BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau sakit.
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh ada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia sudah dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah raga sertapengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya akibat akti vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penyakit Osteoporosis Pada Lansia di Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.
1.2. Perumusan masalahtuk melelitian tentang akkan pn
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penyakit Osteoporosis Pada Lansia di Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Faktor -Faktor Yang Menyebabkan Penyakit Osteoporosis Pada Lansia di Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.
1.4. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa pihak :
1.4.1. Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Deli Husada Delitua Medan.
1.4.2. Bagi Lansia
Agar lansia di Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan penyakit osteoporosis pada lansia.
1.4.3. Untuk peneliti selanjutnya
Merupakan bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian kasus tersebut di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Osteoporosis
2.1.1. Definisi
Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan penyakit yang disebabkan karena penyusutan massa dan kemerosotan struktur tulang, sehingga tulang rapuh dan rawan patah. (Suryadi, 2000)
2.1.2. Etiologi
1. Peningkatan usia
Di atas usia sekitar 35 tahun, kepadatan tulang menurun. Osteoporosis terutama di alami oleh pria dan wanita di atas 50 tahun
2. Menopause
Saat kadar estrogen menurun setelah menopause, kepadatan tulang juga menurun. Wanita pascamenopause mewakii kelompok terbesar orang dengan osteoporosis.
3. Kadar testosteron rendah
Pada pria, hormon testosteron memperlambat resorpsi tulang dengan cara yang sama seperti estrogen pada wanita.
4. Kecenderungan genetik
Riwayat keluarga dan kelompok etnik dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
5. Penyakit lain
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi regenerasi tulang normal
6. Obat-obatan
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kondisi lain juga dapat mempengaruhi regenerasi tulang
7. Berat badan rendah
8. Pola makan buruk
Kurang mengkonsumsimakanan yang kaya kalsium dan vitamin D dalam pola makan.
9. Merokok / mengkonsun\msi alkohol secara berlebihan
10. Kurang olahraga. ( R ebecca, 2007 )
2.1.3. Klasifikasi Osteoporosis
Klasifikasi osteoporosis di bagi atas tiga bagian, yaitu :
1. Osteoporosis primer yang dapat terjadi pada tiap kelompok umur.
Osteoporosis primer ini terdiri dari dua bagian :
a. Tipe I (Post-menopausal) : Terjadi 15-20 tahun setelah menopause (53-75 taun).
b. Tipe II : Terjadi pada pri dan wanita usia >70 tahun.
2. Osteoporosis sekunder
Osteoporosis jenis ini dapat terjadi pada tiap kelompok umur yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau obat-obatan.
3. Osteoporosis idiopatik
Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui.Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
2.4.4. Patofisiologi
Tulang mencapai puncak kepadatan dengan kehilangan massa tulang secara diam-diam dengan pengurangan kepadatan mineral tulang sebagai akibat terjadinya ketidakseimbangan proses penyerapan oleh sel osteoklas dengan pembentukan tulang oleh sel osteoblast.
Tulang, seperti jaringan tubuh lainnya merupakan jaringan ikat yang dinamik dalam arti metabolisme pembentukan dan penyerapan tulang yang dinamakan “ bone remodeling” yang merupakan fungsi 2 sel tulang yaituosteoblast dan osteoklast.Pada umumnya pertumbuhan tulang manusia lengkap pada usia 30 tahun, selain itu tulang diperbarui dengan lingkaran remodelling dimana sel-sel yang terdapat digantikan oleh osteoklast sehingga setelah beberapa hari terbentuk beberapa hari terbentuk beberapa rongga resorbsi kemudian osteoklast akan digantikan oleh osteoblast disertai perubahan “growth faktor beta” yang merangsang proliferasi osteoblast dan akhirnya osteoblast mengisi rongga resorbsi setelah beberapa minggu. Densitas mineral tulang menurun bila osteoklast membentuk suatu rongga yang abnormal sehingga tulang kehilangan trabekularnya. Ini terjadi pada periode pascamenopause. Selain itu massa tulang hlang bila osteoblast gagal mengisi rongga resorbsi sehingga terlihat sebagai penipisan trabekula yang tampak pada usia tua.
Osteoporosis terjadi oleh karena hasil abnormal dari proses remodelling tulang dimana resorbsi tulang melampaui pembentukan tulang.
