Periode ini sangat penting artinya karena selama dalam kandungan terjadi pembentukan wujud manusia yang akibat-akibatnya terus berpengaruh sepanjang hidup.
(i) pengalihan ciri-ciri genetis dari kedua orangtua. Bila terjadi gangguan dalam proses ini, maka baik ciri-ciri fisik maupun psikologisnya dimasa mendatang juga akan terpengaruh.
(ii) pembentukan semua organ tubuh, termasuk yang menentukan jenis kelamin seseorang. Gangguan pada proses ini akan mengakibatkan cacat fisik bawaan.
(iii) lingkungan dalam perut, yang banyak dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan fisik ibu ketika mengandung mempunyai dampak-dampak psikologis tertentu. Contoh : Penerimaan atau penolakan anak dalam kandungan akan berpengaruh terhadap kecenderungan-kecenderungan psikologis tertentu pada anak di masa mendatang.
Periode Perkembangan Pranatal
Periode Zigot (sejak pembuahan s/d akhir minggu ke-2)
Bentuk zigot sebesar kepala peniti.
Dengan berjalannya zigot dari tuba valopi turun ke uterus, terjadi banyak pembelahan dan zigot terbagi menjadi lapisan luar dan lapisan dalam.
Lapisan luar kemudian berkembang menjadi placenta (ari-ari), tali pusar dan selaput pembungkus janin; lapisan dalam berkembang menjadi manusia baru.
Sekitar 10 hari setelah pembuahan , zigot tertanam di dalam dinding uterine.
Periode Embrio (akhir minggu ke-2 s/d akhir bulan ke-2)
Embrio berkembang manjadi manusia dalam bentuk kecil.
Terjadi perkembangan besar, mula-mula di bagian kepala dan terakhir pada anggota tubuh.
Semua bagian tubuh yang penting, baik di luar maupun di dalam, sudah terbentuk.
Embrio mulai bergerak di dalam uterus, dan terjadi gerakan-gerakan spontan dari anggota tubuh.
Placenta, tali pusar dan selaput pembungkus janin berkembang, ketiganya melindungi dan memberi makan embrio.
Pada akhir bulan ke-2 pranatal, berat embrio rata-rata 1,25 ons dan panjangnya 1,5 inci.
Peride Janin (akhir bulan ke-2 s/d lahir)
Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk.
Pada akhir bulan ke-3, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat mulai berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu ke-15.
Pada akhir bulan ke-5, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti posisi di dalam tubuh dewasa.
Sel-sel saraf yang ada sejak minggu ke-3, jumlahnya meningkat pesat selama bulan-bulan ke-2, ke-3 dan ke-4.
Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu ke-18 dan 20. Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan ke-9.
Pada akhir bulan ke-7, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum waktunya.
Pada akhir bulan ke-8, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.
Bahaya Selama Periode Pranatal
Bahaya Fisik
Periode Zigot : Kelaparan, kurangnya persiapan
uterine, implantasi di tempat yang salah.
Periode Embrio : Keguguran, ketidakteraturan perkembangan.
Peride Janin : Keguguran, prematur, komplikasi pada saat melahirkan, ketidakteraturan perkembangan.
Kondisi yang Mempengaruhi Bahaya Fisik :
Malnutrisi ibu, usia ibu, jenis pekerjaan ibu, kelahiran kembar, lahir sebelum waktunya.
Bahaya Psikologis
Kepercayaan tradisional, tentang bagaimana seseorang dapat meramalkan jenis kelamin anak yang belum lahir dapat mengakibatkan kebencian dan kekecewaan yang terungkap dalam sikap yang kurang menyenangkan terhadap anak jika anak yang dilahirkan tidak ssuai dengan yang diharapkan.
Tekanan yang dialami ibu, seperti tidak menghendaki kehadiran anak
Sikap-sikap yang kurang menyenangkan di pihak orang-orang yang berarti
Efek Sikap pada Anak
Sikap ibu dapat mempengaruhi bayinya yang belum dilahirkan melalui perubahan endokrin yang dapat terjadi apabila calon ibu menderita tekanan yang berat dan dalam waktu yang lama biasanya diiringi dengan sikap yang kurang menyenangkan. Sebaliknya, sikap-sikap yang menyenangkan akan menimbulkan keseimbangan tubuh yang baik dan hal ini akan menunjang perkembangan yang normal sepanjang periode pranatal.
Perkembangan Kognitif
Sudah dapat belajar dan mengingat sejak masa janin.
Mengapa saya ingin menulis tentang keperawatan!! karna saya adalah seorang perawat.. kemudian saya sangat prihatin terhadap kehidupan seorang perawat.. MARI KITA BERSATU MEWUJUDKAN PERAWAT YANG PROPESIONAL
Minggu, 25 Januari 2009
MASA NEONATAL
Periode masa bayi neonatal
2 Minggu pertama penyesuaian diri dengan lingkungan di luar rahim ibu
Pembagian Masa Bayi Neonatal
Periode Partunate
Mulai saat kelahiran s/d 15 & 30 menit sesudah kelahiran. Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai saat ini dilakukan, bayi masih merupakan pascamatur, yaitu lingkungan di luar tubuh ibu.
Periode Neonate
Dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar minggu ke-2 dari kehidupan pascamatur. Selama periode ini bayi harus melakukan penyesuaian pada lingkungan baru di luar tubuh ibu.
Ciri-ciri Bayi Neonatal
Masa Bayi neonatal merupakan periode tersingkat dari semua periode perkembangan
Sejak lahir – mg II penyesuaian du luar rahim
Kriteria medis penyesuaian akan berakhir setelah pusar lepas
Kriteria fisiologis penyesuaian berakhir pada saat bayi gemuk kembali setelah kehilangan berat badan setelah dilahirkan
Kriteria Psikologis penyesuaian berakhir setelah bayi menunjukkan tanda perkembangan perilaku, kecuali yang sulit lahir atau prematur lebih lama penyesuaian
2. Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal
Kelahiran gangguan pada pola perkembangan terjadi peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar perlu penyesuaian diri
3. Masa bayi neonatal merupakan masa terhantinya perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Terjadi sedikit kemunduran BB↓, kurang sehat.
4. Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan bayi neonatal dapat memberi petunjuk tentang apa yang diharapkan terjadi selanjutnya.
5. Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya. Secara fisik berbahaya karena kesulitan penyesuaian diri dengan cepat pada lingkungan yang sangat baru & berbeda tingginya tingkat kematian bayi.
Secara psikologis saat terbentuk sikap dari orang yang berarti (bgmn penyesuaianbayi & orang tua)
Penyesuaian pokok yang dilakukan bayi neonatal pada kehidupan pascanatal
Penyesuaian yang harus dilakukan secara cepat yang mencakup
Perubahan suhu
Di dalam rahim suhu tetap 100F, di RS atau dirumah 60-70F Flu Pneumonia
2. Bernafas
Tali pusar diputus bayi mulai bernafas sendiri. Kesulitan bernafas harus diberi oksigen
3. Menghisap dan menelan
Bayi harus menghisap dan menelan sendiri makanan tidak melalui tali pusar lagi tercekik sering tidak cukup mendapat makanan BB turun
4. Pembuangan
Segera setelah lahir alat pembuangan mulai berfungsi (sebelumnya melalui tali pusar)
Kondisi Penting yang mempengaruhi bayi pada pascanatal
Lingkungan Pranatal
Perawatan ibu yang kurang baik selama hamilmempengarhui perkembangan janin, komplikasi pada persalinanmempengaruhi penyesuaian diri bayi
Ibu kurang gizilahir prematur, meninggal waktu lahir atau hari-hari pertama lahir
Tekanan yang kuat pada ibu janin hiperaktif
2. Sikap orang tua
Sikap orang tua yang menyenangkan akan mendorong penyesuaian yang baik pada bayi interaksi orangtua dan bayi tidak ditandai ketegangan emosional atau kegelisahan.
Sikap ibu yang tenang air susu lebih banyak.
Sikap ayah tidak langsung mempengaruhi sikap ibu
Secara langsung cara ayah menghadapi/merawat bayi.
Sikap orang tua dipengaruhi sikap dari periode pranatal
3. Perawatan Pascanatal
Perhatian yang diterima bayi, jenis & banyaknya rangsangan serta derajat kepercayaan orang tua terhadap tugasnya.
4. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan
5. Jenis Persalinan
6. Lama Periode Kehamilan
2 Minggu pertama penyesuaian diri dengan lingkungan di luar rahim ibu
Pembagian Masa Bayi Neonatal
Periode Partunate
Mulai saat kelahiran s/d 15 & 30 menit sesudah kelahiran. Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai saat ini dilakukan, bayi masih merupakan pascamatur, yaitu lingkungan di luar tubuh ibu.
Periode Neonate
Dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar minggu ke-2 dari kehidupan pascamatur. Selama periode ini bayi harus melakukan penyesuaian pada lingkungan baru di luar tubuh ibu.
Ciri-ciri Bayi Neonatal
Masa Bayi neonatal merupakan periode tersingkat dari semua periode perkembangan
Sejak lahir – mg II penyesuaian du luar rahim
Kriteria medis penyesuaian akan berakhir setelah pusar lepas
Kriteria fisiologis penyesuaian berakhir pada saat bayi gemuk kembali setelah kehilangan berat badan setelah dilahirkan
Kriteria Psikologis penyesuaian berakhir setelah bayi menunjukkan tanda perkembangan perilaku, kecuali yang sulit lahir atau prematur lebih lama penyesuaian
2. Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal
Kelahiran gangguan pada pola perkembangan terjadi peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar perlu penyesuaian diri
3. Masa bayi neonatal merupakan masa terhantinya perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Terjadi sedikit kemunduran BB↓, kurang sehat.
4. Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan bayi neonatal dapat memberi petunjuk tentang apa yang diharapkan terjadi selanjutnya.
5. Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya. Secara fisik berbahaya karena kesulitan penyesuaian diri dengan cepat pada lingkungan yang sangat baru & berbeda tingginya tingkat kematian bayi.
Secara psikologis saat terbentuk sikap dari orang yang berarti (bgmn penyesuaianbayi & orang tua)
Penyesuaian pokok yang dilakukan bayi neonatal pada kehidupan pascanatal
Penyesuaian yang harus dilakukan secara cepat yang mencakup
Perubahan suhu
Di dalam rahim suhu tetap 100F, di RS atau dirumah 60-70F Flu Pneumonia
2. Bernafas
Tali pusar diputus bayi mulai bernafas sendiri. Kesulitan bernafas harus diberi oksigen
3. Menghisap dan menelan
Bayi harus menghisap dan menelan sendiri makanan tidak melalui tali pusar lagi tercekik sering tidak cukup mendapat makanan BB turun
4. Pembuangan
Segera setelah lahir alat pembuangan mulai berfungsi (sebelumnya melalui tali pusar)
Kondisi Penting yang mempengaruhi bayi pada pascanatal
Lingkungan Pranatal
Perawatan ibu yang kurang baik selama hamilmempengarhui perkembangan janin, komplikasi pada persalinanmempengaruhi penyesuaian diri bayi
Ibu kurang gizilahir prematur, meninggal waktu lahir atau hari-hari pertama lahir
Tekanan yang kuat pada ibu janin hiperaktif
2. Sikap orang tua
Sikap orang tua yang menyenangkan akan mendorong penyesuaian yang baik pada bayi interaksi orangtua dan bayi tidak ditandai ketegangan emosional atau kegelisahan.
Sikap ibu yang tenang air susu lebih banyak.
Sikap ayah tidak langsung mempengaruhi sikap ibu
Secara langsung cara ayah menghadapi/merawat bayi.
Sikap orang tua dipengaruhi sikap dari periode pranatal
3. Perawatan Pascanatal
Perhatian yang diterima bayi, jenis & banyaknya rangsangan serta derajat kepercayaan orang tua terhadap tugasnya.
4. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan
5. Jenis Persalinan
6. Lama Periode Kehamilan
AWAL MASA KANAK-KANAK
Perkembangan Fisik
Tinggi
Pertambahan tinggi rata-rata 2-3 inchi/thn.
Berat
Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata 3 – 5 pon. Pada usia 6 tahun, berat anak sebaiknya 7 kali berat pada waktu lahir.
Postur Tubuh
Perbedaan postur tubuh untuk pertama kalinya tampak pada masa ini.
Tulang dan Otot
Otot lebih besar, lebih kuat dan lebih berat, sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
Bermain Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Bermain :
Aktivitas yang serius
Kegiatan pokok pada masa kanak-kanak
Pola Bermain
Bermain dgn mainan
Dominan pada awal masa kanak2 dan semakin berkurang menjelang masa kanak-kanak akhir
2. Dramatisasi
Usia 3thbermain dengan meniru kejadian sehari-hari, bermain pura2 dengan teman berdasarkan bacaan atau acara TV
3. Konstruksi
Membuat bentuk dg balok, pasir, tanah liat, cat, gunting, krayon dllmeniru yang dilihat sehari2 (keterampilan motorik yang baik)
4. Permainan
Thn ke-4 bermain dengan teman2 dan ada peraturan seperti melempar dan menangkap bola
5. Membaca
Senang dibacakan cerita dan melihat dg gbr dari buku. Paling suka mendengar dongeng, nyanyian anak, cerita tentang hewan, dll
6. Film, Radio dan TV
Senang nonton film kartun, binatang, keluarga
Perkembangan Pengertian
Berfikir Pra Operasional
Masih sangat egosentrik
Belum mampu secara perseptual, konseptual, emosional, motivasional mengambil perseptive orang lain
Sangat memusat (centralized)
Belum mampu berfikir dengan situasi multi-dimensional
- Tidak dapat dibalik (irreversible) : terarah statis
Perkembangan Moral Pada Awal Masa Kanak-kanak
Kohlberg Moralitas Prakonvensional
Tahap I : patuh-hukuman (benar salah berdasarkan akibat fisik perbuatan)
Tahap II : Menyesuaikan diri dengan harapan sosial agar mendapat pujian
Berakhirnya awal masa kanak2 dibiasakan untuk patuh agar terbentuk disiplin yang konsisten
Disiplin merupakan cara untuk mengajarkan anak tentang perilaku moral yang diterima klp (sesuai dengan standar)
Jenis Disiplin yang digunakan
Disiplin Otoriter
Disiplin tradisional yang menetapkan peraturan tanpa berusaha menjelaskan tujuannya
Disiplin yang lemah
Anak akan belajar berperilaku secara sosial melalui hasil perbuatannya. Anak tdak diajarkan peratutan. Tidak ada hukuman maupun pujian
Disiplin Demokratis
Berdasarkan prinsip demokratis :
Anak berhak mengetahui mengapa peraturan dibuat
Dapat memberi pendapat bila merasa tidak adil
Hukuman disesuaikan dengan kesalahan (tidak ada hukuman badan) dan penghargaan karena adanya usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial di dalam peraturanmemberi hadiah sep pujian atau pengakuan sosial.
Penggolongan Peran Seks:
Usia kritis dalam penggolongan peran seks :
Diharapkan menguasai 2 aspek penting:
Belajar melakukan peran seks yang tepat
Harus menyesuaikan dengan peran seks yang disetujui untuk dapat penilaian dan penerimaan sosial yang baik
Belajar Peran Seks secara bertahap :
Membedakan antara anak laki2 & Pr , benda-benda yang dimiliki kelompok tertentu
Ciri kepribadian dan pola perilaku diasosiasikan dengan seks tertentu.
Perantara untuk penggolongan peran seks : keluarga, guru, media massa
Perkembangan Kepribadian Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Hubungan dalam keluarga merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep diri inti pola kepribadian
Kondisi yang membentuk konsep diri anak :
Pola asuh orang tua:dapat dilihat dari disiplin untuk anak
Cita-cita orangtua terhadap anak : harapan terlalu tinggi gagal
Posisi Urutan anak dalam keluarga
Ketidaknyamanan lingkungan : Kematian, perceraian, perpisahan atau mobilitas sosial
ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN
Jika anak dibesarkan dengan celaan
ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi
ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
Ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan,
ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
By Dorothy Law Nolte
DefenisiAkhir masa kanak-kanak berlansung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual Pada awal dan akhirnya. Akhir masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Ciri-ciri Perkembangan Masa Kana-kanak Akhir :1.Label yang digunakan orang Tua.2.Label yang digunakan para pendidik3.Label yang digunakan ahli psikologi
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir menurut Freud dan Ericson yaitu :1. Perasaan berprestasi (sense of accomplishment)2. Dapat menerima dan melaksanakan tugas dari orang tua dan guru.
Perkembangan Fisik Pada Masa Kanak-kanak Akhir1. Tinggi : Kenaikan tinggi pertahun mencapai 2 sampai 3 inchi. Rata- rata anak perempuan 11 tahun mempunyai tinggi 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi.
2. Berat : Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi,berkisar antara 3 sampai 5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan 11 tahun mempunyai Berat badan 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
3.Perbandingan Tubuh 4.Kesederhanaan : 5.Perbandingan otot dan lemak 6.Gigi : Perkembangan Bicara Pada Masa Kanak-kanak Akhir - Bidang-bidang yang mengalami kemajuan yaitu 1. Penambahan kosa kata
2. Pengucapan3. Pembentukan kalimat- Kemajuan dalam pengertian- Isi pembicaraan- Banyak bicaraPerkembangan Emosi Pada Masa Kanak-kanak Akhir1. Pola emosi yang umum2. Periode meningginya emosi3. Permulaan katarsis Emosional
Perkembangan Moral Pada Masa Kanak-kanak akhirKontaknya anak dengan orang lain membuat pandangan atau konsepnya semakin luas. Anak mengemban rasa kejujuran dan keadilan yang tinggi dan ia tidak segan-segan memprotes bila ia merasa diperlakukan tidak adil.
Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-kanak AkhirAkhir masa kana-kanak sering disebut “usia berkelompok” karena ditandai dengan adanya minat terhadap Aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama dengan teman-temannya
Minat Pada Masa Kanak-kanak AkhirMinat-minat yang umum pada akhir masa kanak-kanak :Penampilan, pakaian, nama dan julukan, agama, tubuh manusia, kesehatan, sek, sekolah,pekerjaan masa depan, simbol status, otonomi
Pola Permainan Pada Masa Kanak-kanak AkhirPola permainan yang umum pada masa kanak-kanak akhir yaitu :1. Bermain konstrukif 2. Permainan olah raga
Bahaya Pada Masa Kanak-kanak AkhirBahaya fisik, seperti penyakit, Kegemukan,dllBahaya psikologis, seperti bahaya dalam berbicara, Bahaya emosi,
Tinggi
Pertambahan tinggi rata-rata 2-3 inchi/thn.
Berat
Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata 3 – 5 pon. Pada usia 6 tahun, berat anak sebaiknya 7 kali berat pada waktu lahir.
Postur Tubuh
Perbedaan postur tubuh untuk pertama kalinya tampak pada masa ini.
Tulang dan Otot
Otot lebih besar, lebih kuat dan lebih berat, sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
Bermain Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Bermain :
Aktivitas yang serius
Kegiatan pokok pada masa kanak-kanak
Pola Bermain
Bermain dgn mainan
Dominan pada awal masa kanak2 dan semakin berkurang menjelang masa kanak-kanak akhir
2. Dramatisasi
Usia 3thbermain dengan meniru kejadian sehari-hari, bermain pura2 dengan teman berdasarkan bacaan atau acara TV
3. Konstruksi
Membuat bentuk dg balok, pasir, tanah liat, cat, gunting, krayon dllmeniru yang dilihat sehari2 (keterampilan motorik yang baik)
4. Permainan
Thn ke-4 bermain dengan teman2 dan ada peraturan seperti melempar dan menangkap bola
5. Membaca
Senang dibacakan cerita dan melihat dg gbr dari buku. Paling suka mendengar dongeng, nyanyian anak, cerita tentang hewan, dll
6. Film, Radio dan TV
Senang nonton film kartun, binatang, keluarga
Perkembangan Pengertian
Berfikir Pra Operasional
Masih sangat egosentrik
Belum mampu secara perseptual, konseptual, emosional, motivasional mengambil perseptive orang lain
Sangat memusat (centralized)
Belum mampu berfikir dengan situasi multi-dimensional
- Tidak dapat dibalik (irreversible) : terarah statis
Perkembangan Moral Pada Awal Masa Kanak-kanak
Kohlberg Moralitas Prakonvensional
Tahap I : patuh-hukuman (benar salah berdasarkan akibat fisik perbuatan)
Tahap II : Menyesuaikan diri dengan harapan sosial agar mendapat pujian
Berakhirnya awal masa kanak2 dibiasakan untuk patuh agar terbentuk disiplin yang konsisten
Disiplin merupakan cara untuk mengajarkan anak tentang perilaku moral yang diterima klp (sesuai dengan standar)
Jenis Disiplin yang digunakan
Disiplin Otoriter
Disiplin tradisional yang menetapkan peraturan tanpa berusaha menjelaskan tujuannya
Disiplin yang lemah
Anak akan belajar berperilaku secara sosial melalui hasil perbuatannya. Anak tdak diajarkan peratutan. Tidak ada hukuman maupun pujian
Disiplin Demokratis
Berdasarkan prinsip demokratis :
Anak berhak mengetahui mengapa peraturan dibuat
Dapat memberi pendapat bila merasa tidak adil
Hukuman disesuaikan dengan kesalahan (tidak ada hukuman badan) dan penghargaan karena adanya usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial di dalam peraturanmemberi hadiah sep pujian atau pengakuan sosial.
Penggolongan Peran Seks:
Usia kritis dalam penggolongan peran seks :
Diharapkan menguasai 2 aspek penting:
Belajar melakukan peran seks yang tepat
Harus menyesuaikan dengan peran seks yang disetujui untuk dapat penilaian dan penerimaan sosial yang baik
Belajar Peran Seks secara bertahap :
Membedakan antara anak laki2 & Pr , benda-benda yang dimiliki kelompok tertentu
Ciri kepribadian dan pola perilaku diasosiasikan dengan seks tertentu.
Perantara untuk penggolongan peran seks : keluarga, guru, media massa
Perkembangan Kepribadian Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Hubungan dalam keluarga merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep diri inti pola kepribadian
Kondisi yang membentuk konsep diri anak :
Pola asuh orang tua:dapat dilihat dari disiplin untuk anak
Cita-cita orangtua terhadap anak : harapan terlalu tinggi gagal
Posisi Urutan anak dalam keluarga
Ketidaknyamanan lingkungan : Kematian, perceraian, perpisahan atau mobilitas sosial
ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN
Jika anak dibesarkan dengan celaan
ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi
ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
Ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan,
ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
By Dorothy Law Nolte
DefenisiAkhir masa kanak-kanak berlansung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual Pada awal dan akhirnya. Akhir masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Ciri-ciri Perkembangan Masa Kana-kanak Akhir :1.Label yang digunakan orang Tua.2.Label yang digunakan para pendidik3.Label yang digunakan ahli psikologi
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir menurut Freud dan Ericson yaitu :1. Perasaan berprestasi (sense of accomplishment)2. Dapat menerima dan melaksanakan tugas dari orang tua dan guru.
Perkembangan Fisik Pada Masa Kanak-kanak Akhir1. Tinggi : Kenaikan tinggi pertahun mencapai 2 sampai 3 inchi. Rata- rata anak perempuan 11 tahun mempunyai tinggi 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi.
2. Berat : Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi,berkisar antara 3 sampai 5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan 11 tahun mempunyai Berat badan 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
3.Perbandingan Tubuh 4.Kesederhanaan : 5.Perbandingan otot dan lemak 6.Gigi : Perkembangan Bicara Pada Masa Kanak-kanak Akhir - Bidang-bidang yang mengalami kemajuan yaitu 1. Penambahan kosa kata
2. Pengucapan3. Pembentukan kalimat- Kemajuan dalam pengertian- Isi pembicaraan- Banyak bicaraPerkembangan Emosi Pada Masa Kanak-kanak Akhir1. Pola emosi yang umum2. Periode meningginya emosi3. Permulaan katarsis Emosional
Perkembangan Moral Pada Masa Kanak-kanak akhirKontaknya anak dengan orang lain membuat pandangan atau konsepnya semakin luas. Anak mengemban rasa kejujuran dan keadilan yang tinggi dan ia tidak segan-segan memprotes bila ia merasa diperlakukan tidak adil.
Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-kanak AkhirAkhir masa kana-kanak sering disebut “usia berkelompok” karena ditandai dengan adanya minat terhadap Aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama dengan teman-temannya
Minat Pada Masa Kanak-kanak AkhirMinat-minat yang umum pada akhir masa kanak-kanak :Penampilan, pakaian, nama dan julukan, agama, tubuh manusia, kesehatan, sek, sekolah,pekerjaan masa depan, simbol status, otonomi
Pola Permainan Pada Masa Kanak-kanak AkhirPola permainan yang umum pada masa kanak-kanak akhir yaitu :1. Bermain konstrukif 2. Permainan olah raga
Bahaya Pada Masa Kanak-kanak AkhirBahaya fisik, seperti penyakit, Kegemukan,dllBahaya psikologis, seperti bahaya dalam berbicara, Bahaya emosi,
Sex Differences
For the same amount of muscles, no differences in strength between the sexes.
♀ posses smaller muscle fiber cross-sectional areas than ♂
less muscle mass.
Sex Differences
For the same rate of work, trained ♀ generally have cardiac outputs similar to those of comparability trained ♂, but this is achieved through higher heart rates & lower stroke volumes.
Sex Differences
Sex Differences
Resistance training major increase in strength (20% - 40%), similar to ♂.
In ♀ these gains are due more to neural factors, because increase in muscle mass is generally small.
Aerobic training major increase in endurance capacity ( VO2max increases of 10 – 40%)
Physiological responses to exercise in the heat
During exercise in the heat, the heat loss mechanisms complete with the active muscle for more of the limited blood volume. Thus, neither area is adequately supplied under extreme conditions.
Though cardiac output may remain reasonably constant, stroke volume may decline, resulting in gradual upward drift in heart rate.
Physiological responses to exercise in the heat
Oxygen uptake also increases during constant rate exercise in the heat.
Sweating increases during exercise in the heat, and this can quickly lead to dehydration and excessive electrolyte loss. To compensate, the release of aldosterone and ADH increases, causing sodium and water retention, which can expand he plasma volume.
Heat acclimatization
Repeated exposure to heat stress causes a gradual improvement in your ability to lose excess heat. This process of adaptation is called “heat acclimatization”.
With heat acclimatization, the rate of sweating increases in areas that are well exposed and are the most efficient at promoting heat loss. This reduces skin temperature, which increases the thermal gradient from the internal to external body and promotes heat loss.
Heat acclimatization
Stroke volume increases with the acclimatization. This aids delivery of more blood to the active muscles and skin when necessary.
Heat acclimatization reduces the rate of muscle glycogen use, delaying the onset of fatigue.
Heat acclimatization
Heat acclimatization requires exercise in a hot environment, not merely exposure to heat.
The amount of heat acclimatization attained depends on the conditions to which you are exposed during each session, the duration of exposure, and your rate of internal heat production.
Physiological responses to exercise in the cold
Shivering (involuntary muscle contractions) increases metabolic heat production to help maintain or increase body temperature in the cold.
Nonshivering thermogenesis accomplishes the same goal, but through stimulation of the sympathetic nervous system and by the action of hormones such as thyroxin and the catecholamines.
Physiological responses to exercise in the cold
Peripheral vasoconstriction decreases the transfer of core heat to the skin, thus decreasing heat loss to the environment.
Body size is an important consideration for heat loss. Both increased surface area and reduced subcutaneous fat facilitate the loss of body heat to the environment. So those who have a small surface area-to-body mass ratio and those with more fat are less susceptible to hypothermia.
Physiological responses to exercise in the cold
Wind increases heat loss by convection and conduction, so this effect, known as wind chill, must be considered along with air temperature during cold exposure.
Immersion in cold water tremendously increases heat loss through conduction. Exercise generates metabolic heat to offset some of this loss.
Physiological responses to exercise in the cold
When muscle is cooled, it is weakened, and fatigue occurs more rapidly.
During prolonged exercise in the cold, as energy supplies diminish and exercise intensity declines, a person becomes increasingly susceptible to hypothermia.
Physiological responses to exercise in the cold
Exercise triggers release of catecholamines, which increase the mobilization and use of free fatty acid for fuel. But in the cold, vasoconstriction impairs circulation to the subcutaneous fat tissue, so this process is attenuated.
Cold acclimatization
Knowledge is limited, has not been studied well.
Repeated exposure to the cold, may alter peripheral blood flow & skin temperatures, allowing greater cold tolerance.
♀ posses smaller muscle fiber cross-sectional areas than ♂
less muscle mass.
Sex Differences
For the same rate of work, trained ♀ generally have cardiac outputs similar to those of comparability trained ♂, but this is achieved through higher heart rates & lower stroke volumes.
Sex Differences
Sex Differences
Resistance training major increase in strength (20% - 40%), similar to ♂.
In ♀ these gains are due more to neural factors, because increase in muscle mass is generally small.
Aerobic training major increase in endurance capacity ( VO2max increases of 10 – 40%)
Physiological responses to exercise in the heat
During exercise in the heat, the heat loss mechanisms complete with the active muscle for more of the limited blood volume. Thus, neither area is adequately supplied under extreme conditions.
Though cardiac output may remain reasonably constant, stroke volume may decline, resulting in gradual upward drift in heart rate.
Physiological responses to exercise in the heat
Oxygen uptake also increases during constant rate exercise in the heat.
Sweating increases during exercise in the heat, and this can quickly lead to dehydration and excessive electrolyte loss. To compensate, the release of aldosterone and ADH increases, causing sodium and water retention, which can expand he plasma volume.
Heat acclimatization
Repeated exposure to heat stress causes a gradual improvement in your ability to lose excess heat. This process of adaptation is called “heat acclimatization”.
With heat acclimatization, the rate of sweating increases in areas that are well exposed and are the most efficient at promoting heat loss. This reduces skin temperature, which increases the thermal gradient from the internal to external body and promotes heat loss.
Heat acclimatization
Stroke volume increases with the acclimatization. This aids delivery of more blood to the active muscles and skin when necessary.
Heat acclimatization reduces the rate of muscle glycogen use, delaying the onset of fatigue.
Heat acclimatization
Heat acclimatization requires exercise in a hot environment, not merely exposure to heat.
The amount of heat acclimatization attained depends on the conditions to which you are exposed during each session, the duration of exposure, and your rate of internal heat production.
Physiological responses to exercise in the cold
Shivering (involuntary muscle contractions) increases metabolic heat production to help maintain or increase body temperature in the cold.
Nonshivering thermogenesis accomplishes the same goal, but through stimulation of the sympathetic nervous system and by the action of hormones such as thyroxin and the catecholamines.
Physiological responses to exercise in the cold
Peripheral vasoconstriction decreases the transfer of core heat to the skin, thus decreasing heat loss to the environment.
Body size is an important consideration for heat loss. Both increased surface area and reduced subcutaneous fat facilitate the loss of body heat to the environment. So those who have a small surface area-to-body mass ratio and those with more fat are less susceptible to hypothermia.
Physiological responses to exercise in the cold
Wind increases heat loss by convection and conduction, so this effect, known as wind chill, must be considered along with air temperature during cold exposure.
Immersion in cold water tremendously increases heat loss through conduction. Exercise generates metabolic heat to offset some of this loss.
Physiological responses to exercise in the cold
When muscle is cooled, it is weakened, and fatigue occurs more rapidly.
During prolonged exercise in the cold, as energy supplies diminish and exercise intensity declines, a person becomes increasingly susceptible to hypothermia.
Physiological responses to exercise in the cold
Exercise triggers release of catecholamines, which increase the mobilization and use of free fatty acid for fuel. But in the cold, vasoconstriction impairs circulation to the subcutaneous fat tissue, so this process is attenuated.
Cold acclimatization
Knowledge is limited, has not been studied well.
Repeated exposure to the cold, may alter peripheral blood flow & skin temperatures, allowing greater cold tolerance.
TOXICOLOGY
PENGERTIAN RACUN
Taylor
Racun adalah setiap bahan/zat yang dalam jumblah relatif kecil bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang akan menyebabkan penyakit dan kematian.
Pengertian sekarang
Racun adalah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara chemist dan fisiologi yang dalam doksis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal mana dapat menyebabkan penyakit dan kematian.
Toksikologi
Adalah ilmu yang mempelajari keracunan oleh karena berbagai zat kimia/terutama obat , termasuk di dalamnya diagnostik keracunan, tindakan pengobatan, tindakan pencegahan.
CARA/TEMPAT MASUKNYA RACUN KE DALAM TUBUH
ENTERAL
SUBLINGUAL
ORAL
RECTAL
PARENTERAL
SUBKUTAN
INTRAMUSKULAR
INTRAVENA
INTRAARTERI
INHALASI
TOPIKAL
MUKOSAL (MELALUI SELAPUT LENDIR)
MEKANISME KERJA
SISTEMIK (SELURUH TUBUH)
SETEMPAT(LOKAL)
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA RACUN
CARA PEMBERIAN
Pada umumnya bekerja menurut urutannya; inhalasi (tercepat), parenteral (IV,IA,IM,SC), ingesti,absorpsi melalui mukosa, melalui kulit yang sehat (terlambat)
Keadaan tubuh
Umur : anak anak dan orang tua lebih sensitif daripada orang dewasa.
Jenis racun
Dosis
Makin besar dosis makin berbahaya.
Konsentrasi
konsentrasi tinggikerusakan lokal tinggi
Bentuk dan kombinasi fisik
Addisi dan Sinergisme
(alkohol + luminal berpotensiasi)
Susunan kimia
Antagonisme
(asam dan basa; saling menetralisir)
DIAGNOSIS KERACUNAN
ANAMNESA
GEJALA DAN TANDA
PEMERIKSAAN FISIK
TERMASUK VITAL SIGN,PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (KESADARAN, PUPIL DAN RESPONSE MOTORIK)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN X-RAY
PENANGANAN
AIRWAY
BREATHING
CIRCULATION
DEKONTAMINASI
EKSTERNAL EKSPOSURE
Irigasi dengan air mengalir.
INGESTI
Kumbah lambung, irigasi usus,ion trapping, hemodialisa
INDIKASI KUMBAH LAMBUNG
Kepada pasien < 1jam terminum racun yang cepat sekali diserap oleh saluran pencernaan.
Racun yang menyebabkan penurunan motilitas pencernaan (anti kholinergik)
Racun yang tidak terikat oleh charcoal / norit.
Racun yang spesifik yang sangat mengancam jiwa pasien
KUMBAH LAMBUNG
PERSIAPAN ALAT
NGT ATAU TUBE YANG BESAR
SPUIT 50CC
NORIT
AIR
NACL 0,9%
SUSU ATAU MINUMAN BERSODA
JELLY
KUMBAH LAMBUNG
PASIEN DALAM POSISI LATERAL DEKUBITUS DENGAN KEPALA LEBIH RENDAH DIBANDING KAKI.
KEMUDIAN PASANG NGT/TUBE YANG BESAR.
KEMUDIAN MASUKKAN CAIRAN 150 – 300 CC KE DALAM TUBE.
LAKUKAN BERULANG ULANG SAMPAI BERSIH.
Taylor
Racun adalah setiap bahan/zat yang dalam jumblah relatif kecil bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang akan menyebabkan penyakit dan kematian.
Pengertian sekarang
Racun adalah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara chemist dan fisiologi yang dalam doksis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal mana dapat menyebabkan penyakit dan kematian.
Toksikologi
Adalah ilmu yang mempelajari keracunan oleh karena berbagai zat kimia/terutama obat , termasuk di dalamnya diagnostik keracunan, tindakan pengobatan, tindakan pencegahan.
CARA/TEMPAT MASUKNYA RACUN KE DALAM TUBUH
ENTERAL
SUBLINGUAL
ORAL
RECTAL
PARENTERAL
SUBKUTAN
INTRAMUSKULAR
INTRAVENA
INTRAARTERI
INHALASI
TOPIKAL
MUKOSAL (MELALUI SELAPUT LENDIR)
MEKANISME KERJA
SISTEMIK (SELURUH TUBUH)
SETEMPAT(LOKAL)
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA RACUN
CARA PEMBERIAN
Pada umumnya bekerja menurut urutannya; inhalasi (tercepat), parenteral (IV,IA,IM,SC), ingesti,absorpsi melalui mukosa, melalui kulit yang sehat (terlambat)
Keadaan tubuh
Umur : anak anak dan orang tua lebih sensitif daripada orang dewasa.
Jenis racun
Dosis
Makin besar dosis makin berbahaya.
Konsentrasi
konsentrasi tinggikerusakan lokal tinggi
Bentuk dan kombinasi fisik
Addisi dan Sinergisme
(alkohol + luminal berpotensiasi)
Susunan kimia
Antagonisme
(asam dan basa; saling menetralisir)
DIAGNOSIS KERACUNAN
ANAMNESA
GEJALA DAN TANDA
PEMERIKSAAN FISIK
TERMASUK VITAL SIGN,PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (KESADARAN, PUPIL DAN RESPONSE MOTORIK)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN X-RAY
PENANGANAN
AIRWAY
BREATHING
CIRCULATION
DEKONTAMINASI
EKSTERNAL EKSPOSURE
Irigasi dengan air mengalir.
INGESTI
Kumbah lambung, irigasi usus,ion trapping, hemodialisa
INDIKASI KUMBAH LAMBUNG
Kepada pasien < 1jam terminum racun yang cepat sekali diserap oleh saluran pencernaan.
Racun yang menyebabkan penurunan motilitas pencernaan (anti kholinergik)
Racun yang tidak terikat oleh charcoal / norit.
Racun yang spesifik yang sangat mengancam jiwa pasien
KUMBAH LAMBUNG
PERSIAPAN ALAT
NGT ATAU TUBE YANG BESAR
SPUIT 50CC
NORIT
AIR
NACL 0,9%
SUSU ATAU MINUMAN BERSODA
JELLY
KUMBAH LAMBUNG
PASIEN DALAM POSISI LATERAL DEKUBITUS DENGAN KEPALA LEBIH RENDAH DIBANDING KAKI.
KEMUDIAN PASANG NGT/TUBE YANG BESAR.
KEMUDIAN MASUKKAN CAIRAN 150 – 300 CC KE DALAM TUBE.
LAKUKAN BERULANG ULANG SAMPAI BERSIH.
KERACUNAN MAKANAN(Clostridium Botulismus)
PENDAHULUAN
Penyebab botulisme, tersebar di seluruh dunia. Ditemukan di tanah dan kadang-kadang di feses hewan
Spora sangat resisten terhadap panas, tahan pada suhu 1000C selama 3-5 jam, tetapi daya tahan ini berkurang pada pH asam Atau konsentrasi garam tinggi
Masuk melalui sistem pencernaan
Penyebaran melalui sistem pencernaan ke sistem saraf melalui darah.
Tidak dijumpai multiplikasi kuman.
Ph yang alkaline(basa) menyebabkan kuman dapat diserap dan menyebar melalui darah.
Racunnya bersifat eksotoksin yang menyebabkan paralisis flaksid (kelemahan)
EPIDEMIOLOGI
Dijumpai umumnya pada orang dewasa.
California, colorado, mexico merupakan daerah yang sering terjangkit.
Masa Inkubasi :
Rata rata sekitar 18 sampai 38 jam
Ekstrem : 2 jam sampai 1 minggu.
FAKTOR PREDISPOSISI
Achlorhydria
Penggunaan antibiotik waktu yang lama.
Gastrectomy
Bedah intestinal.
GEJALA KLINIS
Kelemahan : dysphagia, ptosis, dysathria.
Pupil : dilatasi dan pandangan kabur.
Bradikardia.
Hipotensi.
Retensi urine.
Gastrointestinal : mual dan muntah dijumpai, diare, konstipasi dijumpai pada bayi biasa dijumpai respon menyusui yang rendah.
Gejala klinis
RACUN
Toksin :
Selama pertumbuhan, toksin dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Dikenal 7 variasi toksin antigenik (A-G) penyebab utama penyakit pada manusia
Botulisme merupakan keracunan akibata memakan makanan yang terkontaminasi C.botulinum
Paling sering pada makanan kaleng yang bersifat basa, dikemas kedap udara, diasap tanpa dimasak lagi. Dalam keadaan anaerob bentuk vegetatif tumbuh dan menghasilkan toksin
Toksin menghambat pelepasan asetilkolin pada sinaps dan hubungan saraf otot, mengakibatkan paralisis flaksid
PENGOBATAN
Uji laboratorium diagnostik
Toksin dapat ditemukan dalam serum penderita atau makanan yang tersisa. C. botulinum dapat dibiakkan dari makanan yang tersisa dan dites toksinnya → jarang dilakukan
Pengobatan :
Antitoksin trivalen (A, B, E) harus diberikan secara intravena sedini mungkin serta perawatan penunjang
PENCEGAHAN
Masak masakan yang dikalengkan.
Racun akan tidak aktif dengan pemanasan makanan pada suhu 85oc selama 1 menit atau pada suhu 80oc selama 5 menit.
Spora tidak aktif dengan pemanasan 120oc
Hindarkan pemberian madu (diduga sering dijumpai toksin c botulismus).
Imunisasi
Penyebab botulisme, tersebar di seluruh dunia. Ditemukan di tanah dan kadang-kadang di feses hewan
Spora sangat resisten terhadap panas, tahan pada suhu 1000C selama 3-5 jam, tetapi daya tahan ini berkurang pada pH asam Atau konsentrasi garam tinggi
Masuk melalui sistem pencernaan
Penyebaran melalui sistem pencernaan ke sistem saraf melalui darah.
Tidak dijumpai multiplikasi kuman.
Ph yang alkaline(basa) menyebabkan kuman dapat diserap dan menyebar melalui darah.
Racunnya bersifat eksotoksin yang menyebabkan paralisis flaksid (kelemahan)
EPIDEMIOLOGI
Dijumpai umumnya pada orang dewasa.
California, colorado, mexico merupakan daerah yang sering terjangkit.
Masa Inkubasi :
Rata rata sekitar 18 sampai 38 jam
Ekstrem : 2 jam sampai 1 minggu.
FAKTOR PREDISPOSISI
Achlorhydria
Penggunaan antibiotik waktu yang lama.
Gastrectomy
Bedah intestinal.
GEJALA KLINIS
Kelemahan : dysphagia, ptosis, dysathria.
Pupil : dilatasi dan pandangan kabur.
Bradikardia.
Hipotensi.
Retensi urine.
Gastrointestinal : mual dan muntah dijumpai, diare, konstipasi dijumpai pada bayi biasa dijumpai respon menyusui yang rendah.
Gejala klinis
RACUN
Toksin :
Selama pertumbuhan, toksin dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Dikenal 7 variasi toksin antigenik (A-G) penyebab utama penyakit pada manusia
Botulisme merupakan keracunan akibata memakan makanan yang terkontaminasi C.botulinum
Paling sering pada makanan kaleng yang bersifat basa, dikemas kedap udara, diasap tanpa dimasak lagi. Dalam keadaan anaerob bentuk vegetatif tumbuh dan menghasilkan toksin
Toksin menghambat pelepasan asetilkolin pada sinaps dan hubungan saraf otot, mengakibatkan paralisis flaksid
PENGOBATAN
Uji laboratorium diagnostik
Toksin dapat ditemukan dalam serum penderita atau makanan yang tersisa. C. botulinum dapat dibiakkan dari makanan yang tersisa dan dites toksinnya → jarang dilakukan
Pengobatan :
Antitoksin trivalen (A, B, E) harus diberikan secara intravena sedini mungkin serta perawatan penunjang
PENCEGAHAN
Masak masakan yang dikalengkan.
Racun akan tidak aktif dengan pemanasan makanan pada suhu 85oc selama 1 menit atau pada suhu 80oc selama 5 menit.
Spora tidak aktif dengan pemanasan 120oc
Hindarkan pemberian madu (diduga sering dijumpai toksin c botulismus).
Imunisasi
soal kewiraan stikes deli husada jalur B
1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di Pergurun Tinggi adalah :
A Memupek sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
B Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional secara kritis dan bertanggung jawab.
C Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta iklas sebagai warga Negara terdidik dalam kehidupannya selaku warga Negara Republic Indonesia yang bertanggung jawab.
D A dan B benar.
E A, B, C benar.
2. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan menmbuhkan sikap mental yang bersifat cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang …..
A Aktiv memanfaatkan ilmu tehnologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara.
B Bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara.
C Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara.
D Bukan salah satu diatas.
E A, B, C benar
3. Pokok-pokok pikiran Renan tentang Bangsa adalah sebagai berikut. Kecuali :
A Bangsa adalah suatu jiwa, suatu azas kerohanian.
B Bangsa adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama.
C Bangsa adalah suatu hasil sejarah.
D Bangsa adalah suatu solidaritas besar..
E Wilayah dan ras bukanlah suatu penyebab timbulnya bangsa, wilayah memberikan ruang dimana bangsa hidup sedangkan manusia membentuk jiwanya.
4. Faktor-faktor yang membentuk jiwa bangsa menurut Ernest Renan antara lain :
A Kejayaan dan kemuliaan dimasa lampau.
B Suatu keinginan hidup bersama, baik dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.
C Penderitaan-penderitaan yang dialami bersama..
D Perasaan senasib dan sepenanggungan.
E A, B, C benar
5. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara antara lain sebagai berikut, kecuali :
A Adanya pemimpin. B. Daerah tertentu.
C Rakyat. D. Pemenintah yang berdaulat.
E Pengakuan oleh Negara lain.
6. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara yang bersifat deklaratif adalah :
A Rakyat. B. Daerah tertentu.
C Pengakuan oleh Negara lain. D. Pemenintah yang berdaulat.
E Adanya pemimpin.
7. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara yang bersifat konstitutif adalah :
A Daerah tertentu. B. Pengakuan oleh Negara lain.
C Rakyat. D. Pemenintah yang berdaulat.
E A, C, D benar.
8. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara yang bersifat konstitutif adalah :
A Teori universal. B. Teori hukum alam.
C Teori Ketuhanan. D. B dan C benar.
E A, dan C benar.
9. Hak adalah :
A Yang benar, yang sungguh ada kebenaran nya.
B Kekuasaan untuk menguasai.
C Kekuasaan untuk memperoleh tujuan.
D A, B, C benar.
E A, benar.
10. Pasal yang mengatur tentang warga Negara dan penduduk adalah pasal :
A 25 ayat 1,2. B. 22 ayat 3.
C 26 ayat 1,2, dan 3. D. 24 ayat 2.
E Bukan salah satu diatas.
11. Pasal dan ayat yang menyatakan tentang hak dan kewajiban warga Negara ikut serta dalam pembelaan Negara adalah :
A Pasal 27 ayat 1. B. Pasal 27 ayat 2.
C Pasal 27 ayat 3. D. Pasal 31 ayat 1.
E Pasal 31 ayat 2.
12. Hak mendapat pendidikan dan kebudayaan tercantum dalam pasal 31 terdiri dari berapa ayat :
A 2 ayat. B. 3 ayat.
C 4 ayat. D. 5 ayat.
E 6 ayat.
13. Kesejahteraan social diatur dalam undang-undang dasar yaitu pasal 33 dan 34. pasal 33 terdiri dari berapa ayat :
A 1 ayat. B. 2 ayat.
C 3 ayat. D. 4 ayat.
E 5 ayat.
14. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pernyataan ini adalah bunyi dari pasal 33 ayat :
A 1. B. 2.
C 3. D. 4.
E 5.
15. Kekuasaan Legislativ disebut juga dengan kekuasaan untuk :
A Menjalankan undang-undang. B. Membuat undang-undang.
C Menyatakan perang dan damai. D. Mengadili.
E Bukan salah satu diatas.
16. Kekuasaan Judikativ disebut juga dengan kekuasaan untuk :
A Membuat undang-undang. B. Menjalankan undang-undang.
C Mengadili. D. Menyatakan perang dan damai.
E Bukan salah satu diatas.
17. Kekuasaan Eksekutiv disebut juga dengan kekuasaan untuk :
A Menyatakan perang dan damai. B. Membuat undang-undang.
C Mengadili. D. Menjalankan undang-undang.
E Bukan salah satu diatas.
18. Faham yang dianut dalam system kenegaraan Republik Indonesia adalah Negara Kesatuan. Penyelenggara kekuasaan adalah rakyat / demokratis, dengan membagi kekuasaan pada 6 kekuasaan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh :
A Presiden. B. DPR.
C M.A. D. DPA.
E MPR.
19. Kekuasaan Legislativ dipegang oleh :
A DPR. B. MPR.
C M.A. D. DPA.
E BPK.
20. Kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dipegang oleh :
A MPR. B. DPR.
C Presiden. D. MA.
E Bukan salah satu diatas.
21. Kekuasaan untuk mengadili dan menguji undang-undang dipegang oleh :
A Presiden. B. MPR.
C DPR. D. MA.
E DPA.
22. Pasal-pasal dalam Deklarasi Universal tentang HAM yang disetujui dan diumumkan oleh Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 217 A (III) 10 Desember 1948 terdiri atas berapa pasal ?
A 30 pasal. B. 29 pasal.
C 28 pasal. D. 27 pasal.
E 26 pasal.
23. Ruang lingkup Ham meliputi berbagai bidang antara lain :
A Hak asasi pribadi (Personal Right).
B Hak asasi dari segi ekonomi atau harta milik (Property Right).
C Hak asasi politik (Political Right).
D A, C benar.
E A, B, C benar.
24. Pasal 28 UUD 1945 terdiri atas berapa pasal ?
A 9 pasal. B. 10 pasal.
C 8 pasal. D. 3 pasal.
E 2 pasal.
25. Dalam pembukaan UUD 1945 sebagai landasan konstitusi adalah :
A Pancasila, cita-cita dan ideology Negara.
B Penataan supra dan infra struktur politik Negara.
C Ekonomi. Peningkatan taraf hidup melalui penguasaan bumi dan air oleh Negara untuk kemakmuran bangsa.
D Kualitas bangsa, mencerdaskan kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain.
E STDB.
26. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea yang mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah NKRI adalah alinea ke…..
A Alinea ke 2. B. Alinea ke 4.
C Alinea ke 3. D. Alinea ke 1.
E Bukan salah satu diatas.
27. Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah terwujudnya warga Negara republic Indonesia yang mengerti, menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan kewajiban dalam upaya bela Negara dengan cirri-ciri :
A Cinta tanah air .
B Sadar berbangsa indonesia.
C Rela berkorban untuk bangsa dan negara .
D Yakin akan kebenaran dan kesaktian pancasila.
E Semua diatas benar
28. Kekuasaan sebagai pemberi saran pada penyelenggara pemerintahan dipegang oleh….
A DPR. B. DPA.
C MPR. D. BPK
E M.A.
29. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea yang menunjukkan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan menolak adanya penjajahan karena bertentangan dengan hak azasi manusia, adalah alinea ke…..?
A Alinea ke 1. B. Alinea ke 2.
C Alinea ke 3. D. Alinea ke 4.
E Bukan salah satu diatas.
30. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea yang menunjukkan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapatkan ridho allah yang maha kuasa sebagai dorongan (motivasi) spiritual yang harus diraih kalau bangsa dan Negara ini ngin tetap berdiri dengan kokoh, adalah alinea ke…..?
A Alinea ke 1. B. Alinea ke 2.
C Alinea ke 3. D. Alinea ke 4.
E Bukan salah satu diatas.
31. Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada factor penentu utama yang harus diperhatikan oleh suatu bangsa yaitu :
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup.
2. Jiwa, tekad ruang dimana bangsa itu hidup.
3. Lingkungan sekitarnya.
4. Wawasan nusantara.
32. Renaicance adalah :
A Dapat mempertahankan. B. Gerakan pembaharuan.
C Bangkit kembali. D. Tentang politik dan strategi.
E Kekuatan politik.
33. Sebutkan judul buku tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris :
A Renaicance. B. Devide Et Impera.
C Revolusioner. D. The Prince.
E Vom Kriege.
34. Pengertian politik adalah :
A Suatu system yang berdasarkan bidang tertentu.
B Percapaian suatu persatuan dan kesatuan.
C Kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan dasar dalam menentukan kebijakan dasar nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
D Penggunaan kekuatan fisik dalam rangka mewujudkan keinginan atau aspirasi nasional suatu bangsa.
E Sebagai pandangan dan kekuatan yang dapat dicapai.
35. Ilmu bumi politik sebagai penelitiannya secara alamiah dalam universal tidak khusus suatu Negara dirumuskan oleh :
A Karl Houshofer. B. Frederic Retzel.
C Jendral Calusewitz. D. Machiavelli.
E Kaisar Napoleon Bonaparte.
36. Yang merupakan landasan Idiil Wawasan Nusantara adalah :
A UUD 1945. B. Landasan Konstitusional.
C HAM. D. Pancasila.
E GBHN.
37. Ideologi dan dasar Negara dirumuskan dalam :
A UUD 1945. B. Pancasila.
C Landasan Konstitusional. D. Wawasan Nusantara.
E GBHN.
38. Konsepsi Wawasan Nusantara mengandung 3 unsur, antara lain :
A Wadah. B. Isi.
C Tata laku. D. Asas Wawasan Nusantara.
E GBHN.
39. Pengertian dari hakikat Wawasan Nusantara adalah :
A Kesatuan masyarakat.
B Keutuhan Nusantara atau Nasional.
C Kesatuan Negara.
D Kepatuhan warga Negara.
E Persatuan dan Kesatuan Negara .
40. Arah pandang Wawasan Nusantara meliputi :
A Ketengah. B. Kedalam dan ketengah.
C Kedalam dan keluar. D. Keluar.
E Kedalam
41.Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuatan dari bangsa Indonesia yang dilandasi oleh pemikiran berdasarkan :
A Falsafah Pancasila. B. Peemikiran rakyat.
C Lingkungan Indonesia. D. Bangsa Indonesia.
E Wawasan National.
42. Berdasarkan Falsafah Pancasila manusia Indonesia adalah :
A Aspek social budaya. Budaya bangsa Indonesia.
B Pemikiran aspek kessejahteraan bangsa Indonesia.
C Mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak dan daya pikiran.
D Aspek wilayah dan nusantara.
E Pengembangan Wawasan Nasional Indonesia .
43. Bangsa Indonesia memiliki berbagai motivasi antara lain :
A Demi terciptanya suasana.
B Damai dan tentram menuju kebahagiaan.
C Demi terselenggaranya keteraturan.
D Membina hubungan antar sesamanya.
E Semua pernyataan diatas benar.
44. Sila “KETUHANAN YANG MAHA ESA” menyatakan:
A Kepercayaan terhadap bangsa.
B Kepercayaan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
C Kepercayaan terhadap partai.
D Kebebasan menganut agama.
E Semua pernyataan benar.
45. Dengan sila kemausiaan yang adil dan beradap, bangsa Indonesia mengaku :
A Menghargai dan memberikan hak dan kebebasan yang sama kepada setiap warganya.
B Menerapkan hak azasi manusia.
C Menghormati HAM.
D A, B benar.
E B, C benar.
46. Yang dimaksud dengan sila Persatuan Indonesia adalah :
A Bangsa Indonesia lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
B Kepentingan masyarakat yang lebih luas harus di utamakan.
C A, B benar.
D A saja.
E Semua salah.
47. Yang dimaksud dengan Voting adalah :
A Menutup suara.
B Pemungutan suara.
C Tidak menutup kemungkinan melalui pemungutan suara.
D Pemaksaan pemungutan suara.
E Mewarnai wawasan kebangsaan.
48. Apa itu Geografi :
A Wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah.
B Bentuk suatu negara.
C Suatu ruang atau wadah.
D Sumber kekayaan alam.
E Semua benar.
49. Deklarasi Djuanda di maklumkan pada tanggal :
A 14 Desember 1957. B. 13 Desember 1963.
C 13 Desember 1957. D. 13 April 1957.
E 14 April 1963.
50. Dalam bunyi Deklarasi Djuanda terdapat batas lautan territorial, berapa mil lebarnya pula Negara Indonesia tersebut :
A 16 mil. B. 12 mil.
C 13 mil. D. 14 mil.
E 15 mil.
51. Pada Raker Hankam tahun 1967 diputuskan untuk menanamkan Wawasan Hankamnas sebagai :
A Wawasan Bahari AL RI.
B Wawasan Nusantara.
C Wawasan Benua.
D Wawasan Dirgantara AU RI.
E Wawasan Nasional.
52. Dibawah ini merupakan aspek yang dipergunakan bangsa Indonesia dalam membina dan membangun kehidupan social, kecuali :
A Politik. B. Ekonomi.
C Social budaya. D. Hankam.
E Religius.
53. Semangat kebangsaan diwadahi dalam organisasi Boedi Utomo, pada tanggal :
A 20 Mei 1908.
B 19 Juni 1908.
C 18 Mei 1908.
D 21 Juli 1908.
E 22 Mei 1908.
54. Budaya dalam arti Etimologis adalah :
A Segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia.
B Konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat.
C Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar mejamin pemenuhan dan kesejahteraan rakyat.
D Menciptakan iklim penyelengggaraan Negara yang sehatdann dinamis.
E Pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional.
55. Sifat dari kebudayaan :
A Warisan. B. Keakraban.
C kekerabatan. D. Religius.
E Mengikat.
56. Dibawah ini merupakan cirri-ciri kebudayaan, kecuali :
A Agama. B. Kepercayaan.
C Bahasa daerah. D. Politik.
E Adat-istiadat.
57. Dari ciri ruang lingkup yang menjadi asal-usul suatu masyarakat dapat dikenali perbedaan umum yaitu :
A Masyarakat partai dengan masyaakat petani.
B Konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat.
C Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar mejamin pemenuhan dan kesejahteraan rakyat.
D Menciptakan iklim penyelengggaraan Negara yang sehatdann dinamis.
E Pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional.
58. Sumpah pemuda di ikrarkan tanggal :
A 29 Oktober 1928. B. 28 oktober 1928.
C 20 Oktober 1928. D. 27 Oktober 1928.
E 26 Oktober 1928.
59. Tahun berapa perjuangan yang ditandai dari lahirnya sebuah konsep baru dan modern?
A 1900-an. B. 1800-an.
C 1700-an. D. 1600-an.
E 1500-an.
60.Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan warisan colonial …
A Austria - Belanda. B. Belanda - Islandia.
C Hindia – Belanda. D. Hindia - Jepang.
E Islandia - Austtralia.
A Memupek sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
B Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional secara kritis dan bertanggung jawab.
C Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta iklas sebagai warga Negara terdidik dalam kehidupannya selaku warga Negara Republic Indonesia yang bertanggung jawab.
D A dan B benar.
E A, B, C benar.
2. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan menmbuhkan sikap mental yang bersifat cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang …..
A Aktiv memanfaatkan ilmu tehnologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara.
B Bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara.
C Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara.
D Bukan salah satu diatas.
E A, B, C benar
3. Pokok-pokok pikiran Renan tentang Bangsa adalah sebagai berikut. Kecuali :
A Bangsa adalah suatu jiwa, suatu azas kerohanian.
B Bangsa adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama.
C Bangsa adalah suatu hasil sejarah.
D Bangsa adalah suatu solidaritas besar..
E Wilayah dan ras bukanlah suatu penyebab timbulnya bangsa, wilayah memberikan ruang dimana bangsa hidup sedangkan manusia membentuk jiwanya.
4. Faktor-faktor yang membentuk jiwa bangsa menurut Ernest Renan antara lain :
A Kejayaan dan kemuliaan dimasa lampau.
B Suatu keinginan hidup bersama, baik dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.
C Penderitaan-penderitaan yang dialami bersama..
D Perasaan senasib dan sepenanggungan.
E A, B, C benar
5. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara antara lain sebagai berikut, kecuali :
A Adanya pemimpin. B. Daerah tertentu.
C Rakyat. D. Pemenintah yang berdaulat.
E Pengakuan oleh Negara lain.
6. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara yang bersifat deklaratif adalah :
A Rakyat. B. Daerah tertentu.
C Pengakuan oleh Negara lain. D. Pemenintah yang berdaulat.
E Adanya pemimpin.
7. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara yang bersifat konstitutif adalah :
A Daerah tertentu. B. Pengakuan oleh Negara lain.
C Rakyat. D. Pemenintah yang berdaulat.
E A, C, D benar.
8. Unsur-unsur terjadinya suatu Negara yang bersifat konstitutif adalah :
A Teori universal. B. Teori hukum alam.
C Teori Ketuhanan. D. B dan C benar.
E A, dan C benar.
9. Hak adalah :
A Yang benar, yang sungguh ada kebenaran nya.
B Kekuasaan untuk menguasai.
C Kekuasaan untuk memperoleh tujuan.
D A, B, C benar.
E A, benar.
10. Pasal yang mengatur tentang warga Negara dan penduduk adalah pasal :
A 25 ayat 1,2. B. 22 ayat 3.
C 26 ayat 1,2, dan 3. D. 24 ayat 2.
E Bukan salah satu diatas.
11. Pasal dan ayat yang menyatakan tentang hak dan kewajiban warga Negara ikut serta dalam pembelaan Negara adalah :
A Pasal 27 ayat 1. B. Pasal 27 ayat 2.
C Pasal 27 ayat 3. D. Pasal 31 ayat 1.
E Pasal 31 ayat 2.
12. Hak mendapat pendidikan dan kebudayaan tercantum dalam pasal 31 terdiri dari berapa ayat :
A 2 ayat. B. 3 ayat.
C 4 ayat. D. 5 ayat.
E 6 ayat.
13. Kesejahteraan social diatur dalam undang-undang dasar yaitu pasal 33 dan 34. pasal 33 terdiri dari berapa ayat :
A 1 ayat. B. 2 ayat.
C 3 ayat. D. 4 ayat.
E 5 ayat.
14. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pernyataan ini adalah bunyi dari pasal 33 ayat :
A 1. B. 2.
C 3. D. 4.
E 5.
15. Kekuasaan Legislativ disebut juga dengan kekuasaan untuk :
A Menjalankan undang-undang. B. Membuat undang-undang.
C Menyatakan perang dan damai. D. Mengadili.
E Bukan salah satu diatas.
16. Kekuasaan Judikativ disebut juga dengan kekuasaan untuk :
A Membuat undang-undang. B. Menjalankan undang-undang.
C Mengadili. D. Menyatakan perang dan damai.
E Bukan salah satu diatas.
17. Kekuasaan Eksekutiv disebut juga dengan kekuasaan untuk :
A Menyatakan perang dan damai. B. Membuat undang-undang.
C Mengadili. D. Menjalankan undang-undang.
E Bukan salah satu diatas.
18. Faham yang dianut dalam system kenegaraan Republik Indonesia adalah Negara Kesatuan. Penyelenggara kekuasaan adalah rakyat / demokratis, dengan membagi kekuasaan pada 6 kekuasaan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh :
A Presiden. B. DPR.
C M.A. D. DPA.
E MPR.
19. Kekuasaan Legislativ dipegang oleh :
A DPR. B. MPR.
C M.A. D. DPA.
E BPK.
20. Kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dipegang oleh :
A MPR. B. DPR.
C Presiden. D. MA.
E Bukan salah satu diatas.
21. Kekuasaan untuk mengadili dan menguji undang-undang dipegang oleh :
A Presiden. B. MPR.
C DPR. D. MA.
E DPA.
22. Pasal-pasal dalam Deklarasi Universal tentang HAM yang disetujui dan diumumkan oleh Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 217 A (III) 10 Desember 1948 terdiri atas berapa pasal ?
A 30 pasal. B. 29 pasal.
C 28 pasal. D. 27 pasal.
E 26 pasal.
23. Ruang lingkup Ham meliputi berbagai bidang antara lain :
A Hak asasi pribadi (Personal Right).
B Hak asasi dari segi ekonomi atau harta milik (Property Right).
C Hak asasi politik (Political Right).
D A, C benar.
E A, B, C benar.
24. Pasal 28 UUD 1945 terdiri atas berapa pasal ?
A 9 pasal. B. 10 pasal.
C 8 pasal. D. 3 pasal.
E 2 pasal.
25. Dalam pembukaan UUD 1945 sebagai landasan konstitusi adalah :
A Pancasila, cita-cita dan ideology Negara.
B Penataan supra dan infra struktur politik Negara.
C Ekonomi. Peningkatan taraf hidup melalui penguasaan bumi dan air oleh Negara untuk kemakmuran bangsa.
D Kualitas bangsa, mencerdaskan kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain.
E STDB.
26. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea yang mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah NKRI adalah alinea ke…..
A Alinea ke 2. B. Alinea ke 4.
C Alinea ke 3. D. Alinea ke 1.
E Bukan salah satu diatas.
27. Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah terwujudnya warga Negara republic Indonesia yang mengerti, menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan kewajiban dalam upaya bela Negara dengan cirri-ciri :
A Cinta tanah air .
B Sadar berbangsa indonesia.
C Rela berkorban untuk bangsa dan negara .
D Yakin akan kebenaran dan kesaktian pancasila.
E Semua diatas benar
28. Kekuasaan sebagai pemberi saran pada penyelenggara pemerintahan dipegang oleh….
A DPR. B. DPA.
C MPR. D. BPK
E M.A.
29. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea yang menunjukkan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan menolak adanya penjajahan karena bertentangan dengan hak azasi manusia, adalah alinea ke…..?
A Alinea ke 1. B. Alinea ke 2.
C Alinea ke 3. D. Alinea ke 4.
E Bukan salah satu diatas.
30. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea yang menunjukkan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapatkan ridho allah yang maha kuasa sebagai dorongan (motivasi) spiritual yang harus diraih kalau bangsa dan Negara ini ngin tetap berdiri dengan kokoh, adalah alinea ke…..?
A Alinea ke 1. B. Alinea ke 2.
C Alinea ke 3. D. Alinea ke 4.
E Bukan salah satu diatas.
31. Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada factor penentu utama yang harus diperhatikan oleh suatu bangsa yaitu :
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup.
2. Jiwa, tekad ruang dimana bangsa itu hidup.
3. Lingkungan sekitarnya.
4. Wawasan nusantara.
32. Renaicance adalah :
A Dapat mempertahankan. B. Gerakan pembaharuan.
C Bangkit kembali. D. Tentang politik dan strategi.
E Kekuatan politik.
33. Sebutkan judul buku tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris :
A Renaicance. B. Devide Et Impera.
C Revolusioner. D. The Prince.
E Vom Kriege.
34. Pengertian politik adalah :
A Suatu system yang berdasarkan bidang tertentu.
B Percapaian suatu persatuan dan kesatuan.
C Kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan dasar dalam menentukan kebijakan dasar nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
D Penggunaan kekuatan fisik dalam rangka mewujudkan keinginan atau aspirasi nasional suatu bangsa.
E Sebagai pandangan dan kekuatan yang dapat dicapai.
35. Ilmu bumi politik sebagai penelitiannya secara alamiah dalam universal tidak khusus suatu Negara dirumuskan oleh :
A Karl Houshofer. B. Frederic Retzel.
C Jendral Calusewitz. D. Machiavelli.
E Kaisar Napoleon Bonaparte.
36. Yang merupakan landasan Idiil Wawasan Nusantara adalah :
A UUD 1945. B. Landasan Konstitusional.
C HAM. D. Pancasila.
E GBHN.
37. Ideologi dan dasar Negara dirumuskan dalam :
A UUD 1945. B. Pancasila.
C Landasan Konstitusional. D. Wawasan Nusantara.
E GBHN.
38. Konsepsi Wawasan Nusantara mengandung 3 unsur, antara lain :
A Wadah. B. Isi.
C Tata laku. D. Asas Wawasan Nusantara.
E GBHN.
39. Pengertian dari hakikat Wawasan Nusantara adalah :
A Kesatuan masyarakat.
B Keutuhan Nusantara atau Nasional.
C Kesatuan Negara.
D Kepatuhan warga Negara.
E Persatuan dan Kesatuan Negara .
40. Arah pandang Wawasan Nusantara meliputi :
A Ketengah. B. Kedalam dan ketengah.
C Kedalam dan keluar. D. Keluar.
E Kedalam
41.Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuatan dari bangsa Indonesia yang dilandasi oleh pemikiran berdasarkan :
A Falsafah Pancasila. B. Peemikiran rakyat.
C Lingkungan Indonesia. D. Bangsa Indonesia.
E Wawasan National.
42. Berdasarkan Falsafah Pancasila manusia Indonesia adalah :
A Aspek social budaya. Budaya bangsa Indonesia.
B Pemikiran aspek kessejahteraan bangsa Indonesia.
C Mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak dan daya pikiran.
D Aspek wilayah dan nusantara.
E Pengembangan Wawasan Nasional Indonesia .
43. Bangsa Indonesia memiliki berbagai motivasi antara lain :
A Demi terciptanya suasana.
B Damai dan tentram menuju kebahagiaan.
C Demi terselenggaranya keteraturan.
D Membina hubungan antar sesamanya.
E Semua pernyataan diatas benar.
44. Sila “KETUHANAN YANG MAHA ESA” menyatakan:
A Kepercayaan terhadap bangsa.
B Kepercayaan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
C Kepercayaan terhadap partai.
D Kebebasan menganut agama.
E Semua pernyataan benar.
45. Dengan sila kemausiaan yang adil dan beradap, bangsa Indonesia mengaku :
A Menghargai dan memberikan hak dan kebebasan yang sama kepada setiap warganya.
B Menerapkan hak azasi manusia.
C Menghormati HAM.
D A, B benar.
E B, C benar.
46. Yang dimaksud dengan sila Persatuan Indonesia adalah :
A Bangsa Indonesia lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
B Kepentingan masyarakat yang lebih luas harus di utamakan.
C A, B benar.
D A saja.
E Semua salah.
47. Yang dimaksud dengan Voting adalah :
A Menutup suara.
B Pemungutan suara.
C Tidak menutup kemungkinan melalui pemungutan suara.
D Pemaksaan pemungutan suara.
E Mewarnai wawasan kebangsaan.
48. Apa itu Geografi :
A Wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah.
B Bentuk suatu negara.
C Suatu ruang atau wadah.
D Sumber kekayaan alam.
E Semua benar.
49. Deklarasi Djuanda di maklumkan pada tanggal :
A 14 Desember 1957. B. 13 Desember 1963.
C 13 Desember 1957. D. 13 April 1957.
E 14 April 1963.
50. Dalam bunyi Deklarasi Djuanda terdapat batas lautan territorial, berapa mil lebarnya pula Negara Indonesia tersebut :
A 16 mil. B. 12 mil.
C 13 mil. D. 14 mil.
E 15 mil.
51. Pada Raker Hankam tahun 1967 diputuskan untuk menanamkan Wawasan Hankamnas sebagai :
A Wawasan Bahari AL RI.
B Wawasan Nusantara.
C Wawasan Benua.
D Wawasan Dirgantara AU RI.
E Wawasan Nasional.
52. Dibawah ini merupakan aspek yang dipergunakan bangsa Indonesia dalam membina dan membangun kehidupan social, kecuali :
A Politik. B. Ekonomi.
C Social budaya. D. Hankam.
E Religius.
53. Semangat kebangsaan diwadahi dalam organisasi Boedi Utomo, pada tanggal :
A 20 Mei 1908.
B 19 Juni 1908.
C 18 Mei 1908.
D 21 Juli 1908.
E 22 Mei 1908.
54. Budaya dalam arti Etimologis adalah :
A Segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia.
B Konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat.
C Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar mejamin pemenuhan dan kesejahteraan rakyat.
D Menciptakan iklim penyelengggaraan Negara yang sehatdann dinamis.
E Pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional.
55. Sifat dari kebudayaan :
A Warisan. B. Keakraban.
C kekerabatan. D. Religius.
E Mengikat.
56. Dibawah ini merupakan cirri-ciri kebudayaan, kecuali :
A Agama. B. Kepercayaan.
C Bahasa daerah. D. Politik.
E Adat-istiadat.
57. Dari ciri ruang lingkup yang menjadi asal-usul suatu masyarakat dapat dikenali perbedaan umum yaitu :
A Masyarakat partai dengan masyaakat petani.
B Konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat.
C Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar mejamin pemenuhan dan kesejahteraan rakyat.
D Menciptakan iklim penyelengggaraan Negara yang sehatdann dinamis.
E Pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional.
58. Sumpah pemuda di ikrarkan tanggal :
A 29 Oktober 1928. B. 28 oktober 1928.
C 20 Oktober 1928. D. 27 Oktober 1928.
E 26 Oktober 1928.
59. Tahun berapa perjuangan yang ditandai dari lahirnya sebuah konsep baru dan modern?
A 1900-an. B. 1800-an.
C 1700-an. D. 1600-an.
E 1500-an.
60.Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan warisan colonial …
A Austria - Belanda. B. Belanda - Islandia.
C Hindia – Belanda. D. Hindia - Jepang.
E Islandia - Austtralia.
Sabtu, 24 Januari 2009
ULCUS PEPTICUM
Terjadi pada dinding lambung / duodenum dimana diproduksi asam dan pepsinBisa juga terjadi pada oesophagus dan diverticulum Meckel dimana adanya ectopic gastric mucosa
ETIOLOGIAKUT1. Terjadi kerusakan / kelemahan gastric mucosa barrier2. Bertahun dianggap akibat kelebihan asam lambung3. 1982 Dr. Barry Marshal di Perth Australia → penyebabnya adalah infeksi kuman helicobacter pylorii → melalui makanan / minuman
3. Penyebab lain - iritasi mukosa lambung oleh obat – obatan: aspirin, NSAIDPATOLOGI- multiple- terjadi di semua bagian gaster dan first part duodenum- oval 1 – 2 mm- jarang menembus muscular
TANDA KLINIS- tidak khas : dyspepsia hematemesisPengobatan konservatif dengan obat – obatan berhasil baik
STRESS ULCERSuatu special group dari ulcus akut → terjadi pada pasien yang baru mengalami : - operasi besar - cardiac infarct - septic shock - trauma cerebral - operasi bedah syaraf
CURLING ULCER- akibat luka bakar > 35%- terjadi multiple erosi pada corpus + fundus dalam 48 jam pertama luka bakar- hematemesis hebat
KRONIKa.Duodenal Ulcer Etiologi 1. Infeksi H. Pylorii 2. Genetic : - familier - gol. Darah O 3X 3. Neurogenic Stress dan anxiety merangsang vagus → gastric hypersecretion + hypermotility
4. Endocrine Stress / physical stress → sarana hormonal merangsang pituitary adrenal axis → hypersekresi asam lambung5. Accesory - perokok - makan tak teratur - alkohol - deff. Vitamin - mastikasi tak sempurna
incidence ♂ : ♀ = 2 : 1mikroskopis : kerusakan muskular > mukosa
b. Gastric Ulcer - Normal acidity / lyposekresi - atrophic gastritis - perokok Incidence : - 1 – 2 % - ♂ : ♀ = 1 : 1
Patologi :- ulcus > duodenal ulcer- dasar ulcer sampai ke muscularis- tergantung lokasi → bisa menembus liver atau pancreas- bisa mengalami degenerasi maligna : ADENOCARCINOMA → kronik duodenal ulcer tidak
TANDA KLINIKA. KRONIK GASTRIC ULCER 1. nyeri epigastric t.u 2 jam setelah makan menjalar ke belakang yang hilang bila berbaring tidak pernah ada serangan pada malam hari 2. nyeri periodicity : 2 – 6 bulan 3. vomitting : 50 % relief the pain
4. hematemesis : melena = 60 : 40 5. nafsu makan baik tapi takut makan 6. BB b. CHRONIC DUODENAL ULCER - umur 25 – 50 tahun - periodicity jelas → timbul bila di- presipitasi : work,worry,weather
1. pain : severe, 1 - 2½ jam after meal → hunger pain, relief by food ( carry biscuit )2. vomitting : jarang3. hematemesis : melena = 40 : 604. nafsu makan baik5. BB tidak
INVESTIGASI1. Ba Meal : ada daerah yang melekuk2. Blood studies : - Hb → chronic blood loss3. Gastric function test4. Gastro duodenoscopic
TREATMENTTujuan : menghilangkan symptom- control gastric acid- H. Pylorii → Amoxicillin- H2 receptor blockade / antagonist - cimetidin, ranitidin- stop obat – obatan irritant - salicylat, NSAID- stop alkohol, rokok
Evaluasi 6 minggu bila gagal → operasiPemeriksaan endoscopy dilakukan tiap bulan untuk mengetahui kemajuan terapi.
OPERASITindakan operasi dilakukan bila :1. Gangguan nyeri hebat dan berulang-ulang dimana respon terhadap obat-obatan kecil.2. Komplikasi - Pyloric stenosis - Bleeding hebat - Deformity hour glass - Perforasi dengan keganasan
JENIS OPERASI1. Billroth I : Partial gastrectomy →Pemotongan bagian distal dari gaster →Gastroduodenostomy2. Billroth II : Gastrectomy - Pemotongan gaster diatas ulcer → Gastrojejunostomy
3. Vagotomy + Pyloroplasty pada Benigna Gastric Ulcer.4. Utk Duodenal Ulcer - Vagotomy+Pyloroplasty - Vagotomy+Gastrojejunostomy - Lesser Curve Seromyotomy
5. Untuk perdarahan - Laparatomy → Lambung dibuka, pembuluh darah dijahit.6. Untuk perforasi - Laparatomy → daerah yang bocor di excisi →dijahit + omental patch.
ETIOLOGIAKUT1. Terjadi kerusakan / kelemahan gastric mucosa barrier2. Bertahun dianggap akibat kelebihan asam lambung3. 1982 Dr. Barry Marshal di Perth Australia → penyebabnya adalah infeksi kuman helicobacter pylorii → melalui makanan / minuman
3. Penyebab lain - iritasi mukosa lambung oleh obat – obatan: aspirin, NSAIDPATOLOGI- multiple- terjadi di semua bagian gaster dan first part duodenum- oval 1 – 2 mm- jarang menembus muscular
TANDA KLINIS- tidak khas : dyspepsia hematemesisPengobatan konservatif dengan obat – obatan berhasil baik
STRESS ULCERSuatu special group dari ulcus akut → terjadi pada pasien yang baru mengalami : - operasi besar - cardiac infarct - septic shock - trauma cerebral - operasi bedah syaraf
CURLING ULCER- akibat luka bakar > 35%- terjadi multiple erosi pada corpus + fundus dalam 48 jam pertama luka bakar- hematemesis hebat
KRONIKa.Duodenal Ulcer Etiologi 1. Infeksi H. Pylorii 2. Genetic : - familier - gol. Darah O 3X 3. Neurogenic Stress dan anxiety merangsang vagus → gastric hypersecretion + hypermotility
4. Endocrine Stress / physical stress → sarana hormonal merangsang pituitary adrenal axis → hypersekresi asam lambung5. Accesory - perokok - makan tak teratur - alkohol - deff. Vitamin - mastikasi tak sempurna
incidence ♂ : ♀ = 2 : 1mikroskopis : kerusakan muskular > mukosa
b. Gastric Ulcer - Normal acidity / lyposekresi - atrophic gastritis - perokok Incidence : - 1 – 2 % - ♂ : ♀ = 1 : 1
Patologi :- ulcus > duodenal ulcer- dasar ulcer sampai ke muscularis- tergantung lokasi → bisa menembus liver atau pancreas- bisa mengalami degenerasi maligna : ADENOCARCINOMA → kronik duodenal ulcer tidak
TANDA KLINIKA. KRONIK GASTRIC ULCER 1. nyeri epigastric t.u 2 jam setelah makan menjalar ke belakang yang hilang bila berbaring tidak pernah ada serangan pada malam hari 2. nyeri periodicity : 2 – 6 bulan 3. vomitting : 50 % relief the pain
4. hematemesis : melena = 60 : 40 5. nafsu makan baik tapi takut makan 6. BB b. CHRONIC DUODENAL ULCER - umur 25 – 50 tahun - periodicity jelas → timbul bila di- presipitasi : work,worry,weather
1. pain : severe, 1 - 2½ jam after meal → hunger pain, relief by food ( carry biscuit )2. vomitting : jarang3. hematemesis : melena = 40 : 604. nafsu makan baik5. BB tidak
INVESTIGASI1. Ba Meal : ada daerah yang melekuk2. Blood studies : - Hb → chronic blood loss3. Gastric function test4. Gastro duodenoscopic
TREATMENTTujuan : menghilangkan symptom- control gastric acid- H. Pylorii → Amoxicillin- H2 receptor blockade / antagonist - cimetidin, ranitidin- stop obat – obatan irritant - salicylat, NSAID- stop alkohol, rokok
Evaluasi 6 minggu bila gagal → operasiPemeriksaan endoscopy dilakukan tiap bulan untuk mengetahui kemajuan terapi.
OPERASITindakan operasi dilakukan bila :1. Gangguan nyeri hebat dan berulang-ulang dimana respon terhadap obat-obatan kecil.2. Komplikasi - Pyloric stenosis - Bleeding hebat - Deformity hour glass - Perforasi dengan keganasan
JENIS OPERASI1. Billroth I : Partial gastrectomy →Pemotongan bagian distal dari gaster →Gastroduodenostomy2. Billroth II : Gastrectomy - Pemotongan gaster diatas ulcer → Gastrojejunostomy
3. Vagotomy + Pyloroplasty pada Benigna Gastric Ulcer.4. Utk Duodenal Ulcer - Vagotomy+Pyloroplasty - Vagotomy+Gastrojejunostomy - Lesser Curve Seromyotomy
5. Untuk perdarahan - Laparatomy → Lambung dibuka, pembuluh darah dijahit.6. Untuk perforasi - Laparatomy → daerah yang bocor di excisi →dijahit + omental patch.
KANKER PROSTAT
KANKER PROSTAT
Kanker prostat sering terjadi pada laki-laki
.Kanker prostat merupakan masalah yang sering dialami kaum laki-laki
Penyebaran sel kanker (metastase),bisa langsung ke organ sekitar prostat seperti tulang panggul dan kandung kencing.Selain itu ,bisa juga melalui pembuluh darah ke organ yang jauh dari prostat seperti otak,hati dan tulang anggota,atau melalui pembuluh limfe ke organ-organ yang jauh dari prostat.
Kebanyakan penderita yang kelak didiagnosa sebagai kanker prostat,ternyata tidak menunjukkan gejala klinik yang mencurigakan sebelumnya hingga diagnosa sering ditegakkan setelah melakukan otopsi (setelah penderita meninggal karena dicurugai mengidap kanker prostat)ya itu sekitar 1/3 kasus
1. FAKTOR RESIKO
Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat
Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.
Kontak dengan logam berat seperti cadmium.
Ras Afrika yang tinggal di Amerika.
Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga
Kebiasan merokok
2. GEJALA
Masalah kelenjar prostat,baik karena membesar atau karena mengalami peradangan,boleh dikatakanmenimbulkan gejala yang serupa,yaitu :
Mengalami kesulitan dalam buang air kecil
Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari.
Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .
Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni
Pancaran aliran air seni lemah
Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna
Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.
Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.
Makin ada darah di dalam air seni atau air mani
Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :
Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.
Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.
Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.
Mungkin air seni berdarah.
3. DIAGNOSA
Berikut ini dapat dicermati diagnosa kanker prostat,antara lain :
a. Pada permulaan,kanker prostat biasanya muncul tanpa gejala.Pada pemeriksaan prostat melalui anus,ukuran prosta normal sebesar kemiri dengan kekenyalan seperti tulang ujung hidung.Pada kanker konsistensi keras dengan benjolan-benjolan tersebar.Bila ada perlekatan dengan jaringan sekitar,kanker sulit digerakkan pada pemeriksaan.
Pada 25 % penderita,bendungan air seni biasanya tiba-tiba (akut)
Kadang-kadang terjadi hematuria (air seni berdarah)
Gejala metastase keorgan lain yang jauh dari prostat :
Berat badan turun
Kurang darah (anemi)
Napas sesak bila sudah metastase kejaringan paru.
Sembab bila ada bendungan pembulu limfe.
Gejala saraf bila sudah metastase kejaringan saraf atau otak .
Pemeriksaan cairan prostat,secara histopatologi ditemukan sel kanker.
Biopsi prostat melalui saluran kencing (transurethral biopsi) untuk pemeriksaan patologi anatomi.
Pemeriksaan foto kandung kencing (sitoskopi) terlihat penonjolan dibagian bawah kandung kencing.Dan kekakuan saluran kencing yang berada di daerah jaringan prostat.
Pemeriksaan asam pospatase,yang meningkat sampai 500-1000 kali dari lipat dari kadar normal di darah.
Pemeriksaan kadar alkalin pospatase didalam darah juga mengikat pada penderita kanker prostat.
Scanning tulang untuk mengetahui metastase kanker prostat.Meskipun pada foto rontgen tidak ditemukan kelainan tetapi dari pemeriksaan scanning bisa terlihat kelainan.
b. Pemeriksaan prostata spesifik anti gen (PSA)
PSA sejenis enzym protease yang dihasilkan sel epitel baik yang tumor jinak maupun yang mengalami keganasan.Di dalam darah beredar dalam bentuk komfleks tidak aktif dalam dua bentuk yaitu a1 anticymotrypsin dan makroglobulin.
4. PENYEBAB
a. Faktor predisposisi genetik (turunan).
b. Pengaruh hormon
c. Pengaruh zat yang bersifat menimbulkan kanker (karsinogenik).
d. Akibat Infeksi
e. Pengaruh lingkungan
Beberapa teori penyebab kanker prostat :
f. Staus perkawinan
5. PENCEGAHAN
Selain mengurangi dan menghindari faktor-faktor resiko penyebabnya,didalam literatur disebuitkan bahwa sebaiknya mengkonsumsi :
Buah aprikot yang mengandung vit.B17 sebanyak 7 buah sehari atau setar dengan 50-75 mg vit.B17 di Amerika sudah disebar luaskan pemasaran buah afrikot serta petunjuk penggunaannya sebagai pencegahan dan pengobatan kanker.Aprikot sejenis buah berbentuk bulat berwarna kuning keemasan kalau sudah matang,dengan daging buah yang lunak dan biji yang keras seperi batu.
Vit.B17 juga disebut juga sebagi laetril atau amygdalin
Buah cabai merah
6. PENGOBATAN KANKER PROSTAT
Dasar pengobatan kanker prostat,antara lain :
Operasi
Penyinaran
Pengobatan menggunakan hormon
Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan kimiawi
Konserfatif,menunggu sambil mewaspadai gejala yang mengancam
Gambar sel ca.prostat
expression in Ca prostate Gr.IV384 x 274 - 45k - jpgwww.icmr.nic.in
www.e-radiography.netCa prostate (BM metastasis)500 x 328 - 102k - jpgwww.cc.uoa.gr
Kanker prostat sering terjadi pada laki-laki
.Kanker prostat merupakan masalah yang sering dialami kaum laki-laki
Penyebaran sel kanker (metastase),bisa langsung ke organ sekitar prostat seperti tulang panggul dan kandung kencing.Selain itu ,bisa juga melalui pembuluh darah ke organ yang jauh dari prostat seperti otak,hati dan tulang anggota,atau melalui pembuluh limfe ke organ-organ yang jauh dari prostat.
Kebanyakan penderita yang kelak didiagnosa sebagai kanker prostat,ternyata tidak menunjukkan gejala klinik yang mencurigakan sebelumnya hingga diagnosa sering ditegakkan setelah melakukan otopsi (setelah penderita meninggal karena dicurugai mengidap kanker prostat)ya itu sekitar 1/3 kasus
1. FAKTOR RESIKO
Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat
Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.
Kontak dengan logam berat seperti cadmium.
Ras Afrika yang tinggal di Amerika.
Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga
Kebiasan merokok
2. GEJALA
Masalah kelenjar prostat,baik karena membesar atau karena mengalami peradangan,boleh dikatakanmenimbulkan gejala yang serupa,yaitu :
Mengalami kesulitan dalam buang air kecil
Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari.
Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .
Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni
Pancaran aliran air seni lemah
Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna
Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.
Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.
Makin ada darah di dalam air seni atau air mani
Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :
Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.
Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.
Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.
Mungkin air seni berdarah.
3. DIAGNOSA
Berikut ini dapat dicermati diagnosa kanker prostat,antara lain :
a. Pada permulaan,kanker prostat biasanya muncul tanpa gejala.Pada pemeriksaan prostat melalui anus,ukuran prosta normal sebesar kemiri dengan kekenyalan seperti tulang ujung hidung.Pada kanker konsistensi keras dengan benjolan-benjolan tersebar.Bila ada perlekatan dengan jaringan sekitar,kanker sulit digerakkan pada pemeriksaan.
Pada 25 % penderita,bendungan air seni biasanya tiba-tiba (akut)
Kadang-kadang terjadi hematuria (air seni berdarah)
Gejala metastase keorgan lain yang jauh dari prostat :
Berat badan turun
Kurang darah (anemi)
Napas sesak bila sudah metastase kejaringan paru.
Sembab bila ada bendungan pembulu limfe.
Gejala saraf bila sudah metastase kejaringan saraf atau otak .
Pemeriksaan cairan prostat,secara histopatologi ditemukan sel kanker.
Biopsi prostat melalui saluran kencing (transurethral biopsi) untuk pemeriksaan patologi anatomi.
Pemeriksaan foto kandung kencing (sitoskopi) terlihat penonjolan dibagian bawah kandung kencing.Dan kekakuan saluran kencing yang berada di daerah jaringan prostat.
Pemeriksaan asam pospatase,yang meningkat sampai 500-1000 kali dari lipat dari kadar normal di darah.
Pemeriksaan kadar alkalin pospatase didalam darah juga mengikat pada penderita kanker prostat.
Scanning tulang untuk mengetahui metastase kanker prostat.Meskipun pada foto rontgen tidak ditemukan kelainan tetapi dari pemeriksaan scanning bisa terlihat kelainan.
b. Pemeriksaan prostata spesifik anti gen (PSA)
PSA sejenis enzym protease yang dihasilkan sel epitel baik yang tumor jinak maupun yang mengalami keganasan.Di dalam darah beredar dalam bentuk komfleks tidak aktif dalam dua bentuk yaitu a1 anticymotrypsin dan makroglobulin.
4. PENYEBAB
a. Faktor predisposisi genetik (turunan).
b. Pengaruh hormon
c. Pengaruh zat yang bersifat menimbulkan kanker (karsinogenik).
d. Akibat Infeksi
e. Pengaruh lingkungan
Beberapa teori penyebab kanker prostat :
f. Staus perkawinan
5. PENCEGAHAN
Selain mengurangi dan menghindari faktor-faktor resiko penyebabnya,didalam literatur disebuitkan bahwa sebaiknya mengkonsumsi :
Buah aprikot yang mengandung vit.B17 sebanyak 7 buah sehari atau setar dengan 50-75 mg vit.B17 di Amerika sudah disebar luaskan pemasaran buah afrikot serta petunjuk penggunaannya sebagai pencegahan dan pengobatan kanker.Aprikot sejenis buah berbentuk bulat berwarna kuning keemasan kalau sudah matang,dengan daging buah yang lunak dan biji yang keras seperi batu.
Vit.B17 juga disebut juga sebagi laetril atau amygdalin
Buah cabai merah
6. PENGOBATAN KANKER PROSTAT
Dasar pengobatan kanker prostat,antara lain :
Operasi
Penyinaran
Pengobatan menggunakan hormon
Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan kimiawi
Konserfatif,menunggu sambil mewaspadai gejala yang mengancam
Gambar sel ca.prostat
expression in Ca prostate Gr.IV384 x 274 - 45k - jpgwww.icmr.nic.in
www.e-radiography.netCa prostate (BM metastasis)500 x 328 - 102k - jpgwww.cc.uoa.gr
ENDOCRINE SYSTEM
Comparison of Nervous and Endocrine Systems
Functions of Endocrine System
1. Reproduction
2. Growth and development
3. Response to stress
4. Maintenance of fluid (water), electrolyte and nutrient balance
5. Regulation of cellular metabolism and energy
Organs of the Endocrine System
1. Pituitary gland
2. Hypothalamus (neuroendocrine)
3. Pineal gland
4. Thyroid gland
5. Parathyroid gland
6. Thymus gland
7. Adrenal gland
8. Pancreas (also has exocrine function)
9. Gonads (testes or ovaries - also have exocrine functions)
Topics
Hormone
Types
Modes of Action
Target cell activation
Control
Specific glands, their hormones, and disorders
Pituitary
Thyroid
Parathyroid
Adrenal
Pancreas
Thymus
Gonads (testes and ovaries)
General Adaptation Syndrome
Hormones
chemicals
secreted by endocrine gland cells into blood (by way of interstitial fluid)
regulate metabolic functions of other cells (called target cells)
carried to all cells, but action is specific to cells that have receptors for the hormone
specificity of body’s response to hormone depends on how many cells have the receptor (highly specific if few cells respond [e.g., ACTH]; diffuse action if many respond [e.g., thyroxine])
Chemical Types of Hormones
Amino-acid based (amino acids, short or long peptides, proteins)
e.g., insulin, growth hormone, prolactin
Steroids - lipid derivatives of cholesterol
e.g., hormones from gonads (testosterone, estrogen)
e.g., hormones from adrenal cortex (adrenocortical hormones)
Eicosanoids - locally-secreted, locally-acting hormones secreted by all cell membranes (e.g., prostaglandins, which increase blood pressure and contribute to uterine contraction)
Types of Changes in Target Cells
plasma membrane permeability changes (opening of protein channels; may change membrane potential)
activation of genes for increased protein synthesis, including enzymes
activation or deactivation of enzymes already present
secretion of cellular products
stimulation of cell division (mitosis)
Mechanisms of Action
action in target cell depends on receptor
receptor may be:
in plasma membrane
second messenger mechanisms
used by most amino acid-based hormones (water soluble)
intracellular (in cytoplasm or nucleus)
direct gene activation
used by steroids and thyroid hormones (lipid soluble)
Mechanisms of Action: Steroids
bind to intracellular receptors
hormone diffuses through plasma membrane and makes its way to nucleus
> where it binds with intracellular receptor to form hormone-receptor complex
> hormone-receptor complex interacts with chromatin (DNA) to affect gene activity (turn genes on or off)
> synthesis of mRNA
> synthesis of protein
Steroid Signaling
Mechanism of Action:Thyroid Hormone
similar to mechanism for steroid hormones
diffuses across plasma membrane
diffuses into nucleus where it interacts with intracellular receptors to activate genes for proteins (enzymes) involved in cellular respiration (glycolysis)
also, binds to receptors at mitochondria to activate genes for proteins involved in cellular respiration (Krebs cycle and electron transport chain)
Mechanisms of Action: Other Hormones
plasma membrane receptor
used by most amino acid-based hormones
interaction of hormone with plasma membrane receptor results in activation of second messenger systems (cyclic AMP or PIP-calcium)
activation of second messenger has cascade effect resulting in:
enzyme activation, or
membrane permeability changes or secretion
Membrane Receptor Mechanisms:1. Cyclic AMP (cAMP) Signaling
interaction of hormone with receptor
> activates G protein (cleaves phosphate from GTP)-> excitation
> G protein activates adenylate cyclase
> adenylate cyclase forms cAMP from ATP
> cAMP activates protein kinases
> protein kinases activate (or inhibit) other proteins by phosphorylation
> cAMP degraded by enzyme
slightly different G protein inactivates adenylate cyclase - associated with different hormone receptor
Link to animation: http://student.ccbc.cc.md.us/c_anatomy/animat/cAMP.htm
cAMP Signaling Mechanism
Membrane Receptor Mechanisms:2. PIP-Calcium Signaling
interaction of hormone with receptor --> activates membrane-bound enzyme phospholipase
> phospholipase cleaves PIP2 (phosphatidyl inositol diphosphate) into diacylglycerol (DAG) and IP3 -- each of which acts as a second messenger
diacylglycerol (DAG) activates protein kinases
IP3 (inositol triphosphate) causes release of Ca2+ into cytoplasm (from endoplasmic reticulum or other storage areas) --> Ca2+ acts as third messenger
PIP-Calcium Mechanism (con’t)
-> Ca2+ (third messenger)
changes enzyme activity and plasma membrane channels, or
binds to calmodulin (intracellular regulatory protein) --> activates enzymes
PIP-Calcium Signaling Mechanism
Factors Affecting Target Cell Activation
a. blood levels of hormone, which depend on:
rate of hormone release
rate of deactivation (by target cell or liver)
b. affinity of hormone for receptor
greater affinity means greater association --> greater effect
c. number of receptors available
Factors Affecting Target Cell Activation (con’t)
c. number of receptors available
up-regulation: increase in blood level of specific hormone (normally present at low levels) causes cells to make more receptors
down-regulation: prolonged exposure to high level of specific hormone --> cells remove some receptors
-->return to normal response level
cross-regulation: influence of one hormone on number of receptors for another hormone; e.g., progesterone causes uterus to make fewer estrogen receptors; estrogen causes uterus to make more progesterone receptors
Hormone Removal
hormones may be:
degraded by specific enzymes within target cells;
removed from blood by kidneys (excreted in urine)
degraded by liver (excreted in urine and feces)
half-life - time for 1/2 of hormone to be removed (from a fraction of a minute to 30 minutes)
onset - time from release to action (minutes [amino acid-based] to days [steroids])
duration of action - how long the effects last (~20 minutes to several hours)
Control of Hormone Release
Humoral control
Neural control
Hormonal control
Control of Hormone Release: Humoral
Hormone released in response to changing blood levels of ion or nutrient (negative feedback)
Control of Hormone Release: Humoral
Other examples:
pancreas:
beta cells detect high blood glucose insulin decreases blood glucose
alpha cells detect low blood glucose glucagon raises blood glucose
zona glomerulosa (of adrenal cortex) detects low blood Na+ or high blood K+ aldosteronetthy, K+
Control of Hormone Release: Neural
Hormone released in response to nerve impulse
Control of Hormone Release: Hormonal
Hormone produced by one endocrine gland (or hypothalamus) affects secretion of hormone by another endocrine gland
hypothalamus acts as overall coordinator releases regulatory hormones (releasing hormones or inhibitory hormones) affects anterior pituitary
anterior pituitary, when stimulated, secretes hormones that affect other glands (e.g., TSH [thyroid stimulating hormone] stimulates release of thyroid hormones from thyroid gland)
Hormonal Control: Role of Hypothalamus
Releasing hormones from hypothalamus stimulate secretion from anterior pituitary
Inhibitory hormones from hypothalamus inhibit secretion by anterior pituitary
Impulses from hypothalamus cause release of hormones from posterior pituitary
Hormone Control - Misc.
nervous system can override normal endocrine control
e.g., in “fight-or-flight” response, sympathetic impulses result in release of epinephrine and norepinephrine from adrenal medulla --> increases blood glucose levels to maintain fuel supply during stress or exertion (overrules effect of insulin on blood glucose level)
Organs of the Endocrine System and Their Products
The following major glands will be covered one at a time with their products:
1. Pituitary gland / Hypothalamus
2. Thyroid gland
3. Parathyroid gland
4. Adrenal gland
5. Pancreas (also has exocrine function)
6. Gonadal hormones (ovaries and testes)
7. Thymus
1. Pituitary Gland (Hypophysis)
located in sella turcica of sphenoid bone (in cranial cavity), inferior to hypothalamus
consists of two lobes:
A. neurohypophysis (~ posterior pituitary)
attached to hypothalamus by infundibulum
contains axons and axon terminals of neurosecretory cells whose cell bodies are in hypothalamic nuclei
B. adenohypophysis (~ anterior pituitary)
consists of glandular epithelium
Pituitary Development
A. Neurohypophysis (Posterior Pituitary)
consists of nerve fibers (axons of neurosecretory cells with cell bodies in hypothalamus) and pituicytes (glial cells that support nerve fibers)
acts primarily as a storage and releasing area for hormones actually made in hypothalamic nuclei
hormones released in response to impulses from hypothalamus (neural control)
hormones are short amino acid chains (peptides)
oxytocin
antidiuretic hormone (ADH or “vasopressin”)
A. Neurohypophysis : Oxytocin (OT)
action, in pregnant or nursing women:
stimulates contraction of smooth muscle of uterine wall during labor and delivery
stimulates ejection of milk in lactating mothers
action, in men and non-pregnant women, may be involved in sexual arousal and orgasm
A. Neurohypophysis : Oxytocin (OT)
control:
during labor/delivery, positive feedback: stretching of uterus/cervix --> sensory impulses to hypothalamus --> increased secretion of OT --> increased contraction
suckling: sucking of infant on breast --> sensory to hypothalamus --> oxytocin release --> release of milk
A. Neurohypophysis: Antidiuretic Hormone (ADH)
action: antidiuretic hormone (ADH) directly affects blood pressure - acts as powerful vasoconstrictor --> increases blood pressure (hence name “vasopressin”)
action: affects water balance (indirect affect on blood pressure) - acts on tubules of kidney to increase reabsorption of water less water lost in urine
A. Neurohypophysis: ADH
disorders:
hyposecretion due to damage of hypothalamic nucleus or neurohypophysis--> diabetes insipidus - excessive urine production (polyuria) and thirst
hypersecretion --> SIADH (syndrome of inappropriate ADH secretion) - water retention, headache, cerebral edema, weight gain, hypoosmolarity
Antidiuretic Hormone (ADH): Control
neural control: increased electrolyte (NaCl) concentration --> affects (supraoptic) nucleus in hypothalamus --> impulse to neurohypophysis --> release of ADH --> increased water reabsorption --> decrease in electrolyte concentration
other stimuli: pain, low BP, morphine, barbiturates, nicotine, aldosterone (hormone from adrenal cortex - hormonal control)
inhibition: alcohol (results in more urine production and, potentially, dehydration)
diuretic drugs - some act to supress ADH secretion; used to treat hypertension and congestive heart failure
B. Adenohypophysis (Anterior Pituitary)
linked to hypothalamus via hypophyseal portal system (capillary networks and small veins)
carries regulatory hormones from hypothalamus to pituitary
releasing hormones stimulate secretion of pituitary hormones
inhibitory hormones inhibit secretion
consists of epithelial cells
all hormones produced are proteins
tropic hormones - affect some endocrine glands or provide maintenance oversight for other organs
B. Adenohypophysis : Growth Hormone (GH)
highest levels during evening and sleep
action: stimulates increased rate of protein synthesis leading to cell growth and division
bones and skeletal muscle respond more than other body cells
action: stimulates use of fat as energy source and decreases rate of glucose uptake and glucose metabolism (diabetogenic effect – “spares” glucose)
control:
release stimulated by GHRH (growth hormone releasing hormone) from hypothalamus
inhibited by GHIH (from hypothalamus) and somatomedins (produced by liver under GH stimulation)
Growth Hormone (GH): Disorders
Disorders:
hypersecretion
gigantism (in children)
up to 8’ tall, normal body proportions
acromegaly (after epiphyseal plates close)
enlargement of extremities and face, thickening of soft tissue
hyposecretion
pituitary dwarfism - in children, up to 4’ tall
progeria - premature aging, atrophy of body tissues
B. Adenohypophysis: Prolactin (PRL)
action:
stimulates milk production in mammary glands;
helps stimulate development of mammary glands (along with other hormones);
in males, may help regulate testosterone production
control:
stimulation: PRH (prolactin-releasing hormone from hypothalamus), high estrogens, breast-feeding
inhibition: PIH (hypothalamus), stimulated by rising PRL levels, low estrogen
B. Adenohypophysis : Prolactin (PRL)
Disorders
hyperprolactinemia = hypersecretion due to adenohypophyseal tumors; results in galactorrhea, lack of menses and infertility in women, impotence in men
B. Adenohypophysis: Thyroid-Stimulating Hormone (TSH)
TSH = thyrotropin
action:
stimulates secretion of hormones from thyroid gland (T4 and T3); also stimulates development of thyroid in youth
control:
release stimulated by TRH (thyroid releasing hormone from hypothalamus)
inhibited by rising levels of thyroid hormones and by GHIH
B. Adenohypophysis: Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
ACTH=corticotropin
action: stimulates release of hormones from adrenal cortex
control:
release stimulated by CRH (corticotropin-releasing hormone from hypothalamus)
release inhibited by rising levels of glucocorticoids from adrenal cortex
B. Adenohypophysis:Gonadotropins
regulate activity and secretion by gonads (testes in males; ovaries in females)
control:
stimulated by GnRH (gonadotropin-releasing hormone from hypothalamus)
release of GnRH is inhibited by rising levels of estrogens, progestins and androgens (testosterone)
two important hormones
FSH
LH
Gonadotropins:Follicle-Stimulating Hormone (FSH)
action:
females (ovaries) - stimulates development of ovarian follicles and estrogen production
males (testes) - stimulates sperm production and development
inhibited by inhibin and testosterone from testes (feedback to hypothalamus and anterior pituitary) and estrogen, progesterone and inhibin from ovaries (feedback to anterior pituitary)
Gonadotropins:Luteinizing Hormone (LH)
LH=lutropin
action:
females (ovaries) - induces ovulation; stimulates secretion of estrogens and progestins (e.g., progesterone)
males (testes) - stimulates production of androgens (e.g., testosterone )
inhibited by estrogen, progesterone and inhibin form ovaries (feedback to anterior pituitary) and by inhibin and testosterone from testes (feedback to hypothalamus and anterior pituitary)
2. Thyroid Gland
located anteriorly in cervical region, just inferior to thyroid cartilage; two lobes connected by thin isthmus
largest purely endocrine gland in body
consists of follicles (cuboidal or simple squamous epithelium) filled with colloid (combination of protein [thyroglobulin] containing amino acid tyrosine [building block of thyroid hormones])
parafollicular cells produce calcitonin
2. Thyroid Gland: T4 and T3
hormones based on amino acid tyrosine (differ in number of iodine ions)
thyroxine (tetraiodothyronine [T4]) and
triiodothyronine (T3)
T3 is 10x more active, but less common (T4 accounts for about 90% of all thyroid hormone)
much T4 converted to T3 by liver, kidneys, some other tissues
2. Thyroid Gland: T4 and T3
affect metabolic rate of every cell in the body, except brain, spleen, testes, uterus and thyroid gland
affect other activities within these organs and glands
readily cross membranes (diffuse through plasma membrane to bind to mitochondrial receptors and receptors in nucleus)
2. Thyroid Gland
T4 and T3: Actions
increase synthesis of enzymes involved in cellular respiration --> increase basal metabolic rate
increases glucose oxidation --> ATP synthesis
increases ATP synthesis in cytoplasm and by mitochondria
results in increased heat production (calorigenic effect)
work with GH to promote normal tissue growth and development, especially important to growth/development of CNS, skeletal and reproductive systems
T4 and T3: Control
release stimulated by TSH (thyroid-stimulating hormone from adenohypophysis)
release of TSH stimulated by TRH from hypothalamus
release of TRH is stimulated by cold, pregnancy, low thyroxine
release inhibited by GHIH, high glucocorticoid levels, high sex hormone levels, high iodine
Hypothyroidism
too little thyroid hormone (thyroid gland defect, inadequate TSH, TRH, or iodine)
Hashimoto’s thyroid – autoimmune disorder in which thyroid is attacked and function decreases
myxedema - low BMR, constipation, puffy eyes, edema, lethargy, mental sluggishness
endemic goiter - enlargement of thyroid gland usually due to lack of sufficient iodine
cretinism - genetic deficiency of thyroid gland or lack of dietary iodine during development resulting in mental retardation, disproportionate growth, short body with thick tongue and neck
treatment - reversed by iodine supplements or hormone replacement therapy
Hyperthyroidism
too much thyroid hormone (thyrotoxicosis)
Grave’s disease - autoimmune disease in which abnormal antibodies similar to TSH mimic its function and continuously stimulate release of thyroid hormones; results in high BMR, sweating, rapid heart rate, weight loss, restlessness, mood shifts, fatigues easily, limited energy; also toxic goiter
exophthalmos - protrusion of eyeballs, fibrous tissue become edematous (swollen)
treatments - removal of thyroid gland or irradiation
patient must be on synthetic thyroid hormone the rest of his/her life
2. Thyroid Gland: Calcitonin (CT)
polypeptide produced by parafollicular cells
actions: decreases blood calcium levels by:
stimulating osteoblasts (Ca2+ uptake and incorporation into bone)
inhibiting osteoclast activities (osteoclasts break down bone matrix releasing calcium)
control: responds directly to blood calcium levels
very rapid effect
probably more important during childhood when it stimulates bone growth
important because at high blood Ca2+, membranes become less permeable to Na+
3. Parathyroid Glands
2 paired structures on posterior of thyroid gland
oxyphyil cells - function unknown
chief cells secrete parathyroid hormone (PTH; protein)
actions: increases blood Ca2+ by:
stimulating osteoclast activity (which break down bone matrix) while inhibiting osteoblasts (which form bone matrix)
stimulating increased reabsorption of Ca2+ by kidney
indirectly stimulating increased absorption of Ca2+ by small intestine by causing secretion of calcitrol form kidneys
3. Parathyroid Glands
Hyperparathyroidism
rare; caused by parathyroid gland tumor
results in hypercalcemia (excess Ca2+ levels in blood) --> depression of nervous system (because of effect on sodium permeability), abnormal reflexes, skeletal muscle weakness, nausea, vomiting, kidney stones, calcium deposits in soft tissues; bones become soft
Hypoparathyroidism
trauma to or removal of parathyroid gland
results in hypocalcemia (low blood Ca2+) --> neurons become too excitable --> muscle tetany --> spasms/cramps --> respiratory paralysis --> death
4. Adrenal Glands
located in abdominal cavity against back wall (retroperitoneal), superior to kidney
surrounded by connective tissue capsule
two regions:
cortex - outer region, “glandular”, three zones
zona glomerulosa - outer zone
zona fasciculata - middle zone
zona reticularis - inner zone
4. Adrenal Gland Development
4. Adrenal Gland: Regions and Zones
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
produces steroid hormones based on cholesterol
mineralocorticoids - ion (and water) balance
main hormone is aldosterone
action:
stimulates reabsorption of Na+ and secretion of K+ from kidney, sweat glands, salivary glands, pancreas
secondarily, increases water reabsorption in kidney (water follows Na+)
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
control:
aldosterone release stimulated by:
high K+, low Na+
angiotensin II (result of renin-angiotensin pathway stimulated by low blood pressure),
ACTH (when under severe stress)
inhibited by low K+, high Na+
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
Disorders:
aldosteronism = hypersecretion (adrenal tumor)
increased water and Na+ reabsorption --> hypertension, edema;
loss of K+ --> disruption of neural and muscle function
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
Disorders:
Addison’s Disease = hyposecretion glucocorticoids and mineralocorticoids
results in decreased Na+ and water reabsorption, increased blood K+ --> low blood volume --> hypotension, dehydration;
changes in membrane potentials --> disruption in neural and muscular function
also decreased cortisol secretion by zona fasciculata --> decreased blood glucose levels (especially during prolonged stress)
Adrenal Cortex: Zona Fasciculata
glucocorticoids - effects on glucose metabolism
main hormone is cortisol (hydrocortisone)
actions:
maintains blood glucose levels, especially in times of stress, by:
promoting gluconeogenesis (making new glucose in liver) and use of alternative fuels by other cells (saves glucose for the brain)
anti-inflammatory decrease immune response
can be used clinically to treat allergic reactions (e.g., poison ivy), rheumatoid arthritis
Adrenal Cortex: Zona Fasciculata
Control
stimulated by ACTH
inhibited by cortisol (inhibits secretion of CRH from hypothalamus)
blood levels peak in the morning
Disorders:
Addison’s Disease
- hyposecretion of glucocorticoids and mineralocorticoids
Zona Fasciculata: Cushing’s Disease
hypersecretion of glucocorticoids
caused by hypersecretion of ACTH due to tumor in ZF, pituitary, lungs, kidneys, or pancreas
suppresses glucose metabolism resulting in
hyperglycemia (elevated glucose= steroid diabetes),
stimulates lipid metabolism (weight loss),
loss of muscle and bone mass,
“buffalo neck” and “moon face” (fat redistribution),
anti-inflammatory effects (mask infection)
water and salt retention (effect of aldosterone hypersecretion --> water retention --> hypertension)
Adrenal Cortex: Zona Reticularis
gonadocorticoids
most are androgens (“male” sex hormones) - converted to testosterone; small amounts of estrogens
actions: may contribute to onset of puberty (levels rise between 7 and 13 years of age; exact function compared to hormones from ovaries or testes unclear)
control: stimulated by ACTH
Adrenal Cortex: Zona Reticularis
hypersecretion results in:
masculinization and masculine pattern of hair distribution in females
in males - rapid maturation of reproductive organs, secondary sex characteristics; hypersecretion of estrogens causes feminization and gynecomastia (enlarged breasts)
Adrenal Medulla
chromaffin cells (modified neurons - arise from same embryonic tissue as postganglionic neurons of sympathetic division)
catecholamines - epinephrine (~80%), norepi (NE)
control: secretion stimulated by preganglionic fibers of sympathetic nerves during flight-or-fight response
Adrenal Medulla
actions:
epinephrine (more potent) - increases HR (beta receptors), bronchodilation (in lungs), increased blood glucose (breakdown of glycogen in liver and skeletal muscle, and breakdown of adipose tissue)
NE - peripheral vasoconstriction --> increased BP
5. Pancreas
has both exocrine (acini secrete digestive enzymes) and endocrine function (islets of Langerhans)
control: responds to blood glucose levels (humoral)
hormones are polypeptides (proteins)
5. Pancreas
major cell types
alpha cells secrete glucagon
beta cells secrete insulin
delta cells secrete somatostatin (which inhibits insulin and glucagon secretion, and decrease fat absorption in intestines)
F cells regulate exocrine function of pancreas (secrete pancreatic polypeptide)
5. Pancreas: Glucagon
actions: hyperglycemic (increases blood glucose)
stimulates formation and release of glucose from liver (main target)
glycogenolysis - breakdown of glycogen (storage form of glucose)
gluconeogenesis - formation of glucose from noncarbohydrate molecules (e.g., amino acids, glycerol, lactic acid)
stimulates glycogenolysis in skeletal muscle
stimulates triglyceride breakdown in adipose tissue (fat mobilization)
5. Pancreas: Glucagon
control:
secreted in response to low blood sugar, rising amino acid levels in blood
inhibited by increased blood glucose and by somatostatin
5. Pancreas: Insulin
actions: hypoglycemic (lowers blood glucose)
increases transport of glucose into muscle and fat cells (NOTE: does not increase uptake by brain, liver, or kidney)
inhibits breakdown of glycogen and formation of glucose from amino acids or fatty acids (inhibits glycogenolysis and gluconeogenesis)
promotes formation of glycogen (liver, skeletal muscles), protein synthesis (muscle), and fat synthesis and storage (adipose)
5. Pancreas: Insulin (Control)
stimulated by:
increased blood glucose
increased blood amino acid and fatty acid levels
parasympathetic impulses
hyperglycemic hormones (GH, glucagon, epinephrine, thyroxine, glucocorticoids) indirectly result in insulin secretion by increasing blood glucose levels
inhibited by:
low blood glucose and by somatostatin
sympathetic impulses
5. Pancreas: Insulin - Disorders: Diabetes Mellitus (DM)
hyposecretion (or hypoactivity) of insulin
body cells not stimulated to take up glucose
hyperglycemia (excess blood glucose)
very high glucose --> nausea --> fight-or-flight response --> secretion of hyperglycemic hormones (epi, NE [adrenal medulla], glucocorticoids [adrenal cortex]) --> stimulates gluconeogenesis, lipolysis, glycogenolysis --> adds to already high glucose
not all sugar reabsorbed from urine --> glucose lost in urine (glucosuria) --> increased water loss --> excessive urine production (polyuria) and excessive thirst (polydipsia)
5. Pancreas: Insulin - Diabetes Mellitus
cells use fats as energy source (due to poor glucose uptake)
hyperglycemic hormones stimulate fat mobilization --> fats in blood (lipidemia) --> increase in lipid metabolites in blood (ketone bodies, which are strong organic acids) --> decrease blood pH (ketoacidosis) and ketone bodies in urine (ketonuria)
decreased blood pH --> severe depression of nervous system --> deep breathing --> diabetic coma --> death
polyphagia (excessive hunger) - final sign, due to use of fats and proteins as energy sources
Type I Diabetes mellitus
also called insulin-dependent diabetes (IDDM; formerly juvenile onset diabetes)
onset is sudden, usually before age 15
may be due to autoimmune attack of proteins in beta cells (see “A Closer Look”, p. 640-641)
result is lack of insulin activity
lipidemia (high blood lipid content) and increased cholesterol lead to long-term vascular problems (arteriosclerosis, strokes, heart attacks, renal shutdown, gangrene, blindness)
treated with insulin injections or pancreatic islet transplant (newer technique)
Type II Diabetes Mellitus
non-insulin-dependent (NIDDM; formerly mature-onset diabetes)
usually starts after age 40
insulin levels are normal or elevated, but peripheral tissue become less sensitive to it
25-30% of Americans carry gene that predisposes them to NIDDM, more likely in over-weight people (~90% of cases)
adipose cells secrete tumor necrosis factor alpha that depresses production of protein needed for glucose uptake
often controllable with diet and exercise
Hyperinsulinism
excess of insulin (usually from injection of excess)
causes hypoglycemia --> secretion of hyperglycemic hormones (to raise blood glucose) - low glucose to brain --> anxiety, nervousness, tremors, weakness --> eventually, disorientation, convulsions, death due to “insulin shock”
treated by providing sugar source
6. Gonadal Hormones
Female - ovaries
produce/secrete estrogens and progesterone
estrogens alone --> development and maintenance of ovaries, uterus, secondary sex characteristics
estrogens with progesterone --> breast development, uterine cycle
6. Gonadal Hormones
Male - testes
produce androgens (testosterone) --> development and maintenance of male reproductive system and secondary sex characteristics; sperm production, protein synthesis
inhibin - inhibits release of FSH and LH
7. Thymus
located in mediastinum
function:
active during childhood and before puberty,
after puberty gradually decreases in size and becomes fibrous (involution)
secretes thymosin (thymic extract containing several complementary hormones)
action: promotes development and maturation of lymphocytes
gradual decrease in size and secretory abilities make the elderly more susceptible to disease
General Adaptation Syndrome (GAS)
stress response
stress = any condition that threatens to alter homeostasis
same general response to a variety of stress
major endocrine player is adrenal gland (medulla and cortex)
three phases:
alarm
resistance
exhaustion
GAS: Alarm Phase
immediate response to stress
mobilization of energy sources
sympathetic division activated results in release of epinephrine, NE from adrenal medulla
GAS: Alarm Phase
direct neural and epinephrine effects:
increased heart rate
dilation of pupils
changes in circulation (more to skeletal & cardiac muscle, less to gut)
increased respiration
increased energy use by cells
increased blood glucose
decreased digestion and urine production
increased perspiration
GAS: Resistance Phase
when stress is present more than a few hours, able to cope for weeks to a few months
secretion of renin from kidney --> renin-angiotensin pathway --> aldosterone secretion --> increased Na+ reabsorption --> increased water retention
secretion of ACTH from pituitary
increased aldosterone secretion
increased glucocorticoid secretion --> increased blood glucose, conservation of glucose by muscle, lipids and proteins mobilized as alternative energy sources
secretion of glucose conservation hormones (growth hormone, thyroid hormone, epi) --> conservation of glucose and use of alternatives
GAS: Exhaustion Phase
prolonged stress (more than a few months)
homeostatic breakdown due to:
mineral (electrolyte) imbalances
depletion of glucocorticoids
exhaustion of lipid reserves (especially with starvation)
structural or functional damage to organs
Adrenal Gland Role in GAS
Functions of Endocrine System
1. Reproduction
2. Growth and development
3. Response to stress
4. Maintenance of fluid (water), electrolyte and nutrient balance
5. Regulation of cellular metabolism and energy
Organs of the Endocrine System
1. Pituitary gland
2. Hypothalamus (neuroendocrine)
3. Pineal gland
4. Thyroid gland
5. Parathyroid gland
6. Thymus gland
7. Adrenal gland
8. Pancreas (also has exocrine function)
9. Gonads (testes or ovaries - also have exocrine functions)
Topics
Hormone
Types
Modes of Action
Target cell activation
Control
Specific glands, their hormones, and disorders
Pituitary
Thyroid
Parathyroid
Adrenal
Pancreas
Thymus
Gonads (testes and ovaries)
General Adaptation Syndrome
Hormones
chemicals
secreted by endocrine gland cells into blood (by way of interstitial fluid)
regulate metabolic functions of other cells (called target cells)
carried to all cells, but action is specific to cells that have receptors for the hormone
specificity of body’s response to hormone depends on how many cells have the receptor (highly specific if few cells respond [e.g., ACTH]; diffuse action if many respond [e.g., thyroxine])
Chemical Types of Hormones
Amino-acid based (amino acids, short or long peptides, proteins)
e.g., insulin, growth hormone, prolactin
Steroids - lipid derivatives of cholesterol
e.g., hormones from gonads (testosterone, estrogen)
e.g., hormones from adrenal cortex (adrenocortical hormones)
Eicosanoids - locally-secreted, locally-acting hormones secreted by all cell membranes (e.g., prostaglandins, which increase blood pressure and contribute to uterine contraction)
Types of Changes in Target Cells
plasma membrane permeability changes (opening of protein channels; may change membrane potential)
activation of genes for increased protein synthesis, including enzymes
activation or deactivation of enzymes already present
secretion of cellular products
stimulation of cell division (mitosis)
Mechanisms of Action
action in target cell depends on receptor
receptor may be:
in plasma membrane
second messenger mechanisms
used by most amino acid-based hormones (water soluble)
intracellular (in cytoplasm or nucleus)
direct gene activation
used by steroids and thyroid hormones (lipid soluble)
Mechanisms of Action: Steroids
bind to intracellular receptors
hormone diffuses through plasma membrane and makes its way to nucleus
> where it binds with intracellular receptor to form hormone-receptor complex
> hormone-receptor complex interacts with chromatin (DNA) to affect gene activity (turn genes on or off)
> synthesis of mRNA
> synthesis of protein
Steroid Signaling
Mechanism of Action:Thyroid Hormone
similar to mechanism for steroid hormones
diffuses across plasma membrane
diffuses into nucleus where it interacts with intracellular receptors to activate genes for proteins (enzymes) involved in cellular respiration (glycolysis)
also, binds to receptors at mitochondria to activate genes for proteins involved in cellular respiration (Krebs cycle and electron transport chain)
Mechanisms of Action: Other Hormones
plasma membrane receptor
used by most amino acid-based hormones
interaction of hormone with plasma membrane receptor results in activation of second messenger systems (cyclic AMP or PIP-calcium)
activation of second messenger has cascade effect resulting in:
enzyme activation, or
membrane permeability changes or secretion
Membrane Receptor Mechanisms:1. Cyclic AMP (cAMP) Signaling
interaction of hormone with receptor
> activates G protein (cleaves phosphate from GTP)-> excitation
> G protein activates adenylate cyclase
> adenylate cyclase forms cAMP from ATP
> cAMP activates protein kinases
> protein kinases activate (or inhibit) other proteins by phosphorylation
> cAMP degraded by enzyme
slightly different G protein inactivates adenylate cyclase - associated with different hormone receptor
Link to animation: http://student.ccbc.cc.md.us/c_anatomy/animat/cAMP.htm
cAMP Signaling Mechanism
Membrane Receptor Mechanisms:2. PIP-Calcium Signaling
interaction of hormone with receptor --> activates membrane-bound enzyme phospholipase
> phospholipase cleaves PIP2 (phosphatidyl inositol diphosphate) into diacylglycerol (DAG) and IP3 -- each of which acts as a second messenger
diacylglycerol (DAG) activates protein kinases
IP3 (inositol triphosphate) causes release of Ca2+ into cytoplasm (from endoplasmic reticulum or other storage areas) --> Ca2+ acts as third messenger
PIP-Calcium Mechanism (con’t)
-> Ca2+ (third messenger)
changes enzyme activity and plasma membrane channels, or
binds to calmodulin (intracellular regulatory protein) --> activates enzymes
PIP-Calcium Signaling Mechanism
Factors Affecting Target Cell Activation
a. blood levels of hormone, which depend on:
rate of hormone release
rate of deactivation (by target cell or liver)
b. affinity of hormone for receptor
greater affinity means greater association --> greater effect
c. number of receptors available
Factors Affecting Target Cell Activation (con’t)
c. number of receptors available
up-regulation: increase in blood level of specific hormone (normally present at low levels) causes cells to make more receptors
down-regulation: prolonged exposure to high level of specific hormone --> cells remove some receptors
-->return to normal response level
cross-regulation: influence of one hormone on number of receptors for another hormone; e.g., progesterone causes uterus to make fewer estrogen receptors; estrogen causes uterus to make more progesterone receptors
Hormone Removal
hormones may be:
degraded by specific enzymes within target cells;
removed from blood by kidneys (excreted in urine)
degraded by liver (excreted in urine and feces)
half-life - time for 1/2 of hormone to be removed (from a fraction of a minute to 30 minutes)
onset - time from release to action (minutes [amino acid-based] to days [steroids])
duration of action - how long the effects last (~20 minutes to several hours)
Control of Hormone Release
Humoral control
Neural control
Hormonal control
Control of Hormone Release: Humoral
Hormone released in response to changing blood levels of ion or nutrient (negative feedback)
Control of Hormone Release: Humoral
Other examples:
pancreas:
beta cells detect high blood glucose insulin decreases blood glucose
alpha cells detect low blood glucose glucagon raises blood glucose
zona glomerulosa (of adrenal cortex) detects low blood Na+ or high blood K+ aldosteronetthy, K+
Control of Hormone Release: Neural
Hormone released in response to nerve impulse
Control of Hormone Release: Hormonal
Hormone produced by one endocrine gland (or hypothalamus) affects secretion of hormone by another endocrine gland
hypothalamus acts as overall coordinator releases regulatory hormones (releasing hormones or inhibitory hormones) affects anterior pituitary
anterior pituitary, when stimulated, secretes hormones that affect other glands (e.g., TSH [thyroid stimulating hormone] stimulates release of thyroid hormones from thyroid gland)
Hormonal Control: Role of Hypothalamus
Releasing hormones from hypothalamus stimulate secretion from anterior pituitary
Inhibitory hormones from hypothalamus inhibit secretion by anterior pituitary
Impulses from hypothalamus cause release of hormones from posterior pituitary
Hormone Control - Misc.
nervous system can override normal endocrine control
e.g., in “fight-or-flight” response, sympathetic impulses result in release of epinephrine and norepinephrine from adrenal medulla --> increases blood glucose levels to maintain fuel supply during stress or exertion (overrules effect of insulin on blood glucose level)
Organs of the Endocrine System and Their Products
The following major glands will be covered one at a time with their products:
1. Pituitary gland / Hypothalamus
2. Thyroid gland
3. Parathyroid gland
4. Adrenal gland
5. Pancreas (also has exocrine function)
6. Gonadal hormones (ovaries and testes)
7. Thymus
1. Pituitary Gland (Hypophysis)
located in sella turcica of sphenoid bone (in cranial cavity), inferior to hypothalamus
consists of two lobes:
A. neurohypophysis (~ posterior pituitary)
attached to hypothalamus by infundibulum
contains axons and axon terminals of neurosecretory cells whose cell bodies are in hypothalamic nuclei
B. adenohypophysis (~ anterior pituitary)
consists of glandular epithelium
Pituitary Development
A. Neurohypophysis (Posterior Pituitary)
consists of nerve fibers (axons of neurosecretory cells with cell bodies in hypothalamus) and pituicytes (glial cells that support nerve fibers)
acts primarily as a storage and releasing area for hormones actually made in hypothalamic nuclei
hormones released in response to impulses from hypothalamus (neural control)
hormones are short amino acid chains (peptides)
oxytocin
antidiuretic hormone (ADH or “vasopressin”)
A. Neurohypophysis : Oxytocin (OT)
action, in pregnant or nursing women:
stimulates contraction of smooth muscle of uterine wall during labor and delivery
stimulates ejection of milk in lactating mothers
action, in men and non-pregnant women, may be involved in sexual arousal and orgasm
A. Neurohypophysis : Oxytocin (OT)
control:
during labor/delivery, positive feedback: stretching of uterus/cervix --> sensory impulses to hypothalamus --> increased secretion of OT --> increased contraction
suckling: sucking of infant on breast --> sensory to hypothalamus --> oxytocin release --> release of milk
A. Neurohypophysis: Antidiuretic Hormone (ADH)
action: antidiuretic hormone (ADH) directly affects blood pressure - acts as powerful vasoconstrictor --> increases blood pressure (hence name “vasopressin”)
action: affects water balance (indirect affect on blood pressure) - acts on tubules of kidney to increase reabsorption of water less water lost in urine
A. Neurohypophysis: ADH
disorders:
hyposecretion due to damage of hypothalamic nucleus or neurohypophysis--> diabetes insipidus - excessive urine production (polyuria) and thirst
hypersecretion --> SIADH (syndrome of inappropriate ADH secretion) - water retention, headache, cerebral edema, weight gain, hypoosmolarity
Antidiuretic Hormone (ADH): Control
neural control: increased electrolyte (NaCl) concentration --> affects (supraoptic) nucleus in hypothalamus --> impulse to neurohypophysis --> release of ADH --> increased water reabsorption --> decrease in electrolyte concentration
other stimuli: pain, low BP, morphine, barbiturates, nicotine, aldosterone (hormone from adrenal cortex - hormonal control)
inhibition: alcohol (results in more urine production and, potentially, dehydration)
diuretic drugs - some act to supress ADH secretion; used to treat hypertension and congestive heart failure
B. Adenohypophysis (Anterior Pituitary)
linked to hypothalamus via hypophyseal portal system (capillary networks and small veins)
carries regulatory hormones from hypothalamus to pituitary
releasing hormones stimulate secretion of pituitary hormones
inhibitory hormones inhibit secretion
consists of epithelial cells
all hormones produced are proteins
tropic hormones - affect some endocrine glands or provide maintenance oversight for other organs
B. Adenohypophysis : Growth Hormone (GH)
highest levels during evening and sleep
action: stimulates increased rate of protein synthesis leading to cell growth and division
bones and skeletal muscle respond more than other body cells
action: stimulates use of fat as energy source and decreases rate of glucose uptake and glucose metabolism (diabetogenic effect – “spares” glucose)
control:
release stimulated by GHRH (growth hormone releasing hormone) from hypothalamus
inhibited by GHIH (from hypothalamus) and somatomedins (produced by liver under GH stimulation)
Growth Hormone (GH): Disorders
Disorders:
hypersecretion
gigantism (in children)
up to 8’ tall, normal body proportions
acromegaly (after epiphyseal plates close)
enlargement of extremities and face, thickening of soft tissue
hyposecretion
pituitary dwarfism - in children, up to 4’ tall
progeria - premature aging, atrophy of body tissues
B. Adenohypophysis: Prolactin (PRL)
action:
stimulates milk production in mammary glands;
helps stimulate development of mammary glands (along with other hormones);
in males, may help regulate testosterone production
control:
stimulation: PRH (prolactin-releasing hormone from hypothalamus), high estrogens, breast-feeding
inhibition: PIH (hypothalamus), stimulated by rising PRL levels, low estrogen
B. Adenohypophysis : Prolactin (PRL)
Disorders
hyperprolactinemia = hypersecretion due to adenohypophyseal tumors; results in galactorrhea, lack of menses and infertility in women, impotence in men
B. Adenohypophysis: Thyroid-Stimulating Hormone (TSH)
TSH = thyrotropin
action:
stimulates secretion of hormones from thyroid gland (T4 and T3); also stimulates development of thyroid in youth
control:
release stimulated by TRH (thyroid releasing hormone from hypothalamus)
inhibited by rising levels of thyroid hormones and by GHIH
B. Adenohypophysis: Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
ACTH=corticotropin
action: stimulates release of hormones from adrenal cortex
control:
release stimulated by CRH (corticotropin-releasing hormone from hypothalamus)
release inhibited by rising levels of glucocorticoids from adrenal cortex
B. Adenohypophysis:Gonadotropins
regulate activity and secretion by gonads (testes in males; ovaries in females)
control:
stimulated by GnRH (gonadotropin-releasing hormone from hypothalamus)
release of GnRH is inhibited by rising levels of estrogens, progestins and androgens (testosterone)
two important hormones
FSH
LH
Gonadotropins:Follicle-Stimulating Hormone (FSH)
action:
females (ovaries) - stimulates development of ovarian follicles and estrogen production
males (testes) - stimulates sperm production and development
inhibited by inhibin and testosterone from testes (feedback to hypothalamus and anterior pituitary) and estrogen, progesterone and inhibin from ovaries (feedback to anterior pituitary)
Gonadotropins:Luteinizing Hormone (LH)
LH=lutropin
action:
females (ovaries) - induces ovulation; stimulates secretion of estrogens and progestins (e.g., progesterone)
males (testes) - stimulates production of androgens (e.g., testosterone )
inhibited by estrogen, progesterone and inhibin form ovaries (feedback to anterior pituitary) and by inhibin and testosterone from testes (feedback to hypothalamus and anterior pituitary)
2. Thyroid Gland
located anteriorly in cervical region, just inferior to thyroid cartilage; two lobes connected by thin isthmus
largest purely endocrine gland in body
consists of follicles (cuboidal or simple squamous epithelium) filled with colloid (combination of protein [thyroglobulin] containing amino acid tyrosine [building block of thyroid hormones])
parafollicular cells produce calcitonin
2. Thyroid Gland: T4 and T3
hormones based on amino acid tyrosine (differ in number of iodine ions)
thyroxine (tetraiodothyronine [T4]) and
triiodothyronine (T3)
T3 is 10x more active, but less common (T4 accounts for about 90% of all thyroid hormone)
much T4 converted to T3 by liver, kidneys, some other tissues
2. Thyroid Gland: T4 and T3
affect metabolic rate of every cell in the body, except brain, spleen, testes, uterus and thyroid gland
affect other activities within these organs and glands
readily cross membranes (diffuse through plasma membrane to bind to mitochondrial receptors and receptors in nucleus)
2. Thyroid Gland
T4 and T3: Actions
increase synthesis of enzymes involved in cellular respiration --> increase basal metabolic rate
increases glucose oxidation --> ATP synthesis
increases ATP synthesis in cytoplasm and by mitochondria
results in increased heat production (calorigenic effect)
work with GH to promote normal tissue growth and development, especially important to growth/development of CNS, skeletal and reproductive systems
T4 and T3: Control
release stimulated by TSH (thyroid-stimulating hormone from adenohypophysis)
release of TSH stimulated by TRH from hypothalamus
release of TRH is stimulated by cold, pregnancy, low thyroxine
release inhibited by GHIH, high glucocorticoid levels, high sex hormone levels, high iodine
Hypothyroidism
too little thyroid hormone (thyroid gland defect, inadequate TSH, TRH, or iodine)
Hashimoto’s thyroid – autoimmune disorder in which thyroid is attacked and function decreases
myxedema - low BMR, constipation, puffy eyes, edema, lethargy, mental sluggishness
endemic goiter - enlargement of thyroid gland usually due to lack of sufficient iodine
cretinism - genetic deficiency of thyroid gland or lack of dietary iodine during development resulting in mental retardation, disproportionate growth, short body with thick tongue and neck
treatment - reversed by iodine supplements or hormone replacement therapy
Hyperthyroidism
too much thyroid hormone (thyrotoxicosis)
Grave’s disease - autoimmune disease in which abnormal antibodies similar to TSH mimic its function and continuously stimulate release of thyroid hormones; results in high BMR, sweating, rapid heart rate, weight loss, restlessness, mood shifts, fatigues easily, limited energy; also toxic goiter
exophthalmos - protrusion of eyeballs, fibrous tissue become edematous (swollen)
treatments - removal of thyroid gland or irradiation
patient must be on synthetic thyroid hormone the rest of his/her life
2. Thyroid Gland: Calcitonin (CT)
polypeptide produced by parafollicular cells
actions: decreases blood calcium levels by:
stimulating osteoblasts (Ca2+ uptake and incorporation into bone)
inhibiting osteoclast activities (osteoclasts break down bone matrix releasing calcium)
control: responds directly to blood calcium levels
very rapid effect
probably more important during childhood when it stimulates bone growth
important because at high blood Ca2+, membranes become less permeable to Na+
3. Parathyroid Glands
2 paired structures on posterior of thyroid gland
oxyphyil cells - function unknown
chief cells secrete parathyroid hormone (PTH; protein)
actions: increases blood Ca2+ by:
stimulating osteoclast activity (which break down bone matrix) while inhibiting osteoblasts (which form bone matrix)
stimulating increased reabsorption of Ca2+ by kidney
indirectly stimulating increased absorption of Ca2+ by small intestine by causing secretion of calcitrol form kidneys
3. Parathyroid Glands
Hyperparathyroidism
rare; caused by parathyroid gland tumor
results in hypercalcemia (excess Ca2+ levels in blood) --> depression of nervous system (because of effect on sodium permeability), abnormal reflexes, skeletal muscle weakness, nausea, vomiting, kidney stones, calcium deposits in soft tissues; bones become soft
Hypoparathyroidism
trauma to or removal of parathyroid gland
results in hypocalcemia (low blood Ca2+) --> neurons become too excitable --> muscle tetany --> spasms/cramps --> respiratory paralysis --> death
4. Adrenal Glands
located in abdominal cavity against back wall (retroperitoneal), superior to kidney
surrounded by connective tissue capsule
two regions:
cortex - outer region, “glandular”, three zones
zona glomerulosa - outer zone
zona fasciculata - middle zone
zona reticularis - inner zone
4. Adrenal Gland Development
4. Adrenal Gland: Regions and Zones
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
produces steroid hormones based on cholesterol
mineralocorticoids - ion (and water) balance
main hormone is aldosterone
action:
stimulates reabsorption of Na+ and secretion of K+ from kidney, sweat glands, salivary glands, pancreas
secondarily, increases water reabsorption in kidney (water follows Na+)
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
control:
aldosterone release stimulated by:
high K+, low Na+
angiotensin II (result of renin-angiotensin pathway stimulated by low blood pressure),
ACTH (when under severe stress)
inhibited by low K+, high Na+
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
Disorders:
aldosteronism = hypersecretion (adrenal tumor)
increased water and Na+ reabsorption --> hypertension, edema;
loss of K+ --> disruption of neural and muscle function
Adrenal Cortex: Zona Glomerulosa
Disorders:
Addison’s Disease = hyposecretion glucocorticoids and mineralocorticoids
results in decreased Na+ and water reabsorption, increased blood K+ --> low blood volume --> hypotension, dehydration;
changes in membrane potentials --> disruption in neural and muscular function
also decreased cortisol secretion by zona fasciculata --> decreased blood glucose levels (especially during prolonged stress)
Adrenal Cortex: Zona Fasciculata
glucocorticoids - effects on glucose metabolism
main hormone is cortisol (hydrocortisone)
actions:
maintains blood glucose levels, especially in times of stress, by:
promoting gluconeogenesis (making new glucose in liver) and use of alternative fuels by other cells (saves glucose for the brain)
anti-inflammatory decrease immune response
can be used clinically to treat allergic reactions (e.g., poison ivy), rheumatoid arthritis
Adrenal Cortex: Zona Fasciculata
Control
stimulated by ACTH
inhibited by cortisol (inhibits secretion of CRH from hypothalamus)
blood levels peak in the morning
Disorders:
Addison’s Disease
- hyposecretion of glucocorticoids and mineralocorticoids
Zona Fasciculata: Cushing’s Disease
hypersecretion of glucocorticoids
caused by hypersecretion of ACTH due to tumor in ZF, pituitary, lungs, kidneys, or pancreas
suppresses glucose metabolism resulting in
hyperglycemia (elevated glucose= steroid diabetes),
stimulates lipid metabolism (weight loss),
loss of muscle and bone mass,
“buffalo neck” and “moon face” (fat redistribution),
anti-inflammatory effects (mask infection)
water and salt retention (effect of aldosterone hypersecretion --> water retention --> hypertension)
Adrenal Cortex: Zona Reticularis
gonadocorticoids
most are androgens (“male” sex hormones) - converted to testosterone; small amounts of estrogens
actions: may contribute to onset of puberty (levels rise between 7 and 13 years of age; exact function compared to hormones from ovaries or testes unclear)
control: stimulated by ACTH
Adrenal Cortex: Zona Reticularis
hypersecretion results in:
masculinization and masculine pattern of hair distribution in females
in males - rapid maturation of reproductive organs, secondary sex characteristics; hypersecretion of estrogens causes feminization and gynecomastia (enlarged breasts)
Adrenal Medulla
chromaffin cells (modified neurons - arise from same embryonic tissue as postganglionic neurons of sympathetic division)
catecholamines - epinephrine (~80%), norepi (NE)
control: secretion stimulated by preganglionic fibers of sympathetic nerves during flight-or-fight response
Adrenal Medulla
actions:
epinephrine (more potent) - increases HR (beta receptors), bronchodilation (in lungs), increased blood glucose (breakdown of glycogen in liver and skeletal muscle, and breakdown of adipose tissue)
NE - peripheral vasoconstriction --> increased BP
5. Pancreas
has both exocrine (acini secrete digestive enzymes) and endocrine function (islets of Langerhans)
control: responds to blood glucose levels (humoral)
hormones are polypeptides (proteins)
5. Pancreas
major cell types
alpha cells secrete glucagon
beta cells secrete insulin
delta cells secrete somatostatin (which inhibits insulin and glucagon secretion, and decrease fat absorption in intestines)
F cells regulate exocrine function of pancreas (secrete pancreatic polypeptide)
5. Pancreas: Glucagon
actions: hyperglycemic (increases blood glucose)
stimulates formation and release of glucose from liver (main target)
glycogenolysis - breakdown of glycogen (storage form of glucose)
gluconeogenesis - formation of glucose from noncarbohydrate molecules (e.g., amino acids, glycerol, lactic acid)
stimulates glycogenolysis in skeletal muscle
stimulates triglyceride breakdown in adipose tissue (fat mobilization)
5. Pancreas: Glucagon
control:
secreted in response to low blood sugar, rising amino acid levels in blood
inhibited by increased blood glucose and by somatostatin
5. Pancreas: Insulin
actions: hypoglycemic (lowers blood glucose)
increases transport of glucose into muscle and fat cells (NOTE: does not increase uptake by brain, liver, or kidney)
inhibits breakdown of glycogen and formation of glucose from amino acids or fatty acids (inhibits glycogenolysis and gluconeogenesis)
promotes formation of glycogen (liver, skeletal muscles), protein synthesis (muscle), and fat synthesis and storage (adipose)
5. Pancreas: Insulin (Control)
stimulated by:
increased blood glucose
increased blood amino acid and fatty acid levels
parasympathetic impulses
hyperglycemic hormones (GH, glucagon, epinephrine, thyroxine, glucocorticoids) indirectly result in insulin secretion by increasing blood glucose levels
inhibited by:
low blood glucose and by somatostatin
sympathetic impulses
5. Pancreas: Insulin - Disorders: Diabetes Mellitus (DM)
hyposecretion (or hypoactivity) of insulin
body cells not stimulated to take up glucose
hyperglycemia (excess blood glucose)
very high glucose --> nausea --> fight-or-flight response --> secretion of hyperglycemic hormones (epi, NE [adrenal medulla], glucocorticoids [adrenal cortex]) --> stimulates gluconeogenesis, lipolysis, glycogenolysis --> adds to already high glucose
not all sugar reabsorbed from urine --> glucose lost in urine (glucosuria) --> increased water loss --> excessive urine production (polyuria) and excessive thirst (polydipsia)
5. Pancreas: Insulin - Diabetes Mellitus
cells use fats as energy source (due to poor glucose uptake)
hyperglycemic hormones stimulate fat mobilization --> fats in blood (lipidemia) --> increase in lipid metabolites in blood (ketone bodies, which are strong organic acids) --> decrease blood pH (ketoacidosis) and ketone bodies in urine (ketonuria)
decreased blood pH --> severe depression of nervous system --> deep breathing --> diabetic coma --> death
polyphagia (excessive hunger) - final sign, due to use of fats and proteins as energy sources
Type I Diabetes mellitus
also called insulin-dependent diabetes (IDDM; formerly juvenile onset diabetes)
onset is sudden, usually before age 15
may be due to autoimmune attack of proteins in beta cells (see “A Closer Look”, p. 640-641)
result is lack of insulin activity
lipidemia (high blood lipid content) and increased cholesterol lead to long-term vascular problems (arteriosclerosis, strokes, heart attacks, renal shutdown, gangrene, blindness)
treated with insulin injections or pancreatic islet transplant (newer technique)
Type II Diabetes Mellitus
non-insulin-dependent (NIDDM; formerly mature-onset diabetes)
usually starts after age 40
insulin levels are normal or elevated, but peripheral tissue become less sensitive to it
25-30% of Americans carry gene that predisposes them to NIDDM, more likely in over-weight people (~90% of cases)
adipose cells secrete tumor necrosis factor alpha that depresses production of protein needed for glucose uptake
often controllable with diet and exercise
Hyperinsulinism
excess of insulin (usually from injection of excess)
causes hypoglycemia --> secretion of hyperglycemic hormones (to raise blood glucose) - low glucose to brain --> anxiety, nervousness, tremors, weakness --> eventually, disorientation, convulsions, death due to “insulin shock”
treated by providing sugar source
6. Gonadal Hormones
Female - ovaries
produce/secrete estrogens and progesterone
estrogens alone --> development and maintenance of ovaries, uterus, secondary sex characteristics
estrogens with progesterone --> breast development, uterine cycle
6. Gonadal Hormones
Male - testes
produce androgens (testosterone) --> development and maintenance of male reproductive system and secondary sex characteristics; sperm production, protein synthesis
inhibin - inhibits release of FSH and LH
7. Thymus
located in mediastinum
function:
active during childhood and before puberty,
after puberty gradually decreases in size and becomes fibrous (involution)
secretes thymosin (thymic extract containing several complementary hormones)
action: promotes development and maturation of lymphocytes
gradual decrease in size and secretory abilities make the elderly more susceptible to disease
General Adaptation Syndrome (GAS)
stress response
stress = any condition that threatens to alter homeostasis
same general response to a variety of stress
major endocrine player is adrenal gland (medulla and cortex)
three phases:
alarm
resistance
exhaustion
GAS: Alarm Phase
immediate response to stress
mobilization of energy sources
sympathetic division activated results in release of epinephrine, NE from adrenal medulla
GAS: Alarm Phase
direct neural and epinephrine effects:
increased heart rate
dilation of pupils
changes in circulation (more to skeletal & cardiac muscle, less to gut)
increased respiration
increased energy use by cells
increased blood glucose
decreased digestion and urine production
increased perspiration
GAS: Resistance Phase
when stress is present more than a few hours, able to cope for weeks to a few months
secretion of renin from kidney --> renin-angiotensin pathway --> aldosterone secretion --> increased Na+ reabsorption --> increased water retention
secretion of ACTH from pituitary
increased aldosterone secretion
increased glucocorticoid secretion --> increased blood glucose, conservation of glucose by muscle, lipids and proteins mobilized as alternative energy sources
secretion of glucose conservation hormones (growth hormone, thyroid hormone, epi) --> conservation of glucose and use of alternatives
GAS: Exhaustion Phase
prolonged stress (more than a few months)
homeostatic breakdown due to:
mineral (electrolyte) imbalances
depletion of glucocorticoids
exhaustion of lipid reserves (especially with starvation)
structural or functional damage to organs
Adrenal Gland Role in GAS
Jumat, 23 Januari 2009
Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan
Latar belakang
Pendidikan kesehatan penting utk menunjang program kesehatan, tapi pd kenyataannya kurang dilibatkan, krn PK itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil!
PK adalah behavioral investment jangka panjang
Immediate impact dan intermediate impact PK hanya peningkatan pengetahuan.
Tujuan Pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku dari yang merugikan kesehatan atau tidak sesuai dengan norma kesehatan ke arah tingkah laku yang menguntungkan kesehatan atau norma yg sesuai dengan kesehatan.
Hl Bloom, Status kesehatan dipengaruhui oleh:
Lingkungan
Perilaku
Pelayanan Kesehatan
Keturunan
Lewrence Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:
Faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor penguat/pendorong (reinforcing factors)
PK merupakan penerapan konsep pendidikan di dlm bidang kesehatan. Konsep pendidikan adalah suatu proses belajar.
Ciri-ciri belajar:
Belajar merupakan kegiatan yg menghasilkan perubahan
Perubahan dari hasil belajar itu didapatkannya kemampuan baru yg berlaku utk waktu yg relatif lama
Perubahan itu tjd krn usaha dan disadari bukan krn kebetulan.
Prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar
Sasaran Pendidikan Kesehatan
PK individu dgn sasaran individu
PK kelompok dgn sasaran kelompok
PK masyrakat dgn sasaran masyarakat luas
Tempat Pelaksanaan PK
PK di sekolah
PK di Rumah sakit
PK di tempat kerja
PK di RT
TINGKAT PELAYANAN PK, BERDASARKAN FIVE LEVELS OF PREVENTION (LEAVEL & CLARK):
Health Promotion
PK dlm hal gizi, kebiasaan, sanitasi, hygiene perorangan
Specific Protection
Imunisasi, pemberian obat prophylaxis
Early Diagnosis and Prompt Treatment
PK utk berobat sedini mgk, deteksi dini penyakit
Disability Limitation
PK agar jangan tjd komplikasi penyakit
Rehabilitation
PK utk pemulihan kecacatan
Sub Bidang keilmuan pendidikan kesehatan
Komunikasi
Dinamika kelompok
Pengembangan dan Pengorganisasian Masy.
Pengembangan Kesehatan Masy. Desa
Pemasaran Sosial
Pengembangan Organisasi
Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan Media
Perencanaan dan Evaluasi PK
Antropologi Kesehatan
Sosiologi Kesehatn
Psikologi Sosial
Pendidikan kesehatan penting utk menunjang program kesehatan, tapi pd kenyataannya kurang dilibatkan, krn PK itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil!
PK adalah behavioral investment jangka panjang
Immediate impact dan intermediate impact PK hanya peningkatan pengetahuan.
Tujuan Pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku dari yang merugikan kesehatan atau tidak sesuai dengan norma kesehatan ke arah tingkah laku yang menguntungkan kesehatan atau norma yg sesuai dengan kesehatan.
Hl Bloom, Status kesehatan dipengaruhui oleh:
Lingkungan
Perilaku
Pelayanan Kesehatan
Keturunan
Lewrence Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:
Faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor penguat/pendorong (reinforcing factors)
PK merupakan penerapan konsep pendidikan di dlm bidang kesehatan. Konsep pendidikan adalah suatu proses belajar.
Ciri-ciri belajar:
Belajar merupakan kegiatan yg menghasilkan perubahan
Perubahan dari hasil belajar itu didapatkannya kemampuan baru yg berlaku utk waktu yg relatif lama
Perubahan itu tjd krn usaha dan disadari bukan krn kebetulan.
Prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar
Sasaran Pendidikan Kesehatan
PK individu dgn sasaran individu
PK kelompok dgn sasaran kelompok
PK masyrakat dgn sasaran masyarakat luas
Tempat Pelaksanaan PK
PK di sekolah
PK di Rumah sakit
PK di tempat kerja
PK di RT
TINGKAT PELAYANAN PK, BERDASARKAN FIVE LEVELS OF PREVENTION (LEAVEL & CLARK):
Health Promotion
PK dlm hal gizi, kebiasaan, sanitasi, hygiene perorangan
Specific Protection
Imunisasi, pemberian obat prophylaxis
Early Diagnosis and Prompt Treatment
PK utk berobat sedini mgk, deteksi dini penyakit
Disability Limitation
PK agar jangan tjd komplikasi penyakit
Rehabilitation
PK utk pemulihan kecacatan
Sub Bidang keilmuan pendidikan kesehatan
Komunikasi
Dinamika kelompok
Pengembangan dan Pengorganisasian Masy.
Pengembangan Kesehatan Masy. Desa
Pemasaran Sosial
Pengembangan Organisasi
Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan Media
Perencanaan dan Evaluasi PK
Antropologi Kesehatan
Sosiologi Kesehatn
Psikologi Sosial
HALUSINASI
HALUSINASI
Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan penginderaan tanpa sumber rangsangan eksternal, dimana gangguan persepsi terhadap lima rasa yang berupa adanya stimulus ekstrem. Suatu penerimaan panca indera tanpa adanya rangsanan dari luar.
Klasifikasi halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu diantaranya sbb:
Halusinasi pendengaran
Halusinasi penglihatan
Halusinasi penciuman
Halusinasi pembauan
Faktor penyebab terjadinya halusinasi
Faktor predisposisi
Terjadinya halusinasi oleh multi faktor eksternal maupun internal.
Faktor komunikasi
Faktor biologis
Faktor psikologis
Faktor sosial budaya
Faktor genitalia
FAKTOR PRESITIPITASI
secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan isolasi, perasaaan tidak berguna, putus asa, dan tidak berdaya.
Faktor sosial budaya
Faktor biokimia
Faktor psikologis
Mekanisme koping
Faktor perilaku
Faktor fisika
Faktor emosi
Status intelektual
Status sosial
Status spiritual
Proses terjadinya halusinasi
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk paling sering dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa ( skizoprenia) bentuk halusinasi ini biasanya berupa pendengaran. Tetapi paling sering mendengar panggilan orang yang tidak ada objeknya yang dapat memberikan rasa aman atau ketakutan yang mempengaruhi tingkahlaku klien, sehingga klien menghasilkan respon tertentu seperti bicara sendiri, atau respon lain yang membahayakan.
Perkembangan halusinasi terjadi dalan 4 fase yaitu:
Fase pertama
pada fase ini mengalami masa cemas
( ansietas), stress, perasaan gelisah dan kesepian. Klien mungkin melamun dan memfokuskan pada hal – hal yang menyenangkan untuk sementara. Klien masih dapat mengontrol kesadarannya dan mengontrol pemikirannya ini sebagai dari dirinya meskipun intensitas persepsi meningkat.
Fase kedua
ansietas pada fase ini meningkat yang dipengaruhi oleh pengalaman yang bersumber pada internal dan eksternal, klien berada pada tingkat halusinasinya. Pemikiran eksternal jadi lebih menonjol, perasaan klien tidak efektif.
Fase ketiga
Halusinasi jadi lebih menonjol menguasai dan mengontrol pemikiran klien. Klien jadi lebih terbiasa arus halusinasi dan tak berdaya melawan halusinasinya yang menjadi kesenangan dan keamanan yang bersifat sementara.
Fase ke empat
pada fase ini klien merasa tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi yang tadinya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, dan pemarah.
Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN
Data subjek
Mendengar suara – suara
Takut terhadap suara – suara yang di dengar
Ingin memukul dan menampar barang
Data objek
Dirawat ketiga kalinya dengan alasan amuk
Klien sering berbicara sendiri
POHON MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi melakukan kekerasan yang b/d halusinasi pendengaran
Perubahan sensori – perseptual : halusinasi pendengaran yang b/d menarik diri
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronis
Sindrom defisit perawatan diri : mandi, berpakaian, b/d intoleransi aktifitas.
INTERVENSI
Tujuan umum : klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan khusus :
klien dapat mengungkapkan perasaannya
Intervensi
Bina hubungan saling percaya
Ciptakan lingkungan yang bersahabat
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
Ajak klien membicarakan hal – hal yang nyata
Klien dapat mengendalikan halusinasinya
INTERVENSI
Adakan kontak sering dan singkat
Dorong klien untuk mengungkapkan perasannya
Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien yang positif
Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan mengendalikannya.
Klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan halusinasinya
Bantu klien dan pastikan klien minum obat
Obserpasi tanda, gejala terkait efek samping obat.
Pendidikan kesehatan
Membimbing klien mengontrol halusinasinya
Jelaskan kepada keluarga cara merawat dan mengatasi halusinasi pendengaran pasien.
Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan penginderaan tanpa sumber rangsangan eksternal, dimana gangguan persepsi terhadap lima rasa yang berupa adanya stimulus ekstrem. Suatu penerimaan panca indera tanpa adanya rangsanan dari luar.
Klasifikasi halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu diantaranya sbb:
Halusinasi pendengaran
Halusinasi penglihatan
Halusinasi penciuman
Halusinasi pembauan
Faktor penyebab terjadinya halusinasi
Faktor predisposisi
Terjadinya halusinasi oleh multi faktor eksternal maupun internal.
Faktor komunikasi
Faktor biologis
Faktor psikologis
Faktor sosial budaya
Faktor genitalia
FAKTOR PRESITIPITASI
secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan isolasi, perasaaan tidak berguna, putus asa, dan tidak berdaya.
Faktor sosial budaya
Faktor biokimia
Faktor psikologis
Mekanisme koping
Faktor perilaku
Faktor fisika
Faktor emosi
Status intelektual
Status sosial
Status spiritual
Proses terjadinya halusinasi
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk paling sering dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa ( skizoprenia) bentuk halusinasi ini biasanya berupa pendengaran. Tetapi paling sering mendengar panggilan orang yang tidak ada objeknya yang dapat memberikan rasa aman atau ketakutan yang mempengaruhi tingkahlaku klien, sehingga klien menghasilkan respon tertentu seperti bicara sendiri, atau respon lain yang membahayakan.
Perkembangan halusinasi terjadi dalan 4 fase yaitu:
Fase pertama
pada fase ini mengalami masa cemas
( ansietas), stress, perasaan gelisah dan kesepian. Klien mungkin melamun dan memfokuskan pada hal – hal yang menyenangkan untuk sementara. Klien masih dapat mengontrol kesadarannya dan mengontrol pemikirannya ini sebagai dari dirinya meskipun intensitas persepsi meningkat.
Fase kedua
ansietas pada fase ini meningkat yang dipengaruhi oleh pengalaman yang bersumber pada internal dan eksternal, klien berada pada tingkat halusinasinya. Pemikiran eksternal jadi lebih menonjol, perasaan klien tidak efektif.
Fase ketiga
Halusinasi jadi lebih menonjol menguasai dan mengontrol pemikiran klien. Klien jadi lebih terbiasa arus halusinasi dan tak berdaya melawan halusinasinya yang menjadi kesenangan dan keamanan yang bersifat sementara.
Fase ke empat
pada fase ini klien merasa tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi yang tadinya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, dan pemarah.
Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN
Data subjek
Mendengar suara – suara
Takut terhadap suara – suara yang di dengar
Ingin memukul dan menampar barang
Data objek
Dirawat ketiga kalinya dengan alasan amuk
Klien sering berbicara sendiri
POHON MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi melakukan kekerasan yang b/d halusinasi pendengaran
Perubahan sensori – perseptual : halusinasi pendengaran yang b/d menarik diri
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronis
Sindrom defisit perawatan diri : mandi, berpakaian, b/d intoleransi aktifitas.
INTERVENSI
Tujuan umum : klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan khusus :
klien dapat mengungkapkan perasaannya
Intervensi
Bina hubungan saling percaya
Ciptakan lingkungan yang bersahabat
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
Ajak klien membicarakan hal – hal yang nyata
Klien dapat mengendalikan halusinasinya
INTERVENSI
Adakan kontak sering dan singkat
Dorong klien untuk mengungkapkan perasannya
Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien yang positif
Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan mengendalikannya.
Klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan halusinasinya
Bantu klien dan pastikan klien minum obat
Obserpasi tanda, gejala terkait efek samping obat.
Pendidikan kesehatan
Membimbing klien mengontrol halusinasinya
Jelaskan kepada keluarga cara merawat dan mengatasi halusinasi pendengaran pasien.
PENUAAN PADA SISTEM PULMONAL
PENUAAN PADA SISTEM PULMONAL
Penuaan adalah fenomena universal yang mengubah cadangan fisiologis individu dan kemampuan untuk mempertahankan homeostatis, khususnya pada stres (misalnya pada kondisi sakit).
Walaupun sistem pulmonal setiap harinya diserang dengan berbagai kondisi yang merugikan (misalnya pencemaran, dan merokok), sistem tersebut memiliki kapasitas untuk tetap mempertahankan hidup individu selama kehidupannya.
Sebagian besar perubahan normal yang dihubungkan dengan penuaan terjadi secara bertahap, sehingga lansia dapat beradaptasi. Perubahan yang paling banyak ditemukan adalah yang berhubungan dengan homeostatis, tetapi bahkan kerusakan yang kecil dapat mengganggu keseimbangan yang tidak pasti ini.
Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan dinding dada turut berperan dalam peningkatan kerja pernapasan sekitar 20% pada usia 60 tahun. Otot-otot pernapasan dapat meningkatkan risiko berkembangnya keletihan otot-otot pernapasan pada lansia. Perubahan-perubahan tersebut turut berperan dalam penurunan konsumsi oksigen maksimum.
Gangguan yang umumnya terjadi pada sistem respirasi antara lain :
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
Alveolsi ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
Patofisiologi Gangguan yang Sering Terjadi :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Infeksi saluran pernapasan bawah adalah infeksi paling sering kedua pada kelompok lansia, dan pneumonia merupakand penyebab kematian pertama oleh proses infeksi. Pembersihan jalan napas yang tidak efektif, peningkatan kolonisasi, dan gangguan respons sistem imun pada lansia dapat mencapai puncaknya dengan pneumonia.
Lansia yang berada di institusi perawatan cenderung untuk mengalami pneumonia karena perubahan kesadaran (stroke dan sedasi) yang dapat meninggalkan jalan napas tanpa perlindungan. Mereka juga mengalami gangguan mobilitas, yang turut berperan terhadap ketidakefektifan respirasi. Lansia yang baru mengalami inveksi virus (yaitu influenza) berisiko tinggi karena infeksi virus meningkatkan penempelan mukosa pada infeksi bakteri dan virus. Infeksi virus juga dapat mengganggu transpor mukosilia.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
PPOK adalah penyebab utama kematian kelima pada lansia. PPOK meliputi tiga kondisi yang terjadi dlam satu bentuk umum, yakni obstruksi aliran ekpirasi. Jika proses obstruksi dihubungkan dengan hipersekresi mukus hal itu disebut bronkitis kronis, dan jika terdapat kerusakan jarinagan alveolar, hal itu dikenal dengan efisema.
3. Emboli Paru
Sekitar 10 sampai 30% lansia yang dirawat di rumah sakit atau di rumah perawaran ditemukan mengalami emboli paru setelah dilakukan autopsi. Faktor predisposisinya meliputi kondisi hiperkoagulasi, gagal jantung, disritmia, kanker, imobilitas, dan prosedur ortopedik, yang semuanya ini sering terjadi pada lansia.
Patogenesisnya adalah statis vena dan pembentukan trombus dan embolus. Ketika embolus memasuki sirkulasi pulmonal dan menyumbat sebuah pembuluh darah, vaskonstriksi hipoksik terjadi, yang menyebabkan hipertensi pulmonal dan hipotensi sistemik. Akhirnya penurunan surfaktan, edema paru, dan atelektasis terjadi. Hanya 10% emboli paru menimbulkan infark. Jika suatu infark terjadi, biasanya terjadi dengan gagal jantung kongesif, infeksi atau penyakit paru kronis. Jika emboli cukup besar, kematian dapat terjadi.
Penuaan adalah fenomena universal yang mengubah cadangan fisiologis individu dan kemampuan untuk mempertahankan homeostatis, khususnya pada stres (misalnya pada kondisi sakit).
Walaupun sistem pulmonal setiap harinya diserang dengan berbagai kondisi yang merugikan (misalnya pencemaran, dan merokok), sistem tersebut memiliki kapasitas untuk tetap mempertahankan hidup individu selama kehidupannya.
Sebagian besar perubahan normal yang dihubungkan dengan penuaan terjadi secara bertahap, sehingga lansia dapat beradaptasi. Perubahan yang paling banyak ditemukan adalah yang berhubungan dengan homeostatis, tetapi bahkan kerusakan yang kecil dapat mengganggu keseimbangan yang tidak pasti ini.
Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan dinding dada turut berperan dalam peningkatan kerja pernapasan sekitar 20% pada usia 60 tahun. Otot-otot pernapasan dapat meningkatkan risiko berkembangnya keletihan otot-otot pernapasan pada lansia. Perubahan-perubahan tersebut turut berperan dalam penurunan konsumsi oksigen maksimum.
Gangguan yang umumnya terjadi pada sistem respirasi antara lain :
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
Alveolsi ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
Patofisiologi Gangguan yang Sering Terjadi :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Infeksi saluran pernapasan bawah adalah infeksi paling sering kedua pada kelompok lansia, dan pneumonia merupakand penyebab kematian pertama oleh proses infeksi. Pembersihan jalan napas yang tidak efektif, peningkatan kolonisasi, dan gangguan respons sistem imun pada lansia dapat mencapai puncaknya dengan pneumonia.
Lansia yang berada di institusi perawatan cenderung untuk mengalami pneumonia karena perubahan kesadaran (stroke dan sedasi) yang dapat meninggalkan jalan napas tanpa perlindungan. Mereka juga mengalami gangguan mobilitas, yang turut berperan terhadap ketidakefektifan respirasi. Lansia yang baru mengalami inveksi virus (yaitu influenza) berisiko tinggi karena infeksi virus meningkatkan penempelan mukosa pada infeksi bakteri dan virus. Infeksi virus juga dapat mengganggu transpor mukosilia.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
PPOK adalah penyebab utama kematian kelima pada lansia. PPOK meliputi tiga kondisi yang terjadi dlam satu bentuk umum, yakni obstruksi aliran ekpirasi. Jika proses obstruksi dihubungkan dengan hipersekresi mukus hal itu disebut bronkitis kronis, dan jika terdapat kerusakan jarinagan alveolar, hal itu dikenal dengan efisema.
3. Emboli Paru
Sekitar 10 sampai 30% lansia yang dirawat di rumah sakit atau di rumah perawaran ditemukan mengalami emboli paru setelah dilakukan autopsi. Faktor predisposisinya meliputi kondisi hiperkoagulasi, gagal jantung, disritmia, kanker, imobilitas, dan prosedur ortopedik, yang semuanya ini sering terjadi pada lansia.
Patogenesisnya adalah statis vena dan pembentukan trombus dan embolus. Ketika embolus memasuki sirkulasi pulmonal dan menyumbat sebuah pembuluh darah, vaskonstriksi hipoksik terjadi, yang menyebabkan hipertensi pulmonal dan hipotensi sistemik. Akhirnya penurunan surfaktan, edema paru, dan atelektasis terjadi. Hanya 10% emboli paru menimbulkan infark. Jika suatu infark terjadi, biasanya terjadi dengan gagal jantung kongesif, infeksi atau penyakit paru kronis. Jika emboli cukup besar, kematian dapat terjadi.
managemen asuhan keperawatan medikal bedah
FENOMENA KEPERAWATAN
Merupakan penyimpangan/ tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosial-spiritual), mulai dari tingkat individu sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat sistem organ fungsional sampai subseluler.
Fenomena yang dipelajari adalah terpenuhinya kebutuhan:
Bernapas normal
Makan dan minum
Eliminasi
Bergerak dan mempertahankan sikap yang dibutuhkan
Tidur dan istirahat
Memilih, menentukan dan mengganti pakaian
Mempertahankan suhu tubuh normal
8. Mempertahankan kebersihan
tubuh
9. Menghindari bahaya lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Membantu melaksanakan ibadah
sesuai kepercayaan
12. Melakukan pekerjaan yang dapat
memberikan kepuasan
13. Bermain/ berpartisipasi
14. Belajar menemukan sesuatu yang
baru
Kebutuhan dasar ini akan mengalami penyimpangan atau gangguan bila terjadi suatu stimulus. Stimulus yang terjadi dapat berupa:
Penyakit/ masalah anak
Penyakit/ masalah maternitas
Penyakit/ masalah medikal bedah
Penyakit/ masalah jiwa
Penyakit/ masalah komunitas
MASALAH KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terdiri dari:
Masalah (P) + Penyebab (E) + Tanda & gejala (S)
Contoh:
P: Bersihan jalan napas tidak efektif.
E: Produksi sekresi yang meningkat, kental dan banyak serta tidak bisa dikeluarkan.
S: Pasien mengeluh sukar bernapas, perubahan pada frekuansi dan irama pernapasan, suara napas yang abnormal (wheezing, ronchi).
A. TERAPI KEPERAWATAN
Terapi keperawatan adalah intervensi keperawatan yang unik yang hanya dapat dilakukan oleh seorang profesional (Ners).
Nightingle (1859): what nursing has to do…is to put the patient in the best condition for nature to act upon him.
Cth: memberikan kondisi alamiah terbaik bagi
klien untuk bernapas normal dengan cara:
Napas dalam
Perubahan posisi
Lingkungan tenang/ tidak ramai
Henderson (1955): The unique function of the nurse is to assist the individual sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its recovery (or peaceful death) that he would perform unaided if he had the necessary strenght, will, or knowledge.
Watson (1979): It is the client who knows what hurts and the facilitator should allow the direction of the therapeutic process to come from the client.
Watson (1979): 10 carative factors
Menerapkan nilai-nilai humanistik dan alturistik dalam merawat pasien.
Menumbuhkan harapan klien.
Perawat memberi kesempatan pada pasien mengekspresikan perasaannya.
Mengembangkan hubungan saling percaya.
Menerima ekspresi perasaaan positif dan negatif.
Menyediakan Mengunakan proses penyelesaian masalah.
lingkungan Meningkatkan proses belajar mengajar melalui proses interpersonal.
biopsikososial dan kultural yang suportif dan protektif.
Membentu pemenuhan kebutuhan dasar.
Memberi kesempatan pada pasien untuk mempelajari fenomena yang terjadi.
King (1982): to help individuals maintain their health…through interpersonal process of action, interaction and transaction.
Roy (1984): nursing aims to increase person’s adaptive respons and to decrease ineffective respons
BENTUK TERAPI KEPERAWATAN
Tindakan yang bersifat alamiah.
Tindakan berupa bantuan untuk melakukan tindakan yang bersifat alamiah tersebut.
Tindakan berupa proses interaksi untuk mempengaruhi klien dan keluarga agar bersedia merubah perilaku/ mengikuti program perawatan.
Tindakan berupa proses interaksi untuk meningkatkan adaptasi klien dengan masalahnya.
Tindakan berupa pendidikan kesehatan agar mampu melakukan bagi diri klien.
Nursing Intervention Classification (NIC)
1993, NIC 336 intervention
1996, NIC 433 intervention
NIC: Standarized language used to describe the treatments that nurses perform
Much of health care is nursing care
Nursing care is crucial to the welfare of Health care recipents.
The impact of nursing care is nearly invisible.
Do actions of nurses make difference to the quality of care?
We need classification of nursing diagnoses, interventions and outcomes.
NANDA, NIC, NOC
Alasan perlunya NIC
1. Standardisasi Nomen Klatur
Istilah/ pernyataan bermacam-macam
Renpra sangat panjang
2. Ekspansi Ilmu Keperawatan
NANDA Standardisasi Intervensi Keperawatan
Outcomes
Kontribusi ilmu pengetahuan
3. Pengembangan sistem infrastruktur
kesehatan
Komputerisasi Standar Intervensi
4. Pendidikan dalam penetapan keputusan.
Diagnosis Body image disturbance
5. Penetapan biaya untuk perawat.
6. Perencanaan fasilitas tenaga.
7. Bahasa yang spesifik dalam keperawatan.
What does a nurse do that is unique
8. Artikulasi sistem klasifikasi dalam pelayanan kesehatan.
International Classification of Diseases (ICD)
TOXONOMY OF NURSING INTERVENTION
Systemic organization of the intervention Labels based upon Simularities into what can be considered a conceptual framework
Level 1: Domains 13 domains
Level 2: Classes 47 classes
Level 3: Diagnoses 172 diagnoses
Level 4: Interventions 433 interventions
DOMAIN: Ruang lingkup kegiatan, studi atau ketertarikan.
KELAS: Suatu subdivisi dari kelompok besar, suatu divisi/ pembagian dari orang atau benda berdasarkan kualitas, peringkat atau tingkat kepentingan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: Keputusan klinis terhadap individu, keluarga atau komunitas yang merupakan respon terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik aktual maupun potensial dan memberikan dasar terapi dalam pencapaian tujuan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Nursing Intervention
Any treatment, based upon clinical judgment and knowledge, that a nurse performs to enhance patient/ client outcomes.
A direct care intervention
An indirect care intervention
A nurse-initiated treatment
A physician-initiated treatment
Nursing Activities
The spesific behaviors or actions that nurses do to implement an intervention and which assist patients/clients to move toward a desired outcome. Nursing activities are at concrete level of action. A series of activities is necessary to implement an intervention.
B. OBSERVASI KEPERAWATAN
Observasi tanda-tanda vital analisis sehingga mengetahui tanda-tanda dini bahaya yang mungkin terjadi.
Observasi tanda dan gejala adanya masalah fisik.
Observasi tanda dan gejala adanya masalah psikososial.
Analisis pemeriksaan laboratorium sehingga dapat memberi intervensi dan segera mendiskusikan dengan dokter.
C. PENDIDIKAN KESEHATAN
Menjadi peran utama Ners
Problem Solving Approach
Ada Reinforcement
D. TINDAKAN KOLABORASI
Memasang infus
Memeberikan oksigen
Memasang NGT
Dll.
Merupakan penyimpangan/ tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosial-spiritual), mulai dari tingkat individu sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat sistem organ fungsional sampai subseluler.
Fenomena yang dipelajari adalah terpenuhinya kebutuhan:
Bernapas normal
Makan dan minum
Eliminasi
Bergerak dan mempertahankan sikap yang dibutuhkan
Tidur dan istirahat
Memilih, menentukan dan mengganti pakaian
Mempertahankan suhu tubuh normal
8. Mempertahankan kebersihan
tubuh
9. Menghindari bahaya lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Membantu melaksanakan ibadah
sesuai kepercayaan
12. Melakukan pekerjaan yang dapat
memberikan kepuasan
13. Bermain/ berpartisipasi
14. Belajar menemukan sesuatu yang
baru
Kebutuhan dasar ini akan mengalami penyimpangan atau gangguan bila terjadi suatu stimulus. Stimulus yang terjadi dapat berupa:
Penyakit/ masalah anak
Penyakit/ masalah maternitas
Penyakit/ masalah medikal bedah
Penyakit/ masalah jiwa
Penyakit/ masalah komunitas
MASALAH KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terdiri dari:
Masalah (P) + Penyebab (E) + Tanda & gejala (S)
Contoh:
P: Bersihan jalan napas tidak efektif.
E: Produksi sekresi yang meningkat, kental dan banyak serta tidak bisa dikeluarkan.
S: Pasien mengeluh sukar bernapas, perubahan pada frekuansi dan irama pernapasan, suara napas yang abnormal (wheezing, ronchi).
A. TERAPI KEPERAWATAN
Terapi keperawatan adalah intervensi keperawatan yang unik yang hanya dapat dilakukan oleh seorang profesional (Ners).
Nightingle (1859): what nursing has to do…is to put the patient in the best condition for nature to act upon him.
Cth: memberikan kondisi alamiah terbaik bagi
klien untuk bernapas normal dengan cara:
Napas dalam
Perubahan posisi
Lingkungan tenang/ tidak ramai
Henderson (1955): The unique function of the nurse is to assist the individual sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its recovery (or peaceful death) that he would perform unaided if he had the necessary strenght, will, or knowledge.
Watson (1979): It is the client who knows what hurts and the facilitator should allow the direction of the therapeutic process to come from the client.
Watson (1979): 10 carative factors
Menerapkan nilai-nilai humanistik dan alturistik dalam merawat pasien.
Menumbuhkan harapan klien.
Perawat memberi kesempatan pada pasien mengekspresikan perasaannya.
Mengembangkan hubungan saling percaya.
Menerima ekspresi perasaaan positif dan negatif.
Menyediakan Mengunakan proses penyelesaian masalah.
lingkungan Meningkatkan proses belajar mengajar melalui proses interpersonal.
biopsikososial dan kultural yang suportif dan protektif.
Membentu pemenuhan kebutuhan dasar.
Memberi kesempatan pada pasien untuk mempelajari fenomena yang terjadi.
King (1982): to help individuals maintain their health…through interpersonal process of action, interaction and transaction.
Roy (1984): nursing aims to increase person’s adaptive respons and to decrease ineffective respons
BENTUK TERAPI KEPERAWATAN
Tindakan yang bersifat alamiah.
Tindakan berupa bantuan untuk melakukan tindakan yang bersifat alamiah tersebut.
Tindakan berupa proses interaksi untuk mempengaruhi klien dan keluarga agar bersedia merubah perilaku/ mengikuti program perawatan.
Tindakan berupa proses interaksi untuk meningkatkan adaptasi klien dengan masalahnya.
Tindakan berupa pendidikan kesehatan agar mampu melakukan bagi diri klien.
Nursing Intervention Classification (NIC)
1993, NIC 336 intervention
1996, NIC 433 intervention
NIC: Standarized language used to describe the treatments that nurses perform
Much of health care is nursing care
Nursing care is crucial to the welfare of Health care recipents.
The impact of nursing care is nearly invisible.
Do actions of nurses make difference to the quality of care?
We need classification of nursing diagnoses, interventions and outcomes.
NANDA, NIC, NOC
Alasan perlunya NIC
1. Standardisasi Nomen Klatur
Istilah/ pernyataan bermacam-macam
Renpra sangat panjang
2. Ekspansi Ilmu Keperawatan
NANDA Standardisasi Intervensi Keperawatan
Outcomes
Kontribusi ilmu pengetahuan
3. Pengembangan sistem infrastruktur
kesehatan
Komputerisasi Standar Intervensi
4. Pendidikan dalam penetapan keputusan.
Diagnosis Body image disturbance
5. Penetapan biaya untuk perawat.
6. Perencanaan fasilitas tenaga.
7. Bahasa yang spesifik dalam keperawatan.
What does a nurse do that is unique
8. Artikulasi sistem klasifikasi dalam pelayanan kesehatan.
International Classification of Diseases (ICD)
TOXONOMY OF NURSING INTERVENTION
Systemic organization of the intervention Labels based upon Simularities into what can be considered a conceptual framework
Level 1: Domains 13 domains
Level 2: Classes 47 classes
Level 3: Diagnoses 172 diagnoses
Level 4: Interventions 433 interventions
DOMAIN: Ruang lingkup kegiatan, studi atau ketertarikan.
KELAS: Suatu subdivisi dari kelompok besar, suatu divisi/ pembagian dari orang atau benda berdasarkan kualitas, peringkat atau tingkat kepentingan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN: Keputusan klinis terhadap individu, keluarga atau komunitas yang merupakan respon terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik aktual maupun potensial dan memberikan dasar terapi dalam pencapaian tujuan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Nursing Intervention
Any treatment, based upon clinical judgment and knowledge, that a nurse performs to enhance patient/ client outcomes.
A direct care intervention
An indirect care intervention
A nurse-initiated treatment
A physician-initiated treatment
Nursing Activities
The spesific behaviors or actions that nurses do to implement an intervention and which assist patients/clients to move toward a desired outcome. Nursing activities are at concrete level of action. A series of activities is necessary to implement an intervention.
B. OBSERVASI KEPERAWATAN
Observasi tanda-tanda vital analisis sehingga mengetahui tanda-tanda dini bahaya yang mungkin terjadi.
Observasi tanda dan gejala adanya masalah fisik.
Observasi tanda dan gejala adanya masalah psikososial.
Analisis pemeriksaan laboratorium sehingga dapat memberi intervensi dan segera mendiskusikan dengan dokter.
C. PENDIDIKAN KESEHATAN
Menjadi peran utama Ners
Problem Solving Approach
Ada Reinforcement
D. TINDAKAN KOLABORASI
Memasang infus
Memeberikan oksigen
Memasang NGT
Dll.
Langganan:
Postingan (Atom)