat juga disertai darah)
• Perasaan tidak enak(malaise)lemah
• Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya multipel
• Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare

2.6.2 Gelaja Khusus
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena,bila terjadi sumbatan sebagian bronkus(saluran yang menuju keparu-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi,suara nafas melemah yang disertai sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura(pembungkus paru-paru),dapat disertai dengan keluhan sakit dada
• Bila mengenai tulang,maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang apada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya,pada muara ini akan keluar cairan nanah
• Pada anak-anak akan mengenai otak (lapesan pembungkus otak) dan disebut meningitis(radang selaput otak),gejalanya adalah demam tinggi adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada anak tidak menimbulkan gejala,TBC dapat dideteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC Patu dewasa.kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC memberi test uji tuberculin positif.pada anak usia 3 bulan-5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita dengan BTA positif,dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.(Supeno,2007)
Petunjuk WHO untuk diagnosis Tuberculosis
a. Dicurigai Tuberculosis
1. Sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan diagnosis pasti (BTA positif)
2. Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejam, Berat badan menurun, batuk mengi yang tidak membaik dengan pengobatan antibiotik untuk pernafasan
b. Pasti tuberkulosis (confirmed TB)
- pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit
- Uji tuberkulin positif (10 mm/lebih)
- Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis
- Pemeriksaan histologi biopsi sugestif tuberkulosis
- Respons yang baik pada pengobatan dengan OAT
Ditemukan basil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan.identifikasi mycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan.

2.7 Penegakkan Diagnosis TBC
Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyait TBC, maka ada beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memberikan diagnosa yang tepat antara lain:
 Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
 Pemeriksaan fisik secara langsung
 Pemeriksaan laboratorium(darah,dahak,cairan otak)
 Pemeriksaan patologi anatomi (PA)
 Rontgen dada (thorax photo)
 Uji tuberkulin
 Tes mantoux (terutama pada anak-anak)
 Pemeriksaan laju endap darah
Yang harus menjalani pemeriksaan TBC yakni :
• Orang yang diduga mempunyai gejala TBC
• Orang yang dilingkungannya mengidap penyakit TBC (bisa keluaga,teman dan pembantu rumah tangga).(Halim,2000)

2.7.1 Pengobatan Penyakit TBC
Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih.penyakit TBC bisa disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Untuk mengetahui perkembangannya yang kebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah,sputum urine dan X-ray atau raontgen setiap 3 bulannya.
Menurut (Tjandra,2006) ,pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Obat harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat,dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
 Untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan obat,pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung(DOT) oleh seorang pengawas menelan obat (PMO).
 Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap,yaitu tahap awal intensif dan tahap lanjutkan
Tahap Awal (intensif)
- Pada tahap awal intensif (awal) pasien mendapat 3 atau 4 obat sekaligus setiap hari selama 2 bulan dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat
- Bila pengobatan tahan intensif tersebut diberikan secara tepat,biasanya pasien menular menjadi tidak menular dala kurun waktu 1-2 bulan
Tahap Lanjutan
- Pada tahap lanjutan pasien pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,2 macam saja.namun dalam jangka waktu yang lebih lama biasanya 4 bulan.
- Obat dapat diberikan setiap hari maupun secara intermiten,beberapa dalam 1 minggu
- Tahap lanjutan penting adalah untuk mencegah terjadinya kekambuhan

Paduan pengobatan TB Paru
Kategori 1
- Pasien baru TB Paru BTA positif
- Pasien TB Paru BTA negatif dengan gambaran foto thorax sesuai TB
- Pasien TB diluar paru
Kategori 2
- Pasien yang sudah sembuh lalu kambuh lagi
- Pasien gagal , yang tidak sembuh diobati
- Pasien dengan pengobatan setelah sempat berhenti berobat

2.7.2. Tujuan Pengobatan TBC
Pengobatan penyakit TBC dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Menyembuhkan penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan resiko penularan

2.7.3. Tempat berobat penyakit TBC
1. Puskesmas
2. Rumah Sakit
3. BP4/Rumah Sakit paru
4. Dokter umum atau dokter spesialis
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pengobatan
1. Kuman penyakit TBC kebal sehingga penyakitnya lebih sulit diobati
2. Kuman berkembang lebih banyak dan menyerang organ lain
3. Membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh
4. Biaya pengobatan semakin mahal
5. Masa produktif yang hilang semakin banyak

2.7.4. Dasar penatalaksanaan
Pendidikan keluarga dan peran serta keluarga untuk :
 Menjelaskan bahwa penyakit TBC Dapat disembuhkan
 Minum obat secara teratur dan benar
 Makan-makanan yang baik dengan gizi yang seimbang
 Istirahat yang cukup

2.7.5. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengobatan :
Relatif tidak penting
• Istirahat yang cukup
• Perumahan yang sehat
• Makan-makanan bergizi
• Perawatan
• Iklim
• Faktor psikis
Relatif penting
• Luasnya penyakit menyerang tubuh
Penting
• Jenis,jumlah dan dosis obat yang cukup
• Teratur dalam menjalankan proses pengobatan

2.8. Jenis obat
Jenis obat untuk membunuh kuman TB terdiri dari :
1. Rifampisin
2. INH
3. Pyrazinamid
4. Etambutol,pada kasus tertentu perlu penambahan
5. Streptomisin atau kanamisi injeksi,(Ahmad,2008)

2.9. Dosis dan Waktu pengobatan
 Obat TBC harus diminum secara teratur sampai pasien dinyatakan sembuh
 Lama pengobatan umumnya berlangsung selama 6-8 bulan
 Selama 2 bulan pertama,8 tablet sekaligus diminum setiap hari
 Pada 4 bulan berikutnya,3 table sekaligus diminum seminggu 3 kali
 Obat diminum satu per satu,dan harus habis dalam 2 jam
 Sebaiknya obat diminum sebelum makan pagi,atau sebelum tidur malam
(Joko,dkk 2003)

2.10. Dampak Minum obat tidak teratur
Bila tidak minum obat secara teratur akan terjadi :
 Kuman TBC tidak mati
 Timbul resistensi obat,kuman menjadi kebal
 Penyakit TBC tidak sembuh

2.11. Dalam pengobatan yang harus diperhatikan adalah :
 Berhenti merokok,hindari minum-minuman beralkohol,dan obat bius
 Berobat atau periksakan diri anda keDokter
 Jangan menghentikan minum obat sendiri
 Dianjurkan meminum obat dalam keadaan perut kosong (pagi)

2.12. Perubahan saat minum obat
2.12.1. Efek Samping Saat Minum Obat Antara Lain :
 Kulit berwarna kuning
 Air seni berwarna gelap seperti minum air the
 Mual dan muntah
 Hilang nafsu makan
 Perubahan pada pengelihatan
 Demam yang tidak jelas
 Lemas dan keram perut,(Yoannes,2008)


2.13. “Strategi DOTS”
DOTS adalah suatu strategi yang sudah dibaku oleh badan kesehata dunia WHO dala program pemvberantasan TB.DPTS sendiri kepanjangan dari “Directly Observed Treatment,short-course” yang mempunyai 5 komponen :
1. Komitmen pemerintah dalam program pemberantasan TB dimasyarakat sampai tuntas,
2. Diagnosis pasien-pasien TB berdasar pemeriksaan dahak (sputum BTA)secara microskopik.
3. Pemberian obat secara standart selama minimal 6 bulan.
4. Terjamin ketersediaan obat
5. Pencatatan dan pelaparan yang baik terhadap kasus-kasus TB yang diobati.Dimana dan kapan saja pasien diobati harus dicatat dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat. (Ahmad,2008)
2.14. Cara Pencegahan Penyakit TBC
• Hidup sehat (makan-makanan yang bergizi,istirahat yang cukup,olah raga teratur,hindari rokok,alkohol,obat bius,hindari sterss)
• Bila batuk mulut ditutup
• Jangan meludah sembarang tempat
• Lingkungan sehat
• Vaksinasi pada bayi BCG



BAB III
KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk memperlihatkan Gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang Keteraturan makan obat .













3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional

3.2.1 Pengetahuan
Definisi konseptual :
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Definisi opersaional :
Pengetahuan adalah hal-hal yang diketahuai pasien tentang penyakit Tb.Paru

3.2.2 Keteraturan minum obat dengan kesembuhan pasie TB.Paru

1. Obat adalah disebut juga OAT bukanlah obat tunggal,tetapi merupakan kombinasi dari beberapa jenis,yaitu isoniazid,rifampisin,pirasinamid,dan etambutol,pada kasus tertentu/khusus diperlukan tambahan suntukan sterptomisin.(Dr,yoannes,2008)
2. Dosis adalah Obat yang harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat dalam jumlah cukup dan tepat sesuai dengan kategori pengobatan((Tjandra,2006)
3. Waktu adalah Diperlukannya kesabaran dan ketelatenan,mengingat pengobatan TB sifatnya jangka panjang,minimal 6 bulan,dengan kombinasi obat yang lebih dari empat jenis.(yoannes,2008)
4. Kesembuhan penyakit TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan apabila penderita mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk teratur minum obat dengan dosis yang dianjurkan,serta mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup untuk menigkatkan daya tahan tubuh.(Arif,2008)

3.2.2 Defenisi operasional
1. Obat adalah suatu zat yang dimasukkan kedalam tubuh sesuai dosis yang telah ditentukan yang memiliki fungsi tertentu dalam tubuh.
2. Dosis adala takaran yang diberikan dalam setiap jenis obat.
3. Waktu adalah jangka yang telah ditentukan untuk mencapai suatu tujuan.
4. Kesembuhan adalah suatu proses perubahan yang terjadi dari sakit menjadi lebih baik.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh/menelaah tentang Gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang Keteraturan minum obat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang tahun 2009

4.2. Populasi dan sampel
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, populasi pada penelitian ini adalah seluruh Pasien TB.Paru yang berada di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 sebanyak 10 orang.

4.2.3. Sampel
Pengambilan sampel ini diambil dengan menggunakan tehnik Accidental sampling,yaitu pengambilan sampel/responden yng kebetulan ada atau tersedia.Dengan kriteria sampel yang telah ditentukan sebagai berikut :
1. Pasien TB.Paru yang beradan didesa Pamah
2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
3. Mampu berbahasa Indonesia dan berkomunikasi dengan baik.
4. Tidak ada komplikasi penyakit lain.
4.3. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Pamah. selama bulan Januari sampai dengan Februari 2009.

4.4. Pertimbangan etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Program Studi Ilmu Keperawatan (STIKes) DELI HUSADA Delitua, dan izin dari Kepala Desa di Desa Pamah. Dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan yaitu, hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden, serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik ataupun tekanan psikologis.
Sebelum melaksanakan penelitian responden akan diberikan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan penelitian serta kerahasiaan responden dengan tidak mencantumkan nama pada lembar kuisioner, tapi dengan memberi kode pada masing\masing lembar tersebut. Selanjutnya responden diminta untuk membaca dan memahami isi surat persetujuan.
Apabila responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami. Jika pasien menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Kerahasiaan informasi pasien dijamin oleh peneliti, dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


4.5. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, kuisioner ini terdiri dari : kuisioner data demografi pasien yang meliputi umur,jenis kelamin,pendidikan, dan status perkawinan dan kuisioner tentang Gambaran pengetahuan tentang Keteraturan makan obat dengan kesembuhan pasien TB.Paru di desa Pamah sebanyak 20 pertanyaan.
.
4.6. Tehnik pengumpulan data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data diperoleh secara langsung dari diberikan pengarahan tentang penelitian yang dilakukan dengan kuisoner yang akan dibagikan, kemudian lembaran kuisoner dibagi kepada pasien untuk diisi dan dijawab sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuisoner yang berisi tentang Gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang Keteraturan makan obat diDesa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang tahun 2009

4.7. Pengolahan data
Pengolahan dilakukan setelah pengumpulan data dilaksanakan dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki sifat yang jelas, adapun langkah- langkah pengolahan data yaitu: (Arikunto, 2002)
a. Editing
Yaitu proses pengeditan dari jawaban responden pada quisoner dimana perlengkapan yang dikumpulkan diberi tanda.
b. Coding
Proses pemberian tanda pada jawaban respon dan pada kuesioner dimana setiap data yang dikumpulkan diberi tanda.
c. Tabulating
Memasukkan jawaban responden pada tabel dimana mentabulasi data berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan kedalam tabel distribusi frekuensi.

4.8. Aspek pengukuran
Kuisioner data demografi
Kuisioner data demografi dibuat ke dalam tabel distribusi frekuensi.
Kuisioner Pengetahuan
Kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Gambaran pengetahuan Pasien TB.Paru tentang Keteraturan minum obat sebanyak 20 pertanyaan, dengan aspek pengukuran menggunakan Skala Guttman sebagai berikut : (Arikunto, 2005) dalam kuisioner terdapat pernyataan positif dan negatif, pernyataan positif jawaban ”ya” skor 1 dan untuk menjawab ”tidak” skor 0,sebaliknya apabila tidak ada hubungan dengan pernyataan negatif,jawaban ”ya” skor 0 dan untuk jawaban ”tidak” skor 1,dengan total skor (tertinggi)20.

4.9. Analisa data
Setelah semua data terkumpul,maka peneliti melakukan analisa melalui beberapa tahap antara lain: memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa jawaban telah diisi.kemudian mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan.
Dari pengolahan data statistic deskriptif,didapatkan frekuensi dan persentasi untuk mendeskripsikan tentang data demografi, pengetahuan. serta memperlihatkan total skor dan kategori pengetahuan pasien TB.Paru tentang keteraturan minum obat .
Dengan kategori: pengetahuan menggunakan Rumus Sugiono 2005
Baik : menjawab benar 76% - 100%
Cukup : menjawab benar 60% - 75%
Buruk : menjawab benar < 60%

Jumlah skor yang diperoleh
X 100 %
Jumlah skor skor seluruh item

















BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil
Penelitian telah dilakukan pada bulan januari 2009 di desa Pamah Kecamatan Delitua Kabuoaten Deli Serdang,diperoleh 10 orang pasien TB.Paru.
Berikut tabulasi hasil dari karakteristik responden TB.Paru di desa Pamah Kecamatan Delitua Kabuoaten Deli Serdang.
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Pamah Tahun 2009

Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)
19-30 2 20%
31-50 7 70%
>50 1 10
Total 10 100%

Berdasarkan tabel diatas responden yang paling banyak dijumpai pada kelompok umur 31-50 tahun yaitu 7 orang (70%).
Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di desa Pamah Tahun 2009.



Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 6 50%
Perempuan 4 40%
Total 10 100%

Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu 6 orang (60%)
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di desa Pamah Tahun 2009
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 5 50%
SMP 3 30%
SMA 2 20%
DIPLOMA 0 0
SARJANA 0 0
Total 10 100%

Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok pendidikan SD yaitu 5 orang (50%)




Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Pamah Tahun 2009
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Tidak kerja 2 20%
PNS 0 0
Petani 3 30%
Wiraswasta 5 50%
Total 10 100%

Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok pekerjaan Wiraswasta yaitu 5 orang (50%)
Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan penghasilan di Desa Pamah Tahun 2009

Penghasilan Jumlah Persentase (%)
Rp.500.000-Rp.1.000.000 4 40%
>Rp.1.000.000 0 0
Total 10 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden lebih banyak pada penghasilan <500.000 yaitu 6 orang (60%)


Tabel 5.6 Distribusi responden pengetahuan di Desa Pamah tahun 2009

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 1 10%
Sedang 4 40%
Buruk 5 50%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden lebih banyak pada tingkat pengetahuan buruk yaitu 5 orang (50%)

5.2 Pembahasan
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan atau kognitif merpakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa Pengetahuan tentang penyakit TB.Paru tentang keteraturan minum obat di desa Pamah tahun 2009, pengetahuan paling banyak pada kategori buruk yaitu sebanyak 5 orang (50%), yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (10%), yang berpengetahuan buruk 4 orang (40%).,Hal ini disebabkan oleh banyaknya pemberian informasi mengenai penyakit TB.Paru di desa Pamah.
Menurut asumsi peneliti, petugas kesehatan dalam proses penyembuhan melalui pengobatan dan perawatan dari para medis.Peran petugas kesehatan yang sering berinteraksi dan memiliki tanggung jawab dalam hal proses penyampaian informasi mengenai penyakit TB.Paru serta petugas kesehatan juga harus berperan aktif dalam pelaksnaannya bagi pasien dalam membantu proses pengobatan.Pada saat peneliti membagikan kuisioner,responden tidak terlihat bingung dan mengerti tentang penyakit TB.Paru.walaupun masih ada yang berpengetahuan buruk kita kembalikan pada pasien tersebut,dan tugas tenaga medis lebh meningkatkan informasi mengenai penyakit TB.Paru.














BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan pasien tentang penyakit TB.Paru paling banyak pada kategori sedang di Puskesmas Delitua tahun 2009.
2. Petugas kesehatan berperan aktif dalan proses pengobatan penyakit TB.Paru di Puskesmas Delitua.

6.2. Saran
1. Kepada petugas kesehatan perlu memberikan lebih pengetahuan kepada Pasien tentang penyakit TBParu.
2. Pada petugas kesehatan harus lebih berperan aktif dalam peningkatan pengobatan bagi Pasien penyakit TB.Paru.

6 komentar:

  1. setelah saya membaca mklah abang, saya tertarik tentang pelaksanaan yang direncanakan pada askep abang,,,
    obat dan penkes sepertinya harus diberikan merata se indonesia bang,,,
    betullll???

    BalasHapus
  2. dheniz> kaka mau contoh kuesionernya ga ada ya?

    BalasHapus
  3. BANG BISA GAK DI ATTACK VIA EMAIL SKRIPSI YANG BERJUDUL GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TB PARU DENGAN KETERATURAN MINUM OBAT. PLEASE YA BANG..
    ALAMAT SAYA eben_zal@yahoo.com. saya tunggu ya bang....eh hampir lupa sekalian contoh kuesionernya ya bang

    BalasHapus
  4. mas minta kuesioner nya dunk... :)

    BalasHapus
  5. Mas, saya boleh minta kuesionernya dong ke alamat email ribeldi_bimantara@hotmail.com

    BalasHapus
  6. Mas, bsa minta quisonerny?!mksh.

    BalasHapus

kalau udah di baca beri komentar ya....