2.1.5. Pencegahan
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah osteoporosis yaitu :
1. Asupan kalsium cukup
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang yang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup.
2. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)
Sinar matahari UV B membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan tubuh dalam pembentukan massa tulang.
3. Melakukan olah raga dengan beban
4. Selain olah raga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang.
5. Gaya hidup sehat
Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan resiko asteoporosis.
6. Hindari obat-obatan golongan kortikostiroid.
Umumnya steroid ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan.
7. Mengkonsumsi obat. (Ferdinand, 2008)
2.1.6. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis osteoporosis, yaitu :
1. Terjadi gangguan proses pengerasan tulang pada tulang panggul dan taji-taji ruas tulang belakang.
2. Sakit di daerah punggung. Rasa nyeri biasanya hanya setempat dan tak menyebar, dan bertambah berat bila mendapat tekanan atau beban.
3. Massa tulang yang rendah.
4. Pemadatan ruas tulang yang luas bisa memperlihatkan gejala yang membengkak, sering terjadi perlahan-lahan/menahun pada ruas tulang belakang.
5. Kulit mengerut bisa timbul pertama-tama pada kulit dada bagian bawah dan bagian atas perut.
2.1.7. Pendekatan diagnosis
1. Anamnese
Keluhan yang dapat dijumpai pada pasien osteoporosis adalah nyeri, dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata pada pasien osteoporosis seringkali terjadi, baik secara spontan ataupun oleh karena adanya trauma minimal.
2. Pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan jasmani pada pasien osteoporosis tidak menunjukkan kelainan yang khas. Kelainan yang sering dijumpai adalah adanya deformitas vertebra torakalis yang mengakibatkan keluhan penurunan tinggi badan. Jadi pasien merasa bertambah pendek.
2.1.8. Pengaruhnya Bagi Lansia
Persoalan osteopoross pada lansia erat sekali hubungannya dengan kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun terakhir adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52.
Persoalan besar akan muncul juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti yang terjadi pada osteoporosis.Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat dasn lebih tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya terjadilahpengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar sehingga kekuatannyapun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko patah tulang 2 - 3 kali lebih sering, kalau kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang ini bisa muncul secara alamiah seperti akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan tubuh.
2.2. Lanjut usia
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000)
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
2.3.1. Tujuan Geriatri
2.3.1.1 Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi – tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2.3.1.2 Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas- aktivitas fisik dan mental.
2.3.1.3 Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu.
2.3.1.4 Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lanjut usia yang menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan
2.3.1.5 Bila para lanjut usia sudah tidak dapat tersembuhkan dan bila mereka sudah sampai pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian.
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka konsep
.
3.2. Definisi konseptual
No. Jenis/variabel Definisi Konseptual
1. Diet
2. Olahraga
3. Hobby
3.3. Defenisi Operasional
No Jenis/variabel Defenisi Operasional
1. Diet
2. Olahraga
3. Hobby
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu menggambarkan Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penyakit Osteoporosis di Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.
4.2. Populasi dan sampel
4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang lanjut usia yang tinggal di Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Kabupaten Deli S erdang Tahun 2009.
4.2.2. Sampel
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan rumusan menurut Arikunto (2002) yaitu jika jumlah populasi lebih dari 100 maka diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih tergantung situasinya maka jumlah sampel yang ditetapkan sebesar 20% dari populasi yaitu sebanyak 20% x 150 orang = 30 orang.
Pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik Random Sampling, yaitu sampel tersebut diambil secara acak (Arikunto, 2002), dengan kriteria sampel yang telah ditentukan sebagai berikut :
1. Orang lanjut usia yang tinggal di Kelurahan Delitua Barat Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.
2. Orang lanjut usia yang memiliki riwayat penyakit osteoporosis.
3. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
4.3. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Delitua BaratKecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang selama bulan Januari sampai dengan Februari Tahun 2009.
4.4. Pertimbangan etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari program studi ilmu keperawatan DELI HUSADA Delitua, dan izin dari Kepala Desa Delitua. Dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan yaitu, hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden, serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik ataupun tekanan psikologis.
Sebelum melaksanakan penelitian responden akan diberikan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan penelitian serta kerahasiaan responden dengan tidak mencantumkan nama pada lembar kuisioner, tapi dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut. Selanjutnya responden diminta untuk membaca dan memahami isi surat persetujuan.
Apabila responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami. Jika pasien menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Kerahasiaan informasi pasien dijamin oleh peneliti, dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4.5. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, kuisioner ini terdiri dari : kuisioner data demografi, kuisioner faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis.
Kuisioner data demografi
Kuisioner data demografi dibuat ke dalam tabel distribusi frekuensi.
Kuisioner
Pengukuran kuisioner faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis dengan menggunakan Kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Gambaran faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis sebanyak 10 pertanyaan, dengan aspek pengukuran menggunakan Skala Guttman sebagai berikut : (Arikunto, 2005) dalam kuisioner terdapat pernyataan positif dan negatif, pernyataan positif jawaban ”ya” skor 1 dan untuk menjawab ”tidak” skor 0,sebaliknya apabila tidak ada hubungan dengan pernyataan negatif,jawaban ”ya” skor 0 dan untuk jawaban ”tidak” skor 1,dengan total skor (tertinggi)10.
4.6. Tehnik pengumpulan data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dilakukan dengan kuisoner yang akan dibagikan, kemudian lembaran quisoner dibagi kepada lansia untuk diisi dan dijawab sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada lembaran quisoner yang berisi tentang faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis. Setelah semua proses tersebut dilakukan maka peneliti mengumpulkan kuisioner tersebut dan selanjutnya dilakukan pengolahan data.
4.7. Analisa data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah di isi kemudian data yang sesuai diberikan kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data.
Dari pengolahan data statistic deskriptif, yang menyebkan frekuensi dan persentasi untuk mendeskripsikan tentang data demografi, faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis serta memperlihatkan total skor dan kategori faktor – faktor yang menyebabkan terjadiya penyakit osteoporosis.
Dengan kategori: faktor – faktor yang menyebabkan terjadiya penyakit osteoporosis menggunakan Rumus Sugiono 20006
Jumlah skor yang diperoleh
X 100 %
Jumlah skor skor seluruh item
Baik : menjawab benar 76% - 100%
Sedang : menjawab benar 60% - 75%
Buruk : menjawab benar < 60%
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Metode penelitian suatu pendekatan praktek (edisi revisi 5). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Hidayat, Azis Alimul. (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Psikologi perkembangan (edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan anak (edisi 6). Jakarta: Penerbit Erlangga
Khalisa. (2006). Peran orang tua terhadap tumbuh kembang anak. http://khalisaaa.blogspot.com
Muscari. (2004). Keperawatan pediatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Notoatmodjo. (2002). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Nursalam. (2005). Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Pillitteri, Adele. (2002). Buku saku perawatan kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC
Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK UI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak (edisi 1). Jakarta: Percetakan Infomedika
Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC
No. Responden : .........
KUISIONER PENELITIAN
A. Kuisiner data demografi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda ( ) pada tempat yang disediakan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
1. Umur :
2. Pendidikan terakhir : Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
DIPLOMA
SARJANA
3. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Lainnya, sebutkan :
4. Anak anda berusia : 1 tahun
2 tahun
3 tahun
B. Peran orang tua dengan tumbuh kembang anak
Beri tanda checklist ( ) pada kolom jawaban yang telah disediakan.
No. Pertanyaan Jawaban Skor
Ya Tidak
1. Menurut anda peran orang tua sangat berpengaruh dalm tumbuh kembang anak ?
2. Apakah anda selalu mengikuti tumbuh kembang anak anda ?
3. Apakah anda sudah merasa puas dengan tumbuh kembang anak anda sekarang ?
4. Apakah tumbuh kembang anak anda sekarang sudah sesuai dengan usia tumbuh kembang anak semestinya ?
5. Apakah kasih sayang dan perhatian anda juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
6. Menurut anda kasih sayang dan perhatian yang anda berikan pada anak anda tidak akan pernah cukup ?
7. Menurut anda memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
8. Apakah nutrisi yang anda berikan pada anak anda sudah cukup dan seimbang dalam mendukung tumbuh kembang anak anda ?
9. Menurut anda apakah imunisasi sangat mendukung tumbuh kembang anak ?
10. Apakah anda sudah membawa anak anda untuk imunisasi ?
11. Menurut anda perlukah anak anda dibawa kontrol ke puskesmas/posyandu untuk mengetahui tumbuh kembang anak anda ?
12. Apakah anda sudah membawa anak anda untuk kontrol ke puskesmas/posyandu ?
13. Menurut anda perlukah anak segera dibawa ke dokter bila sakit ?
14. Apakah anda segera membawa anak anda ke dokter bila sakit ?
15. Menurut anda pakaian yang bersih dan nyaman juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
16. Apakah anda sudah memberikan pakaian yang bersih dan nyaman pada anak anda ?
17. Menurut anda tempat tinggal juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
18. Apakah tempat tinggal anda yang sekarang sudah cukup ventilasi serta terjaga kebersihan dan kerapihannya ?
19. Menurut anda aktivitas bermain juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
20. Apakah anda selalu mendampingi anak anda pada saat bermain ?
C. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1 – 3 tahun
Beri tanda checklist ( ) pada kolom jawaban yang telah disediakan.
No. Pertanyaan Jawaban Skor
Ya Tidak
1. Apakah tinggi badan anak anda bertambah tinggi sekitar 7,5 cm per tahun ?
2. Apakah berat badan anak anda bertambah berat sekitar 1,8 – 2,7 kg per tahun ?
3. Menurut anda pada saat anak anda berusia 1 tahun, ukuran lingkar kepala sama dengan ukuran lingkar dada ?
4. Apakah anak anda sudah dapat berjalan sendiri ?
5. Apakah anak anda masih berjalan dengan bantuan ?
6. Apakah anak anda sudah dapat mengucapkan dua atau lebih perkataan ?
7. Apakah anak anda sudah dapat mengungkapkan bila hendak buang air ?
8. Apakah anak anda sudah dapat memindahkan kubus kedalam cangkir ?
9. Apakah anak anda sudah dapat membantu waktu berpakaian ?
10. Apakah anak anda sudah dapat memberikan mainannya bila kita minta ?
PENGANTAR KUISIONER PENELITIAN
Kepada Yth. Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Untuk mencapai tujuan dalam penelitian yang akan saya lakukan ini, saya mengaharapkan partisipasi bapak/ibu meluangkan waktunya unutk dapat memberikan informasi dan jawaban pertanyaan ini tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Dalam penelitian ini nama bapak/ibu akan kami rahasiakan demi kenyamanan. Oleh karena itu peneliti sangat mengaharapkan kesediaan bapak/ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan dalam kuisioner ini.
Atas kesediaan bapak/ibu berpartisipasi dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
( Remana Setiawan )
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Terima kasih atas tawaran saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini yang akan saudara lakukan berjudul :
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1 – 3 TAHUN DI LINGKUNGAN 7 KECAMATAN SEI SIKAMBING MEDAN TAHUN 2008
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini dengan sukarela.
Hormat saya,
Responden
(................................)
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal penelitian dengan judul
Hubungan peran orang tua dengan tumbuh kembang anak usia 1 – 3 tahun di Lingkungan 7 Kecamatan Sei Sikambing Medan Tahun 2008
Yang dipersiapkan dan diseminarkan oleh :
Nama : REMANA SETIAWAN
Nim : 07.02.161
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan
dihadapan peserta seminar Program Studi Ilmu Keperawatan
Pada tanggal :
Oleh :
Dosen pembimbing skripsi :
Pembimbing I Pembimbing II
( Jandes Saragih, M.Kes ) (Ns. Rumondang G, S.Kep)
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mutiara Indonesia
( Albert Sitorus, S.Kp, M.Kes )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini sebagaimana yang diharapkan.
Proposal ini tersusun tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Drs. W. Purba selaku Ketua Yayasan Mutiara Indonesia Medan.
2. Ibu Dra. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Ketua STIKes Mutiara Indonesia Medan.
3. Bapak Albert Sitorus, S.Kp, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mutiara Indonesia
4. Bapak Jandes Saragih, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya.
5. Ibu Ns. Rumondang G, S.Kep, selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya.
Dalam penyusunan proposal ini peneliti meyadari masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari bahasa maupun isinya, untuk ini peneliti akan membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penelitian ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, November 2008
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kalau udah di baca beri komentar ya